Setelah rutin mengikuti pendampingan belajar selama satu semester, sebanyak 113 peserta didik di SMA Negeri 7 Semarang lulus UTBK. Jumlah tersebut dua kali lipat dibandingkan peserta didik yang lolos PTN tahun lalu. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tak menjadi penghalang bagi guru untuk membimbing peserta didik menyiapkan ujian masuk perguruan tinggi.
Wakil Kepala Humas SMA Negeri 7 Semarang, Sri Wahyuni mengakui, meski pandemi Covid-19 masih belum usai, prestasi anak harus tetap ditingkatkan. Untuk menyiapkan lulusan yang siap bersaing, ia merangkul semua guru untuk bersedia memberi jam tambahan di luar PJJ. “Jadi guru sukarela meluangkan waktu dan memberi bimbingan intensif sekitar 4 bulan untuk anak-anak kelas 12,” jelasnya kepada Jawa Pos radar Semarang.
Dikatakan, jam tambahan untuk persiapan ujian masuk diadakan secara daring pada siang hari. Untuk peserta didik yang berniat mengikuti ujian saintek dibimbing pada pukul 13.00 selama satu jam. Sedangkan untuk peminat soshum pada jam berikutnya. Hal tersebut secara konsisten diadakan selama 4 bulan berturut-turut. “Bahkan sampai sudah selesai tes, anak-anak masih mau belajar untuk persiapan ini. Jadi ya terus kami bimbing,” imbuhnya.
Tak hanya bimbingan belajar, pihaknya bersama guru bimbingan konseling juga membantu mengarahkan peserta didik ke perguruan tinggi yang diinginkan dan sesuai dengan kapasitasnya. Tahun ini, ia melihat peserta didik di sekolahnya mengikuti pendampingan dengan baik.
Banyak di antaranya yang diterima di kampus bergengsi seperti Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjajaran, hingga Universitas Brawijaya. Selain itu, ia mengakui anak didiknya kali ini lebih berani bertekad untuk menempuh perguruan tinggi di luar daerah. “Paling banyak ke Unnes sampai 40-an, tapi di luar daerah juga nggak kalah banyak. Mereka sudah berani keluar zona nyaman di Semarang,” tuturnya.
Saat ini sebagian peserta didik juga masih banyak yang mengikuti seleksi mandiri. Sri optimistis semua siswanya akan diterima di perguruan tinggi dan mampu bersaing dengan lulusan sekolah lainnya. Semua prestasi yang diraih saat ini tak lepas dari dukungan penuh orang tua. Terlebih, para guru tetap optimal meskipun mengajar melalui siaran langsung secara daring. “Selain dari segi akademik, karakter juga tidak kalah penting. Kami selalu tanamkan itu melalui pembelajaran sehari-hari,” imbuhnya.
Sekolah adiwiyata nasional itu rutin mengedukasi peserta didiknya perihal konservasi alam. Sehingga mereka memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Selain itu, lagu Indonesia Raya pun tak lupa dinyanyikan bersama setiap mengawali PJJ. Lalu dilanjutkan dengan motivasi sebagai penyemangat.
Komentar Pengunjung