SMA SINT LOUIS Semarang, Pandemi Tidak Menghalangi Upgrade Kompetensi

Mengawali tahun ajaran 2021/2022, tanggal 7 Juli 2021 SMA SINT LOUIS Semarang melaksanakan Raker (Rapat Kerja)  yang diagendakan  selama dua hari. Raker hari pertama ini dilaksanakan di Joglo, dalam kompleks Panti Samadi Nazareth, SMA SINT LOUIS, Yayasan PAK dan dikemas kombinasi daring dan tatap muka. Rapat Kerja dibuka oleh Bapak Herybertus Priya Sulistya, S.Si. selaku kepala sekolah SMA Sint Louis Semarang dan disambut oleh Bapak DRS.Siswandi, M.Pd. selaku pengawas cabang dinas I Provinsi Jawa Tengah. Raker diawali dengan IHT ( In House Training) yang dipandu oleh DR. Ario, S.SI, M.Pd, selaku dosen UPGRIS bidang studi Matematika dengan tema  “Peningkatan Kompetensi Guru pada pembelajaran terintegrasi, dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Sint Louis Semarang”.

Dalam salam pembukaannya, Bapak H. Priya Sulistya, mengungkapkan bahwa acara ini bukan untuk unjuk gigi pada masa Pandemi ini, melainkan karena melaksanakan Amanah. Di samping itu Bp. Priya menyadari bahwa dalam situasi pandemi ini, sangatlah sulit bagi para pendidik untuk menuangkan pembelajarannya secara biasa. Dari hal ini Bp. Priya ingin merealisasikan terobosan baru, bagaimana pembelajaran itu bisa diberikan secara efektif, efisien, dan dapat diterima dengan mudah oleh para siswa.  Dikatannya lebih lanjut bahwa dewasa ini sedang berkembang  pemikiran- pemikiran untuk mengintegrasikan  beberapa disiplin ilmu dalam bentuk pembelajaran kolaboratif, namun belum banyak orang yang memahami  bagaimana konsep ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini beliau ingin memperkenalkannya, lewat DR. Aryo S.Si, M.Pd. hal- hal yang terkait dalam pembelajaran kolaboratif dan bagaimana menerapkan pembelajaran kolaboratif itu di sekolah, khususnya di SMA SINT LOUIS Semarang.

Dalam Sambutannya Bapak Drs. Siswandi, M.Pd. mengatakan bahwa Beliau menyambut baik gagasan SMA Sint Louis Semarang untuk mengadakan IHT, meskipun kita masih berada dalam masa pandemi ini. Tentu semua ini harus dilakukan dengan memperhatikan pelaksanaan protokol kesehatan secara sangat ketat. Selain itu beliau juga menyampaikan  Hand Out pembelajaran kolaboratif dan pentingnya Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Base Learning/PBL). Pada kesempatan yang sama Bapak Siswandi menyampaikan apresiasi kepada SMA Sint Louis yang terus berinovasi selama ini. Contohnya dalam kegiatan kolaborasi virtual dan cipta lagu karakter sebagai penguatan karakter siswa di sekolah.

Dalam paparannya, DR. Aryo  menguraikan  bagaimana menyusun  silabus dan RPP Pembelajaran  Berbasis Proyek, dalam bentuk pembelajaran Kolaboratif.  Diingatkan pula bahwa komponen dalam RPP hendaknya mengkuti aturan yang ada. Misalnya dalam tujuan harus memuat kosep ABCD. Audience (A) artinya SIAPA yang menjadi sasaran dari pembelajaran kita. Audience bisa siapa saja peserta pembelajaran, misalnya peserta pelatihan, peserta didik. Behavior (B) adalah PERILAKU apa yang kita harapkan dapat ditunjukkan oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Condition (C) merupakan KONDISI dimana perilaku (behavior) tersebut ditunjukkan oleh peserta didik. Degree (D) adalah KRITERIA atau tingkat penampilan seperti apa yang kita harapkan dari peserta didik. DR. Aryo  juga membentuk peserta dalam kelompok sesuai dengan pembelajaran yang diintegrasikan . Di situ para peserta training diminta untuk membuat Silabus dan RPP terintegrasi.  Hasil dari kelompok ini, nantinya, akan diserahkan ke seksi kurikulum untuk di arsipkan. IHT ini diakhiri  dengan presentasi tiap dan sedikit tanya- jawab tentang pembuatan silabus dan RPP pembelajaaran kolaboratif.

Banyak hal yang bisa kita dicarakan, diskusikan, atau perdebatkan. Akan tetapi hal itu menjadi kurang berarti. Yang jauh lebih penting adalah melaksanakan apa yang sudah dipikirkan. Talk less, do more!

Kontributor : Frans Borgias