Soleh Amin mengatakan ada 9 murid baru kelas X yang tidak mampu dan terdampak Covid. “Mereka perlu kami bantu karena benar-benar membutuhkan. Agar jangan sampai mereka terkendala hanya karena tidak mampu membeli seragam. Selain seragam bagi murid baru, kami juga memberikan bantuan kuota kepada 60 siswa-siswi. Bagi mereka yang tak memiliki handphone pun kami bantu, ada 2 anak yang kami bantu handphone android agar tak terkendala proses belajar mengajar daring,” ungkap Soleh Amin.

Bantuan yang diberikan kepada siswa-siswi tak mampu ini menurut Kepala SMAN 7 Semarang merupakan peran sekolah atas dukungan para orang tua.

“Kami perlu menyampaikan terima kasih atas partisipasi dan dukungan orang tua. Mereka juga ikut berperan aktif membantu siswa-siswi yang tidak mampu di sekolah kami,” ungkap Soleh Amin.

Pihaknya bersyukur, 47,43 persen lulusan SMAN 7 Semarang kemarin diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Oleh karena itu, Soleh Amin ingin siswa-siswi yang ada sekarang bisa mengikuti kesuksesan para pendahulunya. Karena itu pihaknya benar-benar ingin memberikan pendidikan terbaik kepada para muridnya.

Selama Pandemi sekolahnya tetap melaksanakan proses belajar mengajar dalam jaringan. Bagi siswa siswi yang terkendala kuota pun bisa memanfaat wifi sekolah dengan datang ke sekolahan. Mereka diwajibkan mengikuti standar Protokol Kesehatan dalam jumlah terbatas.

Penulis : Humas SMAN 7 Semarang