PRAKTIK PEWARNAAN ECO PRINT DI SMKN SATU ATAP TUNTANG

Eco print merupakan teknik memberi warna dan corak (motif) pada kain, kulit atau bahan lainnya dengan menggunakan bahan alami seperti kulit batang, pohon, daun, bunga atau bagian tumbuhan lainnya yang mengandung pigmen warna. Teknik eco print sendiri dapat dilakukan dengan tiga cara seperti, teknik pounding atau dipukul, teknik steaming atau dikukus dan teknik fermentasi daun.

Pada Senin, 11 April 2022 sampai dengan Kamis, 14 April 2022, jurusan Tata Busana SMK Negeri Satu Atap Tuntang mengadakan praktik pewarnaan eco print untuk yang pertama kalinya. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu praktik tambahan pada mata Pelajaran Pengetahuan Bahan Tekstil. Peserta didik kelas X (sepuluh) sangat antusias dan bersemangat dalam mengikutinya.

Pembuatan eco print tersebut dilakukan mulai dari mewarnai dasar kain menggunakan pewarna alam seperti biji jambe, kulit manggis, kulit delima, daun sirsak, dan lainya. Sedangkan, mordan yang digunakan pada praktik pembuatan eco print kali ini adalah tawas, tunjung dan kapur. Setelah proses pewarnaan dasar kain selanjutnya adalah pembuatan motif eco print dengan teknik pounding. Teknik pounding merupakan teknik pembuatan motif dengan cara dipukul dengan alat berupa palu yang terbuat dari kayu. Bahan yang digunakan untuk membuat motif antara lain daun papaya jepang, daun talok, daun jarak kepyar, daun murbei, daun jarak, daun jati dan daun jambu biji.

Anggita Fortuna Dewi, S.Pd., selaku pembimbing dalam pembuatan eco print mengatakan “Pembuatan eco print ini merupakan salah satu praktik tambahan pada mata pelajaran Pengetahuan Bahan Tekstil untuk kelas X (sepuluh) Jurusan Tata Busana. Saya berharap praktik ini dapat menambah wawasan peserta didik mengenai cara pewarnaan kain alami. Ke depannya saya berharap peserta didik Tata Busana SMKN Satu Atap Tuntang dapat menjadikan kain atau produk eco print sebagai produk kewirausahaan di SMKN Satu Atap Tuntang.”

Salah satu peserta didik kelas X (sepuluh) Tata Busana bernama Selvi Riyani mengungkapkan, “Praktik pembuatan eco print ini sangat membantu menambah wawasan terutama bagi kelas X (sepuluh) yang belum banyak tahu mengenai pewarnaan alami. Praktiknya juga dilakukan dengan menyenangkan dan hasilnya memuaskan.”

SMKN Satu Atap Tuntang berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik dan mengajarkan keterampilan tambahan bagi peserta didiknya. Hal ini dengan harapan agar setelah lulus dari SMKN Satu Atap Tuntang mereka memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di masyarakat. Jika anda berminat untuk menerapkan eco print di sekolah anda, silahkan hubungi SMKN Satu Atap Tuntang. Kami siap berbagi dan menebar ilmu.

 

Penulis: Anggita Fortuna Dewi, S.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang

Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang