SMAHA Traditional Festival: Nguri-Nguri Budaya melalui Permainan dan Makanan Tradisional

Permainan tradisional merupakan salah satu dari sekian banyak kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Saat ini popularitas permainan tradisional di kalangan generasi muda kalah bersaing dengan permainan di gawai maupun komputer. Untuk itu OSIS SMAHA bekerjasama dengan KPOTI (Komunitas Permainan dan Olahraga Tradisional Indonesia) Jateng mengadakan kegiatan untuk memperkenalkan dan melestarikan permainan tradisional melalui STF (SMAHA Traditional Festival). Kegiatan ini menampilkan beragam permainan dan olahraga tradisional dari pulau Jawa, terutama Jawa Tengah.

Jumat (27/5/2022) STF secara resmi telah digelar. Tepat pada pukul 07.45 WIB, kegiatan yang digelar di lapangan parkir SMAHA ini secara resmi dibuka oleh  Bapak Toenggoel Rahso Poernomo, S.Sos., M.M (selaku Kasie SMA SLB), beliau mewakili Bapak Sunarto, S.Pd., M.Pd (Kacabdin wilayah 1 Provinsi Jawa Tengah). Dentuman keras yang berasal dari gong yang dipukul oleh beliau, bersamanaan dengan bunyi kentongan yang dipukul oleh kepala SMAHA, Ibu Etik Ningsih, S.Pd., menandakan kegiatan STF 2022 telah dimulai.

Sebelumnya saat menyampaikan laporan kegiatan, ketua OSIS SMAHA, Najla Widyawasono mengatakan bahwa SMAHA merupakan SMA pertama di Kota Semarang yang mengadakan kegiatan STF. “Semoga kegiatan ini dapat digelar di tahun-tahun berikutnya dengan cakupan yang lebih luas serta dapat menginspirasi sekolah lain untuk turut melestarikan budaya Indonesia melalui permainan tradisional,” tambah Najla.

Kegiatan STF diisi oleh penampilan berbagai pentas seni, stand makanan tradisional khas Jawa Tengah, serta terdapat berbagai pos dolanan tradisional khas Jawa Tengah. Adapun cabang permainan tradisional yang disediakan antara lain Gangsing, Ketapel, Serok Mancung, Terompah Panjang, Panahan Tradisional, Egrang Bambu, Egrang Batok, Rangku Alu, Lari Balok, Sreng, dan Lompat Tali. Permainan diikuti oleh seluruh peserta didik SMAHA kelas X (sepuluh) sampai dengan XI (sebelas). Rupanya ada yang unik di acara tersebut, yaitu alat transaksi yang digunakan dalam stand makanan bukan menggunakan uang secara langsung, melainkan menggunakan uang kreweng (uang yang terbuat dari tanah liat). Banyak sekali makanan khas Jawa Tengah yang disajikan tiap kelas, mulai dari singkong rebus, lemper, lepet, dhawet ayu, tahu bakso, olahan jagung, dan masih banyak lagi.

Antusias para warga SMAHA dalam mengikuti kegiatan ini sangatlah tinggi. Tidak hanya siswa, para guru SMAHA juga tidak mau kalah menjajal berbagai macam permainan tradisional. “Alhamdulillah saya bisa memainkan berbagai permainan tradisional, sambil bernostalgia mengingat masa kecil saya,” tutur salah satu guru SMAHA, Ibu Nunung Kusumawati, S.S. Begitu pula Kania, peserta didik kelas X IPS 2, yang menyampaikan bahwa ia sangat senang dengan adanya kegiatan ini. “Melalui permainan tradisional saya lebih merasakan kebersamaan dengan teman-teman daripada bermain gawai,” tambahnya.

Kegiatan STF ditutup dengan bermain lompat tali secara serempak oleh seluruh peserta didik dan guru, serta pengumuman kategori Kostum Terapik dan Stand Terbaik.

Penulis : Annisa Erwindani, S.Pd., Guru SMAHA Semarang

Editor   : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang