Upacara bendera merupakan salah satu sebuah kegiatan yang digunakan untuk memupuk jiwa nasionalisme pada generasi penerus bangsa Indonesia. Kualitas pelaksanaan kegiatan upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin di SMK Negeri 11 Semarang menurut Bapak Drs. Luluk Wibowo, S.T., M.T. selaku Pembina upacara, mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya. Walaupun petugas upacara bendera kali ini adalah peserta didik kelas X (sepuluh) yang baru saja bergabung di SMKN 11 Semarang, mereka sudah menunjukkan performa yang bagus. Dalam amanat yang disampaikan, SMKN 11 Semarang memiliki kultur atau budaya juara. Setiap peserta didik hendaknya mampu mencapai juara versinya masing-masing. Dari sejarahnya, SMKN 11 Semarang memiliki prestasi yang baik, sehingga jiwa-jiwa bersaing menghadapi tantangan dan perubahan harus ditumbuhkembangkan. Diberikannya kepercayaan dari Direktorat PSMK sebagai sekolah pusat keunggulan, mejadi bukti bahwa SMKN 11 Semarang memiliki jiwa bersaing untuk menghadapi segala tantangan dan perubahan yang terjadi.
Di dalam amanat upacara tersebut Bapak Drs. Luluk Wibowo, S.T., M.T., selain memberikan bintang kebaikan berupa penghargaan terhadap para petugas, beliau juga meminta para pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), Pasukan Khusus dan PMR (Palang Merah Remaja) untuk maju ke tengah lapangan. Beliau memberikan penghargaan kepada para petugas yang ada di lapangan. Beliau juga berharap kepada semua peserta upacara untuk dapat tertib dan rapi dalam memarkirkan motornya. “Lihatlah para petugas OSIS dan Pasukan Khusus yang penuh sukarela menyediakan waktu dan tenaganya, datang lebih awal untuk mengatur ketertiban di lapangan, sehingga kalian hendaknya mampu mengatur dirinya sendiri. Kita harus belajar menghargai orang lain,” ungkap Bapak Drs. Luluk Wibowo, S.T., M.T. Menurut beliau, keberadaan PMR memiliki peran penting yakni selalu sigap menolong peserta upacara yang memiliki kondisi kesehatan kurang dan tidak kuat mengikuti upacara.
Gaya kepemimpinan Bapak Drs. Luluk Wibowo, S.T., M.T., ialah memberikan penghargaan kepada siapa saja yang memberikan kontribusi terhadap setiap kegiatan. Hal ini merupakan salah satu cara penerapan Social Emotional Learning sebagai cara membangun ekosistem sekolah yang menyenangkan. Ekosistem positif yang dibangun bukan sekedar lingkungan fisik, namun justru yang paling berpengaruh adalah ekosistem psikologis. Ekosistem psikologis yang hangat dan saling menghargai menjadi value yang terus diangkat dan digemakan untuk selalu direaliasikan di SMKN 11 Semarang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Azahra Maulida salah satu pengurus OSIS yang ikut dipanggil untuk maju ke tengah lapangan, ia merasa sangat terharu. Tidak disangka bahwa dirinya yang setiap harinya ikut berkecimpung dalam kegiatan mengatur ketertiban sekolah mendapatkan penghargaan seperti itu. Ia merasa bahwa apa yang dilakukan ternyata memberikan manfaat untuk orang lain. Inilah sejatinya pendidikan, menuntun peserta didik kita untuk belajar bahwa dirinya memiliki kebermaknaan hidup. Semoga SMKN 11 Semarang menjadi ekosistem yang terus memanusiakan manusia.
Penulis : Diyarko, M.Pd., Guru SMKN 11 Semarang
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang
Komentar Pengunjung