Penyemaian dan Penanaman Bibit Tanaman Cabai Projek P5

Tanaman cabai (Capsicum Anum L.) adalah tanaman perdu yang memiliki rasa buah pedas. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin di antaranya adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Cabai banyak dibudidayakan masyarakat petani karena harga jualnya tinggi. Membudidayakan cabai dilakukan dengan cara memilih benih dan pembibitan. Sedangkan kriteria benih yang baik adalah benih berasal dari pohon yang sehat, tidak terserang hama dan penyakit. Selain itu benih harus bernas atau berisi serta ukuran benihnya seragam. Kebutuhan benih setiap hektar adalah sekitar 150 sampai dengan 300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 gram. Langkah selanjutnya yakni menyiapkan media semai berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Ketinggian media semai sekitar 20 cm dan panjang 1m. Sebaiknya pada persemaian diberi naungan berupa alang alang atau daun lain agar bibit yang masih muda tidak terkena sinar matahari secara langsung. Selanjutnya benih disebar pada media semai yang sudah dibuat secara merata kemudian ditutup dengan tanah tipis. Agar benih cepat tumbuh perlu dilakukan penyiraman.

Pada fase awal pertumbuhan, tanaman masih dalam tahap penyesuaian diri dengan lingkungan baru. Penyiraman tanaman perlu dilakukan secara rutin setiap hari, terutama pada musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat serta perakarannya dalam, tanaman cukup disiram tiga hari sekali. Bila terdapat banyak gulma perlu dilakukan penyiangan, agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman. Salah satu penyebab gagal panen atau penurunan hasil panen adalah adanya serangan hama dan penyakit. Penyakit yang sering menyebabkan cabai rontok adalah penyakit busuk buah. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian dengan penyemprotan menggunakan pestisida. Agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal dan dapat menghasilkan, perlu dilakukan pembuangan tunas air. Pembuangan tunas air tersebut bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan vegetatif agar tanaman tidak terlalu rimbun, serta menghambat pertumbuhan tinggi tanaman agar mempermudah dalam perawatan serta pemanenan. Pembuangan tunas air juga bertujuan untuk mengurangi kelembaban di sekitar tanaman. Dengan demikian pertumbuhan cendawan akan berkurang serta meningkatkan pertumbuhan generatif (Pracaya 1993).

 

Penulis : Humas SMKN 9 Semarang

Editor    : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang