Perencanaan Berbasis Data di SMKN 4 Semarang : Menuju Sekolah dengan Pembelajaran berkualitas, literasi, numerasi dan karakter unggul

Bertempat di aula SMK Negeri 4 Semarang pada hari Rabu, 23 November 2022 dilaksanakan Workshop Perencanaan Berbasis Data yang diharidiri oleh team Manajemen Sekolah sebanyak 40 guru, termasuk para Wakil Kepala Sekolah dan Ketua Program Keahlian.

Dibuka oleh Drs. H. Bambang Sudjatmiko, M.Si dan diresmikan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I yang dalam hal ini diwaikili oleh Pengawas Pembina SMK Negeri 4 Semarang yaitu Dr. Ahlis Qoidah Noor, S.Pd., M.Pd. maka kegiatan ini berlangsung dengan sangat seru, hikmat dan bermanfaat.

Turut menjadi narasumber adalah Drs.Budi Prasetyo, M.Si. dari Politeknik Negeri Semarang dan juga Dr. Ahlis Qoidah Noor, M.Pd.

Dalam penjelasannya kedua narasumber disampaikan tentang konsep Perencanaan Berbasis Data (PBD) yang secara kegiatan berupa Identifikasi, Refleksi dan Benahi semua permasalahan di sekolah. Kegiatan diawali dengan para peserta menuliskan 3 masalah yang dihadapi sekolah dan bagaimana menyelesaikannya melalui PBD. Diidentifikasi dari Masalah, Mencari Akar Masalah, Mencari Alternatif Solusi dan Mendapatkan Solusi Terbaik. Setiap masalah yang disampaikan oleh peserta dianalisa, dibuatkan benang merah untuk sampai ke titik alternatif solusi terbaiknya melalui beberapa hal. Mulai dari Analisis Kondisi Kinerja saat ini, Identifikasi Masalah, Perencanaan, Program Kegiatan Pengadaan, Monitoring Evaluasi.

Kegiatan Workshop ini adalah satu rangkaian kegiatan SMK dengan Program Skema Pemadanan. SMK Negeri 4 Semarang adalah salah satu SMK Program Keunggulan yang mendapatkan Program tersebut.

Dengan berlandaskan 6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila maka masalah yang terkait Literasi, Numerasi dan Karakter dipindai satu demi satu.

Disampaikan juga bagaimana mengubah sekolah supaya menjadi sekolah yang Merdeka dengan beberapa hal. Belajar sebagai proses yang menyenangkan , guru yang inspiratif, berpusat ke siswa, memanfaatkan IT, kerjasama antar pemangku kepentingan dan pemangku kepentingan sebagai agen perubahan.

Seperti diketahui bahwa profil pendidikan disusun berdasarkan kerangka penilaian yang dikembangkan dari model input, proses dan out tentang kinerja atau efektifitas sekolah.

Disampaikan Ahlis bahwa sekolah dikatakan baik jika memenuhi komponen ini (1) Proses pembelajaran yang berkualitas, (2) Guru-guru yang secara konsisten melakukan refleksi dan memperbaiki praktik pengajarannya, (3) Kepala sekolah yang menerapkan visi, kebijakan, dan program yang berfokus pada kualitas pembelajaran, (4) Iklim sekolah yang aman, (5) Iklim sekolah yang inklusif, (6) Kompetensi guru dalam menguasai keterampilan pedagogik, materi ajar, dan cara mengajarkan materi tersebut, (7) Latar belakang sosial-ekonomi siswa, seperti tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas belajar yang tersedia di rumah.

Sedangkan menurut Budi dalam menganalisa masalah bisa menggunakan Fishbone Diagram. Diagram tulang ikan ini memuat Money, Manpower, Method, Material, Measurement, Environment berbagai cara untuk memecahkan masalah dengan pola tersebut. Bisa juga menggunakan Analisis SWOT, tambahnya.

Penulis : Dr. Ahlis Qoidah Noor, S.Pd., M.Pd.