Banyak perusahaan di Kabupaten Semarang mulai membutuhkan tenaga kerja semenjak kasus Covid-19 mulai melanda. Seiring bertambahnya lowongan pekerjaan khususnya pada perusahaan-perusahaan garmen, Pemerintah Kabupaten Semarang mengadakan pelatihan menjahit gratis untuk 1.000 warganya. Demi suksesnya kegiatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersama Disnaker Kabupaten Semarang menjalin kerja sama dengan 10 Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK), 2 Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) dan 13 SMK di Kabupaten Semarang. Suatu kebanggaan bagi SMK Negeri 1 Pringapus, karena telah digandeng oleh Pemerintah Kabupaten Semarang dan Disnaker Kabupaten Semarang menjadi salah satu training center kegiatan Pelatihan Menjahit 1.000 Calon Tenaga Kerja. Dikomandoi oleh Ketua Jurusan Tata Busana, yaitu Arifah Royani, M.Pd., kegiatan ini juga turut disukseskan seluruh guru dan karyawan jurusan Tata Busana SMKN 1 Pringapus.
Kegiatan pembukaan hari pertama disambut dengan semangat dan antusias 50 peserta Pelatihan Menjahit 1.000 Calon Tenaga Kerja. Didampingi Kepala SMKN 1 Pringapus Bapak Imam Syafi’i, S.TP., hadir pula Kepala Disnaker Kabupaten Semarang Bapak Taufiqur Rahman dan juga perwakilan Dudika Ungaran Sari Garment yakni Bapak Cipto Santoso. Lima puluh peserta yang telah dinyatakan memenuhi persyarataan dapat mengikuti Pelatihan Menjahit selama 14 hari, dimulai tanggal 26 Oktober hingga 14 November 2022. Syarat mengikuti pelatihan ini di antaranya adalah berusia 18-35 tahun, minimal lulusan SMP, ber-KTP Kabupaten Semarang dan belum bekerja. Dengan durasi waktu 14 hari, peserta diberikan materi menjahit kerah kemeja, saku, manset, memasang lengan dan juga menjahit kelim. Tak hanya itu, setiap hari Jumat para pelatih yaitu guru-guru Tata Busana SMKN 1 Pringapus mengajak peserta pelatihan untuk senam bersama guna meningkatkan kebugaran jasmani dan diharapkan bisa lebih fokus dalam mengikuti proses pelatihan menjahit.
Tidak sedikit keuntungan yang diperoleh para peserta Pelatihan Menjahit 1.000 Calon Tenaga Kerja. Karena selain mendapatkan keterampilan menjahit mereka juga mendapatkan BPJS Ketenagakerjaan dan sertifikat pelatihan yang dapat digunakan untuk melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan garmen yang telah menjalin MOU dengan Disnaker Kabupaten Semarang. Meskipun banyak dari perusahaan garmen lebih berminat untuk mempekerjakan karyawan perempuan, namun dengan bekal keterampilan yang dimiliki peserta pelatihan menjahit yang mayoritas adalah laki-laki, setidaknya sudah 50 persen dari mereka berhasil masuk dan mulai bekerja di beberapa perusahaan garmen. Selain mengisi lowongan-lowongan pekerjaan di perusahaan garmen, diharapkan para peserta pelatihan menjahit juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat di sekitarnya.
Penulis : Imam Syafi’i S.TP., Kepala SMKN 1 Pringapus
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang
Komentar Pengunjung