Belajar dan Bermain Secara Menyenangkan, Mengapa Tidak ?

Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, mengajar sesungguhnya adalah memotivasi, membangkitkan gairah siswa untuk belajar sehingga suasana belajar menjadi lebih bemakna dan menyenangkan dengan semua unsur kemeriahan. Oleh karena itu dalam pembelajaran Biologi, guru harusnya dapat membuat skenario pembelajaran yang menarik, menyenangkan sehingga siswa aktif mengikuti pembelajaran. Belajar dan bermain? Apakah bisa diterapkan pada siswa jenjang SMA bersamaan pada saat pembelajaran? Inovasi dan kreatifitas seorang guru harusnya lebih banyak dikembangkan agar proses pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan, khususnya pada pelajaran biologi yang menitikberatkan pada suatu proses penelitian terkait fenomena-fenomena alam di lingkungan sekitar. Penerapan metode ilmiah juga panca indera dalam menemukan konsep-konsep sains Biologi dalam pembelajaran mutlak dilakukan.

Sebagai guru Biologi di SMA Negeri 11 Semarang, penulis berupaya menerapkan salah satu alternatif pembelajaran yang memadukan unsur bermain tanpa mengurangi arti penting dari belajar yang sesungguhnya adalah pembelajaran Quantum kerangka TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan) berbantuan permainan tradisional dakon pada materi pencemaran lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas X (sepuluh) MIPA 7 SMAN 11 Semarang. Porter, et al., (2010) menyebut bahwa pengajaran Quantum adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di sekitar lingkungan siswa secara meriah dengan segala situasi dan kondisi mendukung proses belajar. Beberapa pertanyaan pasti akan muncul. Di mana siswa akan lebih banyak bermain dakon ataukah belajar? Dakon bukanlah sekedar permainan, akan tetapi permainan ini merupakan permainan tradisional yang kaya dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Secara alamiah permainan tradisional mampu menstimulasi berbagai aspek-aspek perkembangan anak yaitu motorik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, spiritual, dan nilai/moral (Misbach, 2006). Hal ini sesuai dengan konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yang memasukkan unsur kebudayaan dalam permainan anak. Permainan tradisional memiliki manfaat melatih tabiat tertib dan teratur, juga mengandung nilai-nilai pendidikan baik dalam sisi fisik maupun psikologis. Oleh karena itu permainan tradisional dapat digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Pengajaran Quantum dilakukan dalam lingkungan kelas menggunakan kit/bahan-bahan autentik bentuk pencemaran dan juga gambar beberapa bentuk pencemaran lingkungan. Permainan dakon sebelumnya telah dimodifikasi sedemikian rupa dan diberikan beberapa kartu soal (mulai dari soal dengan tingkat berfikir C1 sampai C6) berkaitan dengan materi pembelajaran, mengaitkan peristiwa atau kejadian-kejadian yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari guna mengembangkan kemampuan HOTS siswa. Dalam menjawab beberapa pertanyaan pada kartu soal siswa juga diarahkan pada keterampilan berpikir abad 21 yang dirumuskan menjadi tiga keterampilan umum yaitu keterampilan personal, keterampilan terkait komunikasi dengan anggota kelompok, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah (Susilo, 2011).

Implementasi permainan tradisional dakon dalam pembelajaran dapat membentuk karakter siswa. Charlton (2005) mengemukakan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan metode bermain kartu dapat mempercepat proses pemahaman siswa, siswa dilatih kemampuan verbal untuk dapat mencari tahu dan menjawab pertanyaan pada kartu soal. Pengajaran Quantum kerangka TANDUR yang diterapkan menekankan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered learning) disertai unsur-unsur penanaman sikap siswa. Siswa kelas X MIPA 7 SMAN 11 Semarang tahun pelajaran 2021/2022 dirangsang untuk dapat bekerja sama, bertanggung jawab untuk bisa menjawab secara mandiri pertanyaan yang diberikan kelompok penjaga melalui kartu soal dalam permainan tradisional dakon.

Penerapan metode bermain ternyata terbukti tidak hanya dapat diterapkan pada siswa usia TK, SD ataupun SMP saja, melainkan bila seorang guru dapat mengemasnya dengan baik dan sedikit modifikasi dalam bermain tentunya dapat pula diterapkan dengan efektif pada siswa di jenjang SMA. Permainan tradisional dakon berbantuan kartu soal yang digunakan dalam pengajaran Quantum kerangka TANDUR dapat digunakan pada materi biologi lain atau bahkan mata pelajaran lain dengan mengganti pertanyaan pada kartu soal. Oleh karena itu, model pengajaran Quantum kerangka TANDUR berbantuan permainan tradisional dakon dapat digunakan sebagai salah satu alternatif suatu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru di sekolah.

 

Penulis : Johan Tri Bayuntoro, M.Pd., Guru SMAN 11 Semarang

Editor   : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang