Tim Konten Kreator dan Jurnalistik SMA Negeri 1 Tuntang menyambangi kediaman Slamet Hermawan atau yang sering dikenal dengan wawan kopi. Wawan merupakan salah satu petani muda sekaligus owner dari Kopi Pinanggih di wilayah Banyubiru, Kabupaten Semarang. Kunjungan ini dalam rangka projek pembuatan video dokumenter dari Badan Pusat Statistik Sensus Pertanian 2023. Pada projek ini siswa-siswi mendokumentasikan mengenai petani inovatif dan juga berpengaruh di Indonesia. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Tuntang juga mendapatkan edukasi mengenai pertanian kopi dari hulu hinggga hilir. Sebagai petani kopi, Wawan memberikan gambaran dan praktik mengenai perawatan kopi di bagian hulu, seperti tanah yang harus disiapkan, merawat pohon hingga tata cara petik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memetik atau memanen kopi haruslah dipetik satu per satu, perlahan namun pasti agar menjaga pohon kopi dari kerusakan hingga memastikan buah yang harus dipanen yang sudah benar-benar merah. “Kita memberikan edukasi untuk petik merah kepada para petani, awalnya sulit karena semua ingin cara cepat dan untung cepat, namun pelan tapi pasti bisa dimengerti,” tutur Slamet Hermawan. Selain perawatan dan tata cara petik kopi, siswa-siswi SMA Negeri 1 Tuntang juga berkesempatan untuk membuat kopi hingga mencicipinya. Sebuah pengalaman yang jarang ditemui Ketika pertama kali cara membuat kopi diperlihatkan. Keahlian brewing kopi yang dimiliki Wawan sudah tidak diragukan, hal ini dikarenakan dia telah tersertifikasi sebagai barista. Ilmu tersebut sedikit demi sedikit diajarkan pada kunjungan tersebut.
“Biasanya kita hanya melihat di kafe atau iklan aja, tapi sekarang bisa belajar langsung,” tutur Sultan Amanullah salah satu anggota tim Kreator dan Jurnalistik SMA Negeri 1 Tuntang. Tim yang dipimpin oleh Gabriela Krsitin Fransisca memotret inovasi pertanian yang dilaksanakan oleh Wawan. Banyak hal menjadi fokus guna menggambarkan inovasi yang dilaksanakan. Mulai dari penentuan rasa kopi, pengemasan hingga daur ulang kopi tersebut. Setiap bagian kopi seakan tidak menjadi sampah, bahkan kulitnya juga ikut menjadi nilai ekonomis karena digunakan untuk pakan ternak. Kepala sekolah juga ikut menyoroti kegiatan tersebut. “Menurut saya ini hal yang luar biasa, terjun ke lapangan memberikan siswa pengalaman langsung. Terlepas dari adanya kompetisi, setidaknya siswa mampu bersentuhan langsung dengan para pegiat atau narasumber,” ungkap Agus Setiyono, S.Pd., M.Pd.B.I., Kepala SMA Negeri 1 Tuntang. Mengingat pentingnya promosi digital siswa-siswi SMA Negeri 1 Tuntang juga ikut membantu untuk memotret dan ikut mempromosikan produk UMKM di lingkungan Kabupaten Semarang, khususnya Kopi Pinanggih milik Slamet Hermawan ini. Video dapat dilihat melalui tautan berikut https://www.youtube.com/watch?v=0oaTTBauj8I.
Penulis : Humas SMAN 1 Tuntang
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang
Komentar Pengunjung