Workshop Pendidikan Sebaya (Pear Education) di SMAN 5 Semarang 

Senin, 11 Desember 2023, SMAN 5 Semarang mengadakan sebuah perhelatan edukasi yang menggugah pikiran dan perasaan. Kegiatan ini dinamai Workshop Pendidikan Sebaya (Pear Education) yang dipandu oleh Narasumber Muslikah, S.Pd, M.Pd. Kegiatan yang diikuti oleh 29 siswa kelas X dan XI SMAN 5 Semarang, menjadi awal bagian perjalanan menuju kesejahteraan mental yang lebih baik.

Acara dibuka dengan kegiatan ice-breaking yang mengundang partisipasi aktif dari peserta. Dalam momen tersebut, Narasumber mengajak peserta untuk mengapresiasi dan mengikuti arahannya, menunjuk salah satu siswa, Najwa. Pertanyaan dan diskusi pun digelar, mulai dari alasan mendaftar sebagai konselor sebaya hingga motivasi masing-masing peserta.

Salah satu sorotan utama dalam acara tersebut adalah penilaian kondisi kebahagiaan para peserta. Dalam skala 1-10, mereka diminta menilai kebahagiaan mereka pada pagi hari itu. Hasilnya, rata-rata skor berada di kisaran 2-4. Sebuah insight muncul saat ditanya apa yang membuat mereka bahagia, di mana jawaban sederhana mengenai pertemuan dengan orang terkasih atau beban pikiran yang sedang dihadapi menggambarkan dinamika emosi di kalangan remaja.

Diskusi mengenai komunikasi antar remaja pun terjadi, di mana mayoritas siswa cenderung cerita kepada teman dekatnya atau kepada orang tua. Namun, hasil riset menunjukkan bahwa sebagian remaja masih merasa kurang terbuka dalam berbagi cerita.

Konsep konselor sebaya sebagai pilar penting dalam mendukung kesejahteraan mental turut ditekankan dalam workshop ini. Mereka adalah individu yang terpilih untuk memberikan layanan kepada rekan sebayanya dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan pribadi.

Berdasarkan hasil workshop, diharapkan terbentuknya komunitas konsultan remaja atau peer education di lingkungan sekolah. Peserta didik yang terlibat mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari narasumber dan guru BK, serta aktif dalam membantu dan mengevaluasi teman-teman mereka.

Persyaratan untuk menjadi konselor remaja juga disampaikan, di antaranya adalah kemampuan menjaga rahasia sebagai hal yang krusial. Kegiatan konselor mencakup berbagai aspek, mulai dari memberikan layanan klasikal hingga membimbing teman dalam diskusi kelompok.

Bagian praktik menjadi pendengar yang baik memberikan wawasan pengalaman menjadi pendengar yang mengangkat berbagai perasaan, mulai dari kegembiraan hingga ingin memberikan respons yang lebih aktif.

Workshop ini tidak hanya mengajarkan keterampilan menjadi konselor yang baik, tetapi juga sikap menerima, kejujuran, ketulusan, dan kepedulian. Lima keterampilan utama yang diajarkan adalah kehadiran, posisi duduk yang kondusif, bahasa tubuh, pemahaman, dan respons yang efektif dalam berkomunikasi.

Semoga workshop ini bukan hanya menjadi acara sekali waktu, melainkan memicu gerakan bagi kesejahteraan mental di kalangan remaja. Melalui adanya komunitas konsultan remaja, diharapkan akan terbentuk lingkungan yang lebih inklusif dan peduli terhadap satu sama lain.

Penulis : Humas SMAN 5 Semarang.

Editor : Annisa Erwindani, S.Pd. Guru SMA Islam Hidayatullah.