Harmonikan Budaya SMK Menuju Poros Maritim Dunia dengan Implementasi P5 Taruna NKN SMK Negeri 10 Semarang

Semarang – Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar. Proyek ini dilakukan untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar pancasila. Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, P5 ini adalah kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi. Juga sebagai upaya mewujudkan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Penerapan P5 ini didasarkan pada kebutuhan masyarakat atau permasalahan di lingkungan satuan pendidikan. Artinya, para pelajar diajak untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

Dalam pengimplementasiannya peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Sederhananya, P5 dijadikan sebagai sarana belajar yang mendorong peserta didik berperilaku kompeten, berkarakter, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Kompetensi Keahlian Nautika Kapal Niaga SMK Negeri 10 Semarang yang merupakan jurusan bidang kemaritiman dimana sesuai tuntutan kurikulum pendidikan dan pelatihan Perhubungan (Pembinaan Karakter dan Simulasi Kehidupan Kapal di Kampus) serta dalam rangka penerapan budaya kerja bidang kemaritiman telah berupaya untuk mengkolaborasikannya dengan penerapan P5 dalam Kurikulum Merdeka. Aksi nyata kolaborasi ini adalah mensinergikan ketiganya dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan karakter. Kegiatan ini terwadahi dalam Batalyon Taruna Laut “ Yos Sudarso”.

Berbagai kegiatan telah direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi dalam rangka tercapainya kegiatan yang terarah, terukur dan berkesinambungan. Baru-baru ini telah dilaksanakan kegiatan Implementasi dari Profil Pelajar Pancasila yang dikemas dalam Pengukuhan Taruna Muda dan Taruna Madya yang merupakan kegiatan akhir dari rangkaian kegiatan Pembinaan Mental dan Pemantapan (Bintaltap) dimana kegiatan ini meliputi pengenalan kompetensi keahlian, PBB, PPM, dinas staf, penguatan karakter imtaq, Kepemimpinan yang kreatif, inovatif dan bertanggung jawab, Implementasi Tata Tertib Sekolah dalam Dunia Ketarunaan, Olah raga bersama, pembaretan dan diakhiri pengukuhan.

Dalam acara pengukuhan Taruna Muda dan Taruna Madya yang dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Desember 2023, sebagai Pembina upacara adalah Drs. Agus Subiyanto, M.Si  selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas yang mewakili Kepala Sekolah dan dihadiri oleh manajemen sekolah, bapak ibu guru karyawan dan undangan dari orang tua wali Taruna Muda (Klas X) dan Taruna Madya (Klas XI). Upacara diawali dengan tarian ksatria muda penjaga nusantara dan 3 bidadari pembawa Tirta Perwitasari. Tari ini mengilustrasikan dalam babad Mahabarata ada sebuah lakon terkenal. Judulnya Dewa Ruci. Dimana diceritakan bahwa Bima adalah salah satu dari lima anggota keluarga Pandawa. Ia berniat mencari air kehidupan yaitu Tirta Perwitasari. Jika berhasil, Bima akan memiliki kekuatan tak tertandingi. Ini menggiurkan. Akan tetapi, untuk memperoleh Tirta Perwitasari bukanlah hal yang mudah. Dari Resi Durna, guru Bima, diketahuilah bahwa air itu ada di samudra terdalam dan dijaga oleh seekor naga raksasa, namanya Nemburnawa. Alih-alih ciut nyalinya, Bima justru tertantang dan segera berangkat menyelami samudera. Dalam kesunyian kedalaman samudera, tiba-tiba Nemburnawa menyerang dan menghempaskan tubuh Bima. Pertempuran sengit keduanya pun tak terhindarkan. Meski kewalahan, Bima berhasil menancapkan Kuku Pancanaka ke dalam tubuh Nemburnawa. Pada akhirnya, naga raksasa itu pun kalah. Suasana pun mendadak sepi. Tiba-tiba munculah sesosok makhluk mungil yang berpenampilan sama persis dengan Bima. Kemudian, diakhir cerita sosok ini mengatakan “Aku adalah Dewa Ruci. Lagipula mengapa engkau mencari air itu? Engkau tidak perlu mencarinya karena air itu telah ada di dalam dirimu. Tirta Perwitasari adalah jati dirimu sendiri.”

Bagai sebuah ilustrasi menceritakan bahwa para taruna yang digembleng sedemikian rupa di kawah candradimuka SMK Negeri 10 Semarang sudah sepatutnya memiliki semangat dan tekat yang kuat dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan dilandasi karakter dan kompetensi yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Tiga putri yang membawa Tirta Perwitasari mengilustrasikan 3 kuatan yang memiliki jati diri masing-masing, pertama kekuatan institusi SMK Negeri 10 Semarang, Kedua, kekuatan para taruna sebagai bagian dalam pendidikan dan yang Ketiga, kekuatan sthekholder atau pengguna yang saling mendukung, berkolaborasi untuk disatukan bersinergi mengharmonikan budaya SMK menuju poros maritim dunia demi kejayaan almamater, bangsa dan negara.

Pengukuhan ditandai dengan secara simbolis penyematan baret kepada 2 perwakilan taruna dan pemercikan tirta perwitasari oleh Pembina upacara. Setelah upacara selesai dimeriahkan dengan penampilan pesilat siswa-siswi yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler, yel-yel jurusan, persembahan lagu untuk menyambut hari Ibu dan terakhir penyematan baret oleh orang tua masing-masing taruna yang mengingatkan bahwa kebersamaan dan kerukunan dalam sebuah keluarga akan menjadi “rumah” yang menghangatkan untuk melepas lelah setelah seharian bekerja atau bersekolah, menumbuhkan rasa percaya diri anak, mempererat ikatan emosional, mencegah pengaruh buruk dari lingkungan luar dan memberikan kenangan yang indah.

Dengan kegiatan ini diharapakan para taruna memahami pentingnya pendidikan karakter dalam menciptakan manusia yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia, dan memiliki kepribadian yang positif agar mampu mengelola dan mengambil peran dalam membangun bangsa yang hebat dan bermartabat.

SMK Bisa, SMK Hebat, Vokasi Kuat, Menguatkan Indonesia.

Penulis : T. Harry Sulistianto, S.Pd, M.Si

Editor  : Humas SMKN 10 Semarang