SMKN 10 Semarang Undang Narasumber Kompeten Guna Optimalisasi PMM

Semarang, 24 Desember 2023. SMKN 10 Semarang mengundang Ibu Sri Hartati, S.Pd, M.Pd, Widyaprada dari Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, untuk berbicara dalam acara Musyawarah Rencana Pengembangan Sekolah (Musrenbang) yang diselenggarakan pada hari Jumat, 22 Desember 2023.

Dalam acara yang dihadiri oleh para guru dan tenaga kependidikan SMKN 10 Semarang, Ibu Sri Hartati memberikan materi mengenai “Strategi Penguatan Kurikulum Merdeka Melalui Optimalisasi PMM” (Platform Merdeka Mengajar).

Ibu Sri Hartati menguraikan lima indikator yang menjadi landasan bagi terjadinya transformasi satuan pendidikan. Pertama, satuan pendidikan harus berpihak kepada tumbuh kembang murid, mengutamakan pengembangan potensi dan kebutuhan individual setiap siswa. Kedua, satuan pendidikan diharapkan mampu mengembangkan budaya refleksi berbasis data, memanfaatkan data untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.

Indikator ketiga adalah peningkatan hasil belajar murid, terutama dalam kompetensi fondasi seperti literasi, numerasi, dan karakter. Satuan pendidikan diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan, dan inklusif, menerima berbagai bentuk keberagaman sebagai kekayaan bagi pembelajaran.

Terakhir, Ibu Sri Hartati menekankan pentingnya satuan pendidikan menjalin kemitraan dengan orangtua/wali. Hal ini dianggap sebagai langkah strategis untuk mendukung perkembangan pendidikan siswa secara menyeluruh.

Lebih lanjut narasumber menambahkan bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan dukungan yang signifikan bagi implementasi Independensi Kepala Sekolah dan Guru dalam Mengembangkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

Dukungan ini mencakup berbagai strategi yang dirancang untuk memperkuat peran guru dan kepala sekolah dalam merespons dinamika pendidikan. Guru dan kepala sekolah diimbau untuk mengembangkan keterampilan secara mandiri melalui Platform Merdeka Mengajar, mengikuti Seri Webinar untuk mendalami Kurikulum Merdeka, serta berpartisipasi aktif dalam komunitas belajar guna berbagi pengalaman dan mendiskusikan praktik terbaik.

Mereka juga diajak untuk memanfaatkan narasumber yang direkomendasikan dalam memahami praktik baik pembelajaran. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, disediakan Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk) sebagai saluran komunikasi, dan ditekankan pentingnya kerjasama dengan mitra pembangunan untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

Semua upaya ini diarahkan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan mendukung, memastikan bahwa guru dan kepala sekolah dapat berhasil mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan efektif guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Bu Sri Hartati menyajikan alternatif strategi untuk mengatasi tantangan dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan Mata Pelajaran (PMM). Salah satu strategi yang diusulkan adalah One Week Challenge, di mana guru dan tenaga kependidikan diundang untuk melakukan pelatihan mandiri di PMM selama satu minggu, dari proses belajar hingga unggah aksi nyata. Selain itu, terdapat juga One Day One Topic dan Weekend Challenge, di mana kegiatan pelatihan mandiri di PMM dilakukan secara bersama pada akhir pekan, seperti contohnya pada hari Jumat, dengan durasi berkisar antara 30 hingga 60 menit dan berbasis kelompok (MGMP sekolah).

Strategi berikutnya adalah Hari PMM Sekolah, di mana dipilih hari tertentu di mana seluruh guru dan tenaga kependidikan dapat melakukan pelatihan mandiri di PMM secara bersama, juga berbasis kelompok (MGMP sekolah) dengan durasi yang disesuaikan. Selanjutnya, ada SAMI SAGU SAVI (Satu Minggu Satu Guru Satu Video), SAMI SAGU DUVI (Satu Minggu Satu Guru Dua Video), SAMI SAGU TIVI (Satu Minggu Satu Guru Tiga Video), dan SARI SAGU SAVI (Satu Hari Satu Guru Satu Video) sebagai inisiatif yang melibatkan pembuatan video oleh guru sebagai bagian dari kegiatan pelatihan di PMM.

Narasumber juga menjelaskan bahwa kemajuan pelaksanaan PMM diukur melalui akumulasi durasi waktu yang dihabiskan oleh guru dalam melaksanakan aktivitas pelatihan di PMM. Strategi-strategi ini diharapkan dapat memberikan alternatif yang bervariasi dan fleksibel dalam mendukung progres PMM sekolah, menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis, dan meningkatkan kualitas pengajaran secara keseluruhan.

Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd, dengan antusias menyambut ajakan dari narasumber terkait optimalisasi penggunaan Platform Merdeka Mengajar (PMM) oleh para guru. Sebagai langkah konkret, sekolah telah memprogramkan inisiatif “Satu Minggu Dua Topik” sebagai upaya percepatan pemanfaatan PMM di lingkungan SMKN 10 Semarang.

Dengan harapan bahwa program ini akan menjadi langkah strategis untuk mendukung guru dalam mengoptimalkan PMM, Kepala Sekolah berharap agar inisiatif ini dapat membawa dampak positif terhadap kualitas pembelajaran di SMKN 10 Semarang. Dengan adanya program Satu Minggu Dua Topik, diharapkan guru dapat lebih intensif dan efektif dalam memanfaatkan PMM untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

Penulis : Anni Rahayuningsih, S.Hum, Tenaga Perpustakaan SMKN 10 Semarang