Kenapa dalam Pembelajaran Olahraga Diawali dan Diakhiri dengan Berdo’a ?

Pendidikan olahraga (Sports Education) adalah kurikulum dan model pengajaran yang dirancang untuk penyampaian program pendidikan jasmani di tingkat sekolah dasar dan menengah. Pendidikan olahraga dapat membuat kita senang berolahraga baik di dalam maupun di luar ruangan. Lebih kompleksnya, pendidikan olahraga adalah pendidikan yang dilaksanakan sebagai bagian dari proses pendidikan untuk mengembangkan dan membina potensi jasmani dan rohani seseorang sebagai individu atau anggota masyarakat. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) pada dasarnya adalah suatu jenis pendidikan yang memanfaatkan latihan jasmani untuk menghasilkan peningkatan kualitas seseorang secara menyeluruh, termasuk kesejahteraan fisik, mental, dan emosional.

Secara istilah, doa adalah permohonan atau permintaan dari seseorang hamba kepada Tuhan dengan menggunaka nlafal yang dikehendaki dan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan, atau meminta sesuatu sesuai dengan hajatnya atau memohon perlindungan kepada Allah SWT. Doa yang dimaksud di sini suatu aktivitas ruhaniah yang mengandung permohonan kepada Allah SWT. Melalui lisan atau hati, dengan menggunakan kalimat-kalimat atau pernyataan-pernyataan khusus sebagaimana yang tertulis pada al-Qur‟an, as-Sunnah ataupun keteladanan para sahabat Rasulullah SAW, dan orang-orang yang saleh. Dengan penuh harapan agar doa-doa yang dimohonkan akan segera dikabulkan.

Lalu apa hubungan olahraga dengan berdo’a?

Psikologi mengenal teori Hierarki Kebutuhan yang dikemukakan Abraham Maslow. Di dalamnya disebutkan bahwa kebutuhan tertinggi seseorang adalah aktualisasi diri. Pengalaman puncak menjadi sebagai salah satu cara untuk mencapai aktualisasi diri tersebut. Pengalaman puncak merupakan suatu pengalaman mistik mengenai perasaan dan sensasi mendalam, baik secara psikologis maupun fisiologis. Hal ini mencakup unsur-unsur spiritual yang dapat membuat seseorang merasa lebih tenang untuk mengekspresikan diri apaa danya dan membuat dirinya lebih mampu memandang sekitarnya dengan lebih luas. Biasanya, seseorang yang mampu mencapai aktualisasi diri ini lebih bersikap demokratis, berpendirian kuat, sederhana, serta lebih menghargai privasinya. Dillon dan Tait melakukan penelitian tentang hubungan spiritualitas dengan olahraga tim. Sementara itu, Vernacchia dkk., meneliti tentang karakteristik psiko social atlet Olimpiade. Keduanya mengidentifikasi bahwa spiritualitas dapat meningkatkan kinerja olahraga dan memberikan kontribusi untuk pertumbuhan pribadi serta kesejahteraan pada pelaku olahraga (pemain). Spiritualitas telah terbukti memengaruhi motivasi pemain yang berujung pada meningkatnya performa.

Berdo’a sebelum pelaksaan atau saat memulai suatu pembelajaran saya rasa sudah menjadi hal wajib bagi Bapak/Ibu Guru yang berada di dunia Pendidikan. Tidak hanya saat belajar, berdoa juga dianjurkan bagi siapapun yang akan melaksanakan kegiatan apapun. Dalam pembelajaran Olahraga di sekolah khususnya di SMK Negeri 10 Semarang Pembelajaran Olahraga di mulai dengan berdoa dan diakhiri dengan berdoa.

Tujuannya apa ?

Tujuan berdoa di awal pembelajaran, adalah:

  1. Menanamkan nilai karakter religius
  2. Memupuk sikap toleransi dan tali silaturahmi antara teman sekelas dengan berbagai agama yang dianut.
  3. Dimudahkan dalam memahami Pelajaran, diberi Kesehatan dan keselamatan saat beraktifitas fisik
  4. Melatih Kesehatan mental

Tujuan berdoa di akhirpembelajaran, adalah:

  1. Supaya mendapat ridha dari Allah SWT, sehingga ilmu yang didapatkan bisa member manfaat ke diri sendiri dan orang lain
  2. Melatih kedisiplinan dan tanggungjawab
  3. Sebagai wujud bersyukur dalam pelaksanaan olahraga berjalan dengan baik dan tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Olahraga dan doa merupakan dua hal yang dapat dikaitkan dalam suatu kegiatan fisik. Dengan olahraga membantu manusia untuk terus mengembangkan sebuah kehidupan yang baik. Kehidupan yang baik selalu ditinjau dari aspek fisik dan mental. Aspek fisik dari olahraga adalah melakukan latihan-latihan kebugaran dalam aneka bentuk olahraga. Kesehatan fisik menjadi salah satu menunjang kesehatan mental. Sedangkan, kesehatan mental merupakan unsure rohani dari kehidupan manusia. Kesehatan secara fisik mendorong manusia untuk dapat menumbuhkan kesehatan mental atau batiniah. Doa menjadi ekspresi manusia untuk tahu bersyukur atas kesehatan fisik yang dialami. Untuk, membentuk kepribadian manusia untuk tahu bersyukur atas talenta secara khusus talenta yang berkaitan dengan keolahragaan.

Olahraga dan doa merupakan kesatuan dua unsur yang berbeda dalam aktivitas fisik dan batiniah manusia yang dapat membantu manusia untuk terus menerapkan pola hidup sehat fisik dan batiniah atau kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa didukung oleh aktivitas fisik dalam hal ini olahraga yang mengarah pada pencapaian keutuhan jiwa dan raga, rohani dan jasmani. Sehingga, diharapkan dapat membantu pengembangan karakter manusia kearah yang positif. Manfaat olahraga bagi tubuh manusia berfungsi bukan hanya sebagai penyembuhan secara kuratif, tetapi jauh lebih besar sebagai penyembuhan secara preventif. Kajian psikologi peran olahraga untuk perkembangan mental manusia menduduki peran yang strategis dalam keseimbangan dan pembentukan karakter seseorang. Selain itu olahraga memiliki nilai-nilai filosofi bagi kehidupan manusia dalam kehidupan sosial. Tentu saja nilai-nilai olahraga itu tidak bisa dipandang sebelah mata dalam kontek kemasyaraktan. Mencermati penjelasan di atas, tentunya olahraga sangat fleksibel dengan kehidupan ini, apalagi jika di kaitkan dengan kehidupan keagamaan. Tentu saja sangat tidak mungkin olahraga bertentangan baik dalam kemanfaatanya maupun nilai-nilai yang terkandung dalam olahraga.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Agung Fitrianto, S.Pd., Guru Mapel PJOK

Editor: Tim Humas dan Literasi