Penerapan Flowchart Sebagai Dasar Pengembangan Dengan Bahasa Pemrograman Kotlin untuk Peserta Didik Kelas X RPL

Algoritma adalah urutan langkah-langkah yang logis dan sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah atau melakukan suatu tugas. Algoritma merupakan dasar dari pemrograman, karena algoritma dapat diubah menjadi kode yang dapat dimengerti oleh komputer. Untuk membuat algoritma yang baik, kita perlu memahami logika dan struktur dari proses atau fungsi yang ingin kita lakukan.

Salah satu cara untuk memahami algoritma dengan lebih baik adalah dengan menggunakan flowchart. Flowchart adalah alat visual yang digunakan untuk merepresentasikan algoritma secara grafis. Dengan menggunakan flowchart, kita dapat melihat secara jelas langkah-langkah yang diperlukan dalam sebuah proses atau fungsi, serta hubungan dan arah antara langkah-langkah tersebut. Flowchart membantu kita memahami logika algoritma dengan lebih mendalam sebelum mengimplementasikannya dalam bentuk kode.

Flowchart menggunakan simbol-simbol yang bermakna untuk menunjukkan langkah-langkah dalam algoritma. Beberapa simbol dasar yang umum digunakan dalam flowchart meliputi:

  • Kotak: Mewakili langkah-langkah atau proses dalam algoritma, seperti perhitungan, penugasan, atau operasi lainnya. Kotak biasanya berisi teks yang menjelaskan langkah atau proses tersebut.
  • Panah: Menghubungkan simbol-simbol dan menunjukkan arah aliran dari algoritma. Panah menunjukkan urutan eksekusi dari langkah-langkah dalam algoritma.
  • Rombus: Digunakan untuk percabangan (pengambilan keputusan) dalam algoritma. Rombus biasanya berisi pertanyaan atau kondisi yang harus dipenuhi untuk memilih salah satu dari dua atau lebih jalur yang berbeda. Panah keluar dari rombus menunjukkan pilihan yang mungkin berdasarkan hasil dari pertanyaan atau kondisi tersebut.
  • Oval: Mewakili awal atau akhir algoritma. Oval biasanya berisi kata “Start” atau “End” untuk menandai titik masuk atau keluar dari algoritma.
  • Paralelogram: Digunakan untuk input atau output data dalam algoritma. Paralelogram biasanya berisi teks yang menjelaskan data yang dimasukkan atau ditampilkan oleh algoritma.

Contoh flowchart untuk algoritma yang menghitung luas lingkaran adalah sebagai berikut:

start
input r
L = pi * r * r
output L
end

Bahasa pemrograman Kotlin adalah bahasa pemrograman modern yang dikeluarkan oleh JetBrains pada tahun 2011. Kotlin dirancang untuk berjalan pada platform Java Virtual Machine (JVM), sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai jenis aplikasi, termasuk aplikasi desktop, web, mobile (Android), dan backend. Kotlin memiliki beberapa fitur yang membuatnya lebih mudah, lebih ringkas, dan lebih aman daripada Java, seperti inferensi tipe, ekspresi lambda, null safety, extension function, dan lain-lain.

Metode pembelajaran basic learning dengan materi penerapan flowchart sebagai dasar pengembangan Kotlin merupakan pendekatan yang efektif dalam mempersiapkan Peserta Didik kelas X RPL untuk mengembangkan keterampilan pemrograman yang kuat. Dengan memahami konsep dasar algoritma dan mengimplementasikannya dalam bahasa pemrograman Kotlin, Peserta Didik dapat menjadi lebih siap untuk memasuki dunia kerja dalam industri teknologi informasi yang terus berkembang.

Melalui pendekatan ini, Peserta Didik tidak hanya memperoleh pemahaman yang kokoh tentang konsep pemrograman, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir logis dan keterampilan kolaboratif yang penting untuk kesuksesan di masa depan. Peserta Didik dapat belajar bagaimana menganalisis masalah, merancang algoritma, membuat flowchart, menulis kode, menguji dan memperbaiki kesalahan, serta berbagi dan mendiskusikan hasil dengan teman-teman atau guru mereka.

Salah satu contoh proyek praktis yang dapat dilakukan oleh Peserta Didik adalah membuat aplikasi Android sederhana yang menghitung luas lingkaran berdasarkan jari-jari yang dimasukkan oleh pengguna. Peserta Didik dapat menggunakan flowchart untuk merancang algoritma yang dibutuhkan, kemudian mengimplementasikannya dalam bahasa pemrograman Kotlin dengan menggunakan Android Studio sebagai IDE (Integrated Development Environment). Peserta Didik juga dapat menggunakan beberapa fitur Kotlin yang memudahkan pengembangan aplikasi Android, seperti data class, synthetic binding, dan scope function.

Dengan melakukan proyek praktis, Peserta Didik dapat melihat hasil dari algoritma dan kode yang mereka buat dan mendapatkan umpan balik langsung dari emulator atau perangkat Android. Peserta Didik juga dapat mengevaluasi dan memperbaiki algoritma dan kode yang mereka buat jika terdapat kesalahan atau kekurangan. Peserta Didik juga dapat membandingkan dan berbagi hasil proyek mereka dengan teman-teman atau guru mereka.

Pembelajaran basic learning dengan materi penerapan flowchart sebagai dasar pengembangan Kotlin telah terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan Peserta Didik kelas X RPL dalam pemrograman. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menggunakan metode pretest-posttest dengan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol menerima pembelajaran konvensional, sementara kelompok eksperimen menerima pembelajaran dengan menggunakan flowchart dan Kotlin. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan pemrograman secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Observasi juga mencatat partisipasi dan keterlibatan Peserta Didik yang lebih tinggi selama proyek praktis.

Oleh karena itu, diharapkan guru RPL dapat mempertimbangkan penggunaan flowchart dan Kotlin sebagai bagian integral dari kurikulum pembelajaran. Flowchart dan Kotlin dapat memberikan manfaat bagi Peserta Didik dalam mempelajari dasar-dasar pemrograman secara visual dan praktis. Flowchart dan Kotlin juga dapat membuka jalan bagi Peserta Didik untuk belajar konsep-konsep lanjutan yang terkait dengan pengembangan aplikasi, seperti UI (User Interface), API (Application Programming Interface), database, dan lain-lain. Flowchart dan Kotlin juga dapat meningkatkan keterampilan dan kompetensi Peserta Didik dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital saat ini.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Devi Candra Wahyu Pertiwi, MahaPeserta Didik PPL UPGRIS

Editor: Tim Humas