Talk Show SMAHA: “Virus Merah Jambu? Hayo, Hati-Hati”

Apa itu virus merah jambu? Virus merah jambu merupakan istilah lain dari jatuh cinta. Biasanya, virus ini hadir ketika seseorang mulai beranjak remaja, dan hasilnya banyak dari mereka yang menjalin kasih gara-gara terserang virus tersebut. Padahal dalam ajaran Islam, Allah sangat tidak menyukai perbuatan yang mendekati zina, seperti berpacaran tanpa adanya ikatan yang sah. Maka dari itu, untuk membekali ilmu kepada peserta didik tentang virus merah jambu, SMA Islam Hidayatullah (SMAHA) menggandeng psikolog sekolah  Ibu Nurina, S.Psi., M.Psi, CHA, CGA., mengadakan talk show yang mengangkat tema “Virus Merah Jambu? Hayo, Hati-Hati.”

Talk show ini diadakan pada hari Senin, 24 Mei 2021, secara virtual dan diikuti oleh peserta didik kelas X dan XI. Kegiatan diawali dengan pembiasaan pagi hari di SMAHA, yaitu dzikir pagi bersama. Kepala SMAHA, Ibu Etik Ningsih, S.Pd., mengatakan bahwa ilmu mengenai virus merah jambu sangat penting diketahui oleh siswa kelas X dan XI, yang mana mereka saat ini sedang berada di fase remaja pertengahan. “Normal apabila kalian memiliki ketertarikan dengan lawan jenis. Nah, sangat penting juga di usia kalian saat ini untuk mengelola virus merah jambu tersebut. Dengan pintar mengelola virus merah jambu, maka kewajiban belajar kalian tidak akan terganggu,” imbuh beliau saat menyapa peserta Zoom Meeting.

“Mengapa jatuh cinta disebut virus? Hal itu karena jatuh cinta datang dan perginya secara tiba-tiba. Efeknya pun tidak terduga apabila kita belum siap menerimanya,” tutur  Ibu Nurina, S.Psi., M.Psi, CHA, CGA. saat memaparkan materi.Beliau juga menyampaikan bahwa jatuh cinta atau fall in love merupakan suatu energi yang ada di dalam hati mengarahkan kita untuk respect dan mengagumi seseorang. Jatuh cinta bukan hanya kepada lawan jenis, tapi bisa jatuh cinta antara orang tua ke anak, begitu juga sebaliknya. Sedangkan, yang terjadi di kalangan remaja bukanlah jatuh cinta, namun lebih cenderung kepada rasa kagum. Karena cinta itu lebih kepada rasa tanggung jawab dan komitmen. Jadi, apabila kita ingin membedakan jatuh cinta dengan perasaan kagum terhadap seseorang, kita bisa melihat dari usia fisik dan mental orang tersebut.

Banyak permasalahan virus merah jambu di kalangan remaja yang dibahas oleh  Ibu Nurina, S.Psi., M.Psi, CHA, CGA. Salah satunya adalah bucin yang merupakan singkatan dari ‘budak cinta.’ Menurut beliau, kata ‘budak’ merupakan istilah yang  kurang pas untuk digunakan. Pada zaman dahulu,  Rasulullah saja memerdekakan budak. Jadi, apabila seseorang remaja menyebut dirinya atau temannya sebagai ‘budak cinta’ itu sama saja merendahkan diri. Dijelaskan jugabahwasanya jika laki-kali akan memiliki rasa cinta yang lebih tinggi apabila melihat perempuan yang jaim atau ‘jaga image.’ Karena hakikatnya pria itu mau berjuang. Apabila perempuan yang mengejar laki-laki, maka laki-laki akan condong memanfaatkan perempuan tersebut.

Para peserta kegiatan terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan talk show. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya antusias siswa yang bertanya kepada  Ibu Nurina, S.Psi., M.Psi, CHA, CGA. ketika memasuki sesi tanya jawab. Salah satu peserta yang bertanya bernama Farkha. Ia bertanya apakah salah jika dirinya merasa takut jika mulai merasa jatuh cinta kepada lawan jenis? Bahkan ia sampai mengirim surah Al Fatihah kepada orang tersebut, serta ia juga bertanya bagaimana cara mengendalikan rasa tersebut. “Berarti yang Farkha senggol itu penciptanya, bukan orangnya  langsung. Ketika seseorang merasa suka dengan orang lain, kemudian ia ingin menghilangkan rasa suka tersebut, artinya sensor dalam  mengatakan siap untuk suka dengan orang lain tapi takut dengan resikonya. Agar rasa itu tidak mengganggu, maka alihkan dirimu dengan kegiatan lain, misalnya dengan mengikuti kursus, olahraga, atau aktifitas lainnya yang lebih bermanfaat. Karena rasa cinta itu timbul akibat kamu penasaran pada orang  tersebut. Jalankan logikamu, agar kita tidak dikendalikan dengan rasa,” jawab  Ibu Nurina, S.Psi., M.Psi, CHA, CGA., yang akrab disapa dengan Ibu Ririn.

Jadi, untuk para remaja kalian boleh-boleh saja memiliki rasa kagum terhadap lawan jenis. Tapi, ingat jangan sampai rasa kagum tersebut mengalahkan logikamu. Karena, masih banyak hal yang harus kalian perjuangkan demi masa depan yang masih panjang ke depannya.

 

Penulis : Annisa Erwindani, S.Pd., Guru SMA Islam Hidayatullah

Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang