SMA Negeri 4 Semarang dalam tampilan perdananya mengisi acara Cabdin Siji Seneng Bareng, yang digagas oleh Kacabdin Wilayah I Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Bp. Sunarto, S.Pd. M.Pd. SMA Negeri 4 Semarang yang dikepalai oleh Dra. Wiji Eny Ngudi Rahayu, M.Pd. tersebut berbentuk Podcast atau obrolan ringan yang menginspirasi sekolah lain di Cabdin I dalam hal Sekolah Adhiwiyata.
Sejak tahun 2017 SMA Negeri 4 Semarang berhasil meraih penghargaan Sekolah Adhiwiyata tingkat Kota Semarang kemudian dilanjutkan Sekolah Adhiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 sekaligus menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah sebagai pelaksana terbaik II Adhiwiyata tingkat provinsi Jawa Tengah. Perjuangan itu tidak berhenti namun juga memperoleh pernghaargaan Sekolah Adhiwiyata Tingkat Nasional pada akhir tahun 2021 yang lalu. Bahkan Wiji Eny juga mendapatkan penghargaan sebagai Penggerak Adhiwiyata terbaik tiga tahun berturut turut sejak 2017, 2018 dan 2019. Pada akhir tahun 2021 tidak hanya memperoleh penghargaan Adhiwiyata tingkat Nsional namun juga mendapat anugerah Green School Rangking tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh UNNES sehingga melengkapi perolehan penghargaan di penghujung tahun 2021.
Sekolah Adhiwiyata tidak cukup hanya mewujudkan sekolah yang bersih, indah, rindang dan nyaman saja, namun harus mampu mengubah mindset, perilaku semua komponen dan warga sekolah serta mengimbaskannya pada lingkungan sekelilingnya. Komponen tersebut meliputi siswa, guru, karyawan, alumni, orang tua dan masyarakat sekitar. Mindset tentang Adhiwiyata harus tertanam pada diri masing masing komponen sehingga terbentuk kesadaran mengubah perilaku sehingga menjadi berbudaya lingkungan. Budaya lingkungan terdiri dari Tindakan menjaga kelestarian lingkungan, mencegah pencemaran lingkungan dan mencegah kerusakan lingkungan.
Bagaimana Langkah yang harus dilakukan untuk membentuk sekolah Adhiwiyata? Menurut Kepala SMA N 4 Semarang yang sudah berpenglaman mengelola dua sekolah adhiwiyata, Pertama kita lakukan adalah sosialisaasi kepada warga sekolah, kemudian buat sebuah komitmen Bersama yang diwujudkan dalam visi dan misi sekolah berwawasan lingkungan hidup. Dari visi dan misi sekolah berbudaya lingkungan, maka kemudian dibreakdown dalam program sekolah hingga tercantum dalam Dokumen kurikulum hingga RPP setiap mata pelajaran. Penataan lingkungan secara fisik jelas dilakukan oleh semua petugas lapangan dan para siswa sera ibu bapak guru juga terlibat dalam penanaman pembiasaan siswa melalui proses pembelajaran baik didakam kelas maupun di luar kelas, bahkan di antara siswa sendiri juga ada tim Kader Adhiwiyata yang dilantik oleh kepala sekolah yang bertugas untuk mengingatkan dan mengajak seluruh siswa lainnya untuk selalu menjaga dan peduli serta ramah lingkungan hidup.
Banyak program siswa yang dilaksanakan dengan berbudaya lingkungan seperti GEMERLAP (Gerakan Memerangi Limbah Plastik), Gerakan menanam seribu bunga, Gerakan Penanaman Seribu Pohon Bersama warga RW 7 Kelurahan Banyumanik, Gerakan Tanam Mangrove di Tambak Lorok Bersama alumni dan masyarakat sekitar pantai, Gerakan Cabut Paku dari Pohon, Gerakan Bersih Pantai dari sampah plastik dan masih banyak lagi Gerakan Gerakan yang dilaksanakan oleh Kader Adhiwiyata dan warga SMAPA lainnya dalam rangka melestarikan lingkungan. Selain Gerakan yang digagas oleh siswa, program sekolahpun harus berbudaya lingkungan, konservasi air seperti pengolahan air hujan yang ditampung dalam embung (tempat penyimpan cadangan air dari talang genting) yang dimanfaatkan untuk menyiram tanaman Ketika musim kemarau tiba, ada pula IPAL (Instalasi pengolahan Air Limbah) aliran dari kran cuci tangan dan kran air wudhlu yang berjumlah 98 buah di sekolah semua dialirkan ke IPAL yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, sedangkan air hujan yang jatuh ke tanah diantisipasi dengan banyaknya biopori yang berjumlah 305 buah tersebar di setiap halaman SMAPA.
Peran alumni dalam Gerakan Adhiwiyata juga sangat luar biasa, seperti menyumbangkan pembuatan toilet berstandar Internasional, masjid dan gerbang sekolah yang dilengkapi dengan videotron yang memberikan ciri khas gerbang SMAPA. Selain peran alumni yang sangat besar, para orang tua juga selalu mendukung setiap Gerakan Gerakan yang berwawasan lingkungan bahkan tidak sedikit orang tua yang dating ke sekolah menyumbangkan bibit bibit tanaman langka, tanaman buah dan tanaman bunga. Hingga saat ini SMAPA telah menginventaris jumlah tanaman keras sebanyak 368 buah tanaman sedangkan tanaman kecil berjumlah 15.987 buah tanaman. Semua itu telah terinventaris dengan rapi dan untuk tanaman kerasnya telah Bernama menggunakan Barcoding (penamaan tanaman berbasis barcode). Sehingga mempermudah dalam pencarian klasifikasi, taksonomi dan manfaat tanaman tersebut. Hal ini juga sangat membantu dalam proses pembelajaran.
Karena banyaknya lahan dan pojok2 taman yang nyaman, maka hamper semua bapak ibu guru senang memanfaatkan lingkungan di luar kelas untuk pembelajaran supaya siswa tidak bosan dan belajar menjadi menyenangkan. Untuk kebutuhan bahan praktikpun bisa didapatkan dari halaman sekolah. Bahkan mata pelajaran non MIPA pun dapat memanfaatkannya seperti mapel Bahasa jawa dapat meminta siswa membuat tembang dengan lirik deskripsi Bunga tertentu dari halaman kelas, Mapel Bahasa Indonesia membuat puisi dengan bahan deskripsi tentang tanaman yang ada di sekolah dan masih banyak lagi.
Harapannya proses pembelajaran yang menyenangkan ini dapat menumbuhkan kreativitas, kepedulian social, Kerjasama sehingga terwujudlah profil pelajar Pancasila dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang maksimal sehingga menghasilkan prestasi sesuai bidang masing masing. Telah banyak prestasi siswa yang didapat dari pemanfaatan tumbuhan di sekolah seperti dalam lomba LKTI berjudul “Pemanfaatan biji papaya untuk refill spidol whiteboard” yang mendapat Gold Medal di Tingkat Internasional, menyusul “Pembuatan Bioplastik ramah lingkungan dengan Kulit Alpukat” yang juga meraih Silver Medal di tingkat Internasional” bahak limbah kantinpun sebelum pandemic juga diubahnya menjadi pupuk cair yang juga meraih Gold Medal di lomba LKTI tingkat Internasional, dan masih banyak lagi prestasi siswa yang berbasis lingkungan yang telah dicapai oleh siswa SMAPA. Semoga semua ini menginspirasi sekolah lain menuju sekolah Adhiwiyata. Terimakasih
Video : Klik disini atau disini
Penulis : Ririn Masrikhah, M.Si (Waka Kurikulum SMAPA)
Komentar Pengunjung