Dunia pendidikan selalu mengalami perubahan, seiring dengan meningkatnya Tehnologi dan Pengetahuan di tengah masyarakat. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kota Semarang menggelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), pada tanggal 5 – 6 Agustus 2022 di Ruang Pertemuan SMK Negeri 10 Semarang.
Menyongsong perubahan tersebut dan sekaligus menyiapkan generasi yang siap dan berdaya, Pemerintah melalui kurikulum merdeka belajar telah diatur dalam Keputusan Mendikbud Ristek No. 162/M/2021 tentang Sekolah Penggerak.
Menurut BSNP atau Badan Standar Nasional Pendidikan, pengertian kurikulum merdeka belajar adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat.
Workshop yang diikuti sekitar 50 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti ini terdiri dari guru – guru yang berasal dari SMA/SMK baik negeri maupun swasta di Kota Semarang.
Adapun tujuan diadakan workshop ini yaitu (1) Menyiapkan Guru Mapel PAK dalam melaksanakan kebijakan Pemerintah dalam pengembangan Kurikulum Merdeka (2) Meningkatkan kompetensi Guru Mapel PAK dalam menyusun Kurikulum yang bermutu
(3) Meningkatkan kemampuan Guru Mapel PAK dalam menyiapkan Peserta Didik yang memiliki karakter dan keimanan yang kuat sebagai pendampingan kompetensi akademis yang unggul.
Bagya Sunyata, S.PaK sebagai ketua MGMP PAK Kota Semarang menyatakan “acara ini diadakan secara offline sebagai bentuk kepedulian terhadap guru-guru pendidikan agama Kristen yang tergabung dalam MGMP PAK Kota Semarang dimana hanya mendengar saja Kurikulum Merdeka akan tetapi belum pernah mendalami secara khusus sesuai bidang studi Pendidikan Agama Kristen.
”Untuk itu guru – guru Agama Kristen SMK/SMA Kota Semarang dapat mengimplentasi acuan dari pemerintah yaitu Kurikulum Merdeka di sekolah sekolah yang diampu, tambahnya dengan penuh keyakinan.
Kepala SMKN 10 Semarang mengapresiasi workshop IKM yang diselenggarakan oleh MGMP Pendidikan Agama Kristen.
“SMKN 10 Semarang siap mengfasilitasi tempat untuk kegiatan MGMP dan sekolah lain. Kami punya aula dan ruang pertemuan yang nyaman untuk kegiatan pengembangan kompetensi guru”, Ujar Ardan Sirodjuddin.
Komentar Pengunjung