Potret Implementasi Kurikulum Merdeka:  Pembelajaran Berdiferensiasi SMAN 16 Semarang

 

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan peserta didik. Dalam pelaksanakan pembelajaran guru menjadi fasilitator bagi peserta didik karena memfasilitasi peserta didik dalam belajar sesuai kebutuhan masing-masing. Hal tersebut dilakukan karena kebutuhan peserta didik memang berbeda-beda. Perbedaan kebutuhan dalam pembelajaran tersebut akan mengelompokkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menjadi tiga macam yaitu pembelajaran berdifernsiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

Implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 16 Semarang salah satunya telah dilakukan pada pembelajaran Biologi kelas X (sepuluh) pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2022. Pembelajaran berdiferensiasi menjadi satu hal yang baru dan menarik bagi peserta didik.  Pada awal pelaksanaan pembelajaran, dilakukan asesmen diagnostik atau asesmen awal pembelajaran. Pelaksanaan dilakukan oleh Penulis sebagai guru dengan menggunakan aplikasi Google Form. Hasil yang diperoleh selanjutnya dianalisis. Kemudian hasil analisis tersebut menjadi dasar penentuan kegiatan pembelajaran diferensiasi yang akan dilakukan oleh guru.

Berdasarkan hasil analisis asesmen diagnostik yang telah dilakukan, maka untuk pembelajaran IPA-Biologi pada materi Virus, peserta didik dalam pembelajarannya dilakukan tahapan pembelajaran dengan skenario sesuai jenis diferensiasinya. Pada pembelajaran diferensiasi konten misalnya, pada materi virus ini peserta didik diberikan kebebasan menemukan konsep tentang peranan virus. Hasilnya masing-masing kelompok peserta didik mampu menemukan konsep peranan virus pada penyakit tertentu, termasuk cara penularan serta pencegahannya. Selanjutnya antar kelompok mempresentasikan hasil temuannya sehingga diperoleh banyak konsep materi tentang peranan virus. Dalam mendapatkan materi ini guru menjadi fasilitator, artinya guru tidak menjelaskan materi secara ceramah. Untuk pembelajaran berdiferensiasi proses peserta didik dikelompokan berdasarkan minat mereka, ada yang menemukan konsep materi dengan cara membrowsing materi dari internet, menyimak video pembelajaran, ada juga kelompok yang menemukan materi dari membaca buku pelajaran, serta berbagai artikel dari media masa. Sedangkan untuk pembelajaran berdiferensisasi produk, peserta didik dalam kelompok diberikan tugas menemukan solusi pencegahan penyakit karena virus. Dalam menyelesaikan tugas produk tersebut, kelompok diberi kebebasan memilih sesuai minat mereka, antara lain produk yang dikumpulkan berbentuk video, pamphlet, portofolio atau artikel.

Akhir dari kegiatan pembelajaran ini adalah adanya refleksi dari guru dan peserta didik. Dari isian refleksi oleh peserta didik diperoleh data yang sangat positif. Hasil terbaik dari pelaksanaan pembelajaran berdiferensisasi ini antara lain peserta didik merasa senang dan nyaman dalam mengikuit pembelajaran. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran pada era sekarang di mana peserta didik mendapat lingkungan belajar yang nyaman. Dampaknya adalah  motivasi peserta didik sangat tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, hasil asesmen kognitif peserta didik juga menunjukan sangat baik. Harapannya kegiatan pembelajaran berdiferensiasi ini dapat terus dibudayakan di sekolah dalam rangka mengaplikasikan atau mengimplementasikan kurikulum merdeka yang masih menjadi hal baru di dunia pendidikan Indonesia.

 

Penulis : Setyo Haryono, S.Pd., M.Pd., Guru Penggerak SMAN 16 Semarang

Editor  : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang