Gelar Karya P5 SMAN 16 Semarang: Bangunlah Jiwa dan Raganya

Salah satu pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 16 Semarang adalah dilakukannya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pelaksanaan kegiatan P5 ini menggunakan 156 jam pelajaran dan diselengarakan secara blok, selama kurang lebih 3 minggu (17 hari). Tema yang dipilih pada pelaksanaan P5 adalah “Bangunlah Jiwa dan Raganya,” dengan sub tema Anti Bullying atau Perundungan. Nilai karakter yang diharapkan dapat berkembang  antara lain berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Gotong royong, Mandiri, dan Kreatif.

Kegiatan diawali dari pembentukan tim pelaksana P5 tingkat sekolah, antara lain terdiri dari Penanggungjawab, Ketua tim, Koordinator kelas, Fasilitator, dan Pendamping P5. Selanjutnya tim bertugas dalam mendesain pelaksanaan kegiatan P5, mensosialisasikan rencana pelaksanaan kegiatan, melaksanaan kegiatan P5, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan secara berjenjang. Teknis dari pelaksanaan P5 dimulai dari pembentukan tim P5. Seluruh guru terlibat dalam pelaksanaan P5 ini. Setiap kelas memiliki 1 guru fasilitator dan siswa terbagi menjadi 4 kelompok dengan pendamping 1 guru untuk tiap kelompoknya. Sedangkan setiap 3 kelas memiliki 1 orang guru koordinator projek. Antusiasme siswa kelas X (sepuluh) dan warga sekolah merebak ke seluruh penjuru sekolah. Selain merupakan hal baru baik bagi siswa maupun guru, tema dan sub tema yang dipilih sangat dekat dengan permasalahan yang kerap muncul di kalangan masyarakat.

Berdasarkan tema yang dipilih yaitu Bangunlah Jiwa dan Raganya, materi yang diberikan pada siswa tertuang dalam sebuah juknis serta jurnal kegiatan P5. Beberapa konsep materi yang diberikan misalnya siswa diajak untuk lebih memahami Profil Pelajar Pancasila, Mengenali Diri serta Pembelajaran Sosial Emosional. Diharapkan siswa akan lebih memahami dan dapat mengaplikasikan bagaimana profil pelajar Pancasila bagi diri masing-masing. Dengan mengenali diri dan lingkungannya, serta pembelajaran sosial emosional, siswa diharapkan memiliki karakter yang lebih mandiri, mengenal potensi, bakat minat yang dimiliki serta bagaimana mewujudkan secara positif. Siswa diharapkan mampu membiasakan budaya positif seperti menghargai diri dan orang lain, berperilaku baik, memiliki rasa peduli dan empati pada orang lain dan lingkungannya. Sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang nyaman bagi seluruh siswa.

Selanjutnya siswa diajak mengenali dan memahami serta memecahkan permasalahan tentang bullying atau perundungan. Mengapa banyak terjadi di lingkungan? Bagaimana upaya pencegahannya? Tindakan apa yang semestinya dilakukan siswa melawan bullying atau  perundungan? Siswa dalam kelompok memecahkan permasalahan tersebut dengan berbagai langkah dan hasilnya dituangan dalam bentuk produk yang beragam. Dalam hal ini adalah penerapan pembelajaran berdiferensiasi, baik konten, proses maupun produk.

Pada akhirnya dilaksanakan kegiatan Gelar Karya Produk P5 oleh siswa. Kegiatan berupa pameran hasil karya seluruh siswa tiap kelas. Produk yang dipamerkan antara lain poster anti perundungan, kolase kegiatan anti bullying, gambar-gambar, desain, foto-foto, puisi, dan karya seni lainnya. Selain itu ada juga produk dalam bentuk video anti bullying. Dipamerkan juga hasil karya kegiatan unjuk bakat siswa kelas X yang antara lain menampilkan bakat atau potensi siswa serta tarian Profil Pelajar Pancasila, sosiodrama anti bullying, puisi, dan lagu tema bullying. Puncaknya dilakukan penandatanganan siswa sebagai dukungan gerakan anti bullying di SMAN 16 Semarang. Adalah Nobel, salah satu siswa kelas X mengaku senang, bersemangat dan bangga bisa melaksanakan kegiatan P5 dengan baik. Harapannya pada projek berikutnya lebih menantang dan lebih semangat dalam melaksanakan P5.

Pelaksanaan gelar karya ini secara kebetulan dihadiri pengawas Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang bersamaan melakukan visitasi sekolah sehat. Dalam kunjungannya ke ruang pameran Gelar Karya P5, Ibu Galuh dan Bapak Siswandi mengaku tertarik dan mengapresiasi yang tinggi pada pelaksanaan gelar karya ini. Menurut pengawas tersebut, Gelar Karya yang dilaksanakan di SMAN 16 Semarang, menjadi contoh dan bukti bahwa pelaksanaan pameran hasil karya P5 tidak harus menggunakan biaya yang tinggi serta kemewahan. Terbukti pelaksanaan gelar karya P5 di SMAN 16 Semarang dapat dilaksanakan secara sederhana namun penuh makna, karena menunjukan hasil pembelajaran diferensiasinya siswa dan terlihat semua adalah karya murni dari siswa. Karya yang disajikan menunjukan munculnya karakter siswa yang mandiri, kreatif dan gotong royong. Video Gelar Karya dapat disaksikan pada tautan YouTube berikut ini https://youtu.be/TPdQNnmGsXM.

 

Penulis            : Setyo Haryono, S.Pd., M.Pd., Guru SMAN 16 Semarang

Editor              : Nurul Rahmawati, S.Pd., M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang