Koordinasi Integrasi Kepramukaan dalam Mata Pelajaran d SMK Negeri 11 Semarang

Selasa 28 Februari 2023, tepatnya di gedung A lantai 2 SMK Negeri 11 Semarang telah dilaksanakan koordinasi antara guru mata pelajaran dan pembina pramuka. Kegiatan tersebut bertujuan untuk melaksanakan penilaian implementasi kepramukaan yang terintegrasi dalam mata pelajaran. Hal ini dilakukan karena kegiatan kepramukaan memiliki peran yang penting untuk pembentukan karakter peserta didik dan ini menjadi tanggungjawab kita bersama.

Pembentukan karakter peserta didik  bukanlah sekadar tanggungjawab pembina pramuka, namun seluruh guru sejatinya adalah pembina pramuka. Syarat Kecakapan Umum (SKU) yang selama ini digunakan pada dasarnya sebagai acuan penilaian bagaimana peserta didik merealisasikan nilai-nilai kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari. Guru mata pelajaran memiliki hak untuk menguji item-item yang terkait pada SKU tersebut, sehingga pembelajaran kepramukaan tidak terpaku hanya saat pelatihan kepramukaan yang diadakan melalui ekstra pramuka.

Seorang peserta didik yang beragama Islam dapat melakukan uji SKU terkait memberikan penjelasan makna rukun iman dan rukun islam, menjelaskan makna sholat berjamaah, sholat sunah secara individu, memberikan penjelasan tentang makna berpuasa, tahu tata cara merawat jenasah, membaca doa ijab qobul zakat, menghafal minimal satu hadist dan menjelaskan hadist tersebut di hadapan guru pendidikan Agama Islam dan budi pekerti. Proses ini tentu tidak akan maksimal ketika pembelajaran hanya diprioritaskan saat kegiatan ekstrakulikuler pramuka. Maka salah satu cara untuk merealisasikan hal tersebut, pembelajaran kepramukaan melebur dan terintegrasi dengan mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti. Di samping itu, guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti jauh lebih valid ketika melakukan penilaian ketika peserta didik mengajukan ujian ini. Demikian juga dengan peserta didik yang beragama Katolik dapat melakukan ujian SKU tentang pemahaman makna dan arti gereja katolik, memimpin doadan membangun serta membuat gerakan cinta kasih kepada keberagaman agama di luar gereja katolik kepada guru pendidikan agama katolik dan budi pekerti. Peserta didik yang beragama Protestan akan melakukan ujian SKU tentang mendalami hukum kasih dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari di hadapan guru agama Protestan. Demikian juga dengan yang beragama Hindu dan Buddha mereka dapat melakukan uji SKU dengan guru agamanya. Bukan sekedar ujian, mereka akan terlatih komunikasi dan kepercayaan dirinya ketika akan melakukan ujian ini.

Komunikasi merupakan sebuah permasalahan yang urgent di dunia SMK. Bahkan ada pepatah, banyak siswa SMK yang tidak bisu tuli namun tidak bisa berbicara. Sebuah permasalahan  yangperlu segera dipecahkan, tidak perlu lagi siapa yang disalahkan, yang jelas ini tanggungjawab kita bersama sebagai guru. Membangun komunikasi dan kepercayaan diri tidak akan terjadi ketika ujiannya hanya sebatas tertulis, namun perlu dilakukan ujian praktik atau olah laku. Kemampuan menyampaikan kritik dan saran yang membangun dengan sopan dan santun itu hal sederhana yang harus dimiliki oleh peserta didik. Dari olah laku yang sederhana tersebut, sebenarnya mereka akan banyak belajar bagaimana memiliki cara pandang dengan berbagai sudut pandang sehingga mau menghargai pendapat orang lain. Lalu siapa yang bisa mengujinya? Tak lain adalah kita sebagai guru. Perilaku ini tidak akan tumbuh dan berkembang ketika proses ujiannya hanya menuliskan soal di atas kertas, maka morning sharing dan diskusi yang hendaknya dilakukan sebagai alat ujian ini. Semua guru mata pelajaran memiliki peran yang sama untuk membangun karakter ini.

Komunikasi juga dapat dibangun melalui proses dialog sehingga keaktifan dalam berdiskusi memecahkan permasalahan menjadi cara yang baik untuk meningkatkan kemampuan komunikasi. Dalam pembelajaran di semua mata pelajaran mayoritas dapat dilakukan proses diskusi. Dari hal inilah, uji SKU pada aspek ini dapat dilihat dari proses diskusi saat mengikuti pembelajaran di setiap mata pelajaran.

Hidup berdampingan dan toleran terhadap orang lain yang berbeda agama merupakan ciri khas warga negara Indonesia yang baik. Toleran merupakan sikap dan perilaku menghormati orang lain yang memiliki pandangan, keyakinan dan agama yang berbeda. Perilaku ini dapat dilihat dan diamati oleh para guru, sehingga setiap guru dapat membubuhkan paraf atau tanda tangan ketika melihat peserta didiknya memiliki sifat toleran.

Sebagai warga negara Indonesia hendaknya mampu menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat dinilai langsung oleh guru Bahasa Indonesia. Ketika siswa mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, maka guru dapat langsung melakukan penilaian komunikasi peserta didik, sehingga yang sudah lancar maka dapat memberi paraf pada buku SKU pada item yang terkait ini.

Gotong royong, kerjasama dan mampu hidup bersama masyarakat dengan baik merupakan ciri warga negara yang baik. Mengikuti kerja bakti di masyarakat perlu ditanamkan pada peserta didik, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna sebagai makhluk sosial.  Ketika peserta didik sudah melaksanakan kerja bakti minimal 2 kali, dengan menunjukkan laporan berupa dokumentasi baik diunggah di instagram ataupun media sosialnya, dan dilaporkan kepada guru, maka guru tersebut dapat memberi paraf di buku SKU pada item ini. Jelas di sini yang ditonjolkan adalah olah laku, bukan penilaian menjawab soal di atas kertas.

Mencintai budaya daerah sebagai kekayaan nasional perlu ditingkatkan. Siapa lagi kalau bukan generasi muda ini yang harus ikut andil melestarikan budaya daerah. Ketika peserta didik dalam pembelajaran seni budaya dapat menampilkan tarian daerah di depan umum, maka guru seni budaya dapat memberikan paraf pada SKU di bagian item ini. Proses uji SKU sekaligus melatih kepercayaan diri siswa.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik dapat berperilaku sebagai insan Pancasilais, yakni bertindak dan berperilaku yang mencerminkan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ketika peserta didik mampu menunjukkan bukti perilaku itu dan melaporkan kepada guru, maka guru dapat membubuhkan paraf di buku sakunya. Inilah penilaian otentik tentang perilaku yang mencerminkan Pramuka sejati.

Jiwa wirausaha harus dimiliki oleh peserta didik. Ketika peserta didik sudah mampu menunjukkan perilaku wirausaha, maka guru produktif dan kewirausahaan dapat membubuhkan paraf di buku SKU. Apalagi siswa SMK, kewirausahaan dan kebekerjaan sebagai point penting untuk terus ditingkatkan.

Kesadaran berolahraga harus dimiliki oleh peserta didik,  dengan harapan akan tercipta budaya olahraga secara rutin agar terbentuk generasi muda yang sehat. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Ada tiga point penting yang dapat dinilai melalui ujian SKU untuk golongan penegak yaitu selalu berolahraga, mampu menunjukkan kemampuan berenang gayabebas serta menunjukkan olahraga tim. Ketika ketiga point ini dilakukan, mak guru olahraga dapat membubuhkan paraf pada SKU di bagian ini. Mereka juga harus mampu menjelaskan ciri-ciri fisik laki-laki dan perempuan, serta mampu menjelaskan penyakit menular, degeneratif dan penyakit yang diakibatkan oleh perilaku tidak sehat. Di hadapan guru olahraga, ketika siswa mampu memberikan penjelasan dengan baik, maka mereka layak mendapatkan paraf oleh guru  olahraga.

Seorang Pramuka juga harus menunjukkan perilaku yang mencintai lingkungan sekitar. Salah satu indikatornya adalah mampu mengubah barang-barang tak terpakai menjadi barang yang bermanfaat. Proses ini sangat erat dengan kegiatan pembelajaran  IPAS, sehingga penilaian SKU berkaitan dengan hal ini dapat terintegrasi pada mata pelajaran IPAS. Guru-guru IPAS dapat membubuhkan paraf di buku SKU, ketika peserta didik memperlihatkan bukti otentiknya.

Mayoritas penilaian dari syarat kecakapan umum ini berkaitan dengan olah laku yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga proses pelatihan Pramuka bukan sekedar ekstrakurikuler yang dilakukan setiap hari tertentu dalam satu minggunya, namun lebih dari itu harus mampu menerapkan nilai-nilai kepramukaan dalam kehidupan nyata. Dengan kata lain, bukan hanya tanggung jawab pembina ekstra Pramuka, namun menjadi tanggungjawab kita semua sebagai guru. Hal itu terintegrasi dalam mata pelajaran. Inilah koordinasi awal saya dengan guru-guru yang saya undang dari tim kesiswaan dan kurikulum untuk menjalankan implementasi kepramukaan dalam mata pelajaran. 

Hari berikutnya semua siswa kelas X mengikuti kegiatan apel pagi dengan tema Integrasi Kepramukaan dalam mata pelajaran. Siswa diberikan penjelasan tentang ujian syarat kecakapan umum dengan penguji dari guru-guru yang terkait. Saya sampaikan pula  bahwa uji SKU ini bagian dari proses pembentukan karakter, karena harus memenuhi bukti-bukti ujian yang bersifat olah laku. Mulai minggu ini sampai akhir bulan April 2023, semua siswa kelas X direncanakan sudah melakukan uji SKU untuk membangun karakter mereka.

Penulis: Diyarko, M.Pd., Guru SMK Negeri 11 Semarang.

Editor: Annisa Erwindani, S.Pd., Guru SMA Islam Hidayatullah.