Hari Selasa dan Rabu, 7 dan 8 Maret 2023, Jurusan Animasi SMK Negeri 11 Semarang menyelenggarakan Penilaian Tengah Semester (PTS) bagi siswa kelas XI di Gedung A lantai 2 dan ruang mini teater. Ada yang berbeda dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, di mana PTS yang sering dilakukan adalah setiap guru mata pelajaran memberikan soal dan siswa menyelesaikan soal tersebut dengan batas waktu yang telah ditentukan. Kali ini, kami dari guru produktif animasi berkolaborasi dengan guru normatif adaptif melakukan penilaian terhadap presentasi progress project riil yang dilakukan peserta didik. Inilah yang sering disampaikan kepala sekolah, Drs. Luluk Wibowo, S.T., M.T. terkait pelaksanaan penilaian pembelajaran yang berkolaborasi. Dengan harapan, sekali siswa melakukan project riil, banyak mata pelajaran yang terlibat untuk melakukan penilaian, sehingga siswa lebih fokus terhadap kegiatan projects riil. Dalam kegiatan ini, penilai presentasi di antaranya adalah Pak Slamet, S.Pd., pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia menilai tentang komunikasi dalam presentasi, Pak Taufiq, S.Pd., pengampu mata pelajaran digital processing menilai progress pembuatan asset digital untuk dimasukkan ke market place. Sedangkan Bu Sudi Harzuni, S.Pd. mengampu Produk Kreatif dan Kewirausahaan menilai bagaimana siswa mengelola market place, Bu Rina mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris menilai bagaimana pendeskripsian di market place dalam Bahasa Inggris. Saya yang mengampu mata pelajaran Animasi 2D menilai progress tantangan pembuatan animasi.
Hari pertama, yang melakukan presentasi adalah siswa kelas XI Animasi 1. Salvia selaku pembawa acara menyampaikan jalannya acara presentasi. Presentasi terdiri dari dua yakni presentasi secara kelompok tentang progress projects riil di market place dan presentasi kedua tentang progress pembuatan film animasi pendek. Ada tiga kelompok market place yang dikelola oleh siswa kelas XI Animasi 1 ini antara lain adobe stock, sutterstock dan threadless. Masing-masing kelompok mempresentasikan progress tentang berapa karya yang sudah diupload dan berapa karya yang sudah diapprove. Untuk kelompok sutterstock sudah ada 10 karya yang diapprove, untuk adobe stock sebanyak 21 dan untuk threadless sebanyak 10 karya. Ada perbedaan karakteristik dari ketiga marketplace tersebut sehingga mempengaruhi jumlah karya yang diapprove. Menurut pemaparan dari kelompok sutterstock sudah bisa diapprove tergolong baik, karena syarat relatif ketat dibandingkan adobe stock dan threadless. Usai memaparkan progress pengelolaan market place, dilanjutkan dengan pemaparan progress karya wajib pembuatan film animasi. Mayoritas siswa sudah sampai storyboard. Cheryl merupakan salah satu siswa yang sudah membuat animatic yaitu storyboard yang dibuat bergerak berupa key pose.
Pada hari kedua yang presentasi adalah siswa kelas XI Animasi 2. Ada empat kelompok market place yang melakukan presentasi yaitu kelompok sutterstock, adobe stock, creative fabrica dan fiver. Kelompok sutterstock melaporkan bahwa dari 134 asset yang diupload, sebanyak 79 karya yang bisa diapprove. Untuk kelompok adobe stock terdapat 9 karya yang diapprove dari 18 karya yang diupload. Untuk kelompok creative fabrica masih dalam proses pemostingan karya di dribble, sampai hari ini sudah ada 76 karya yang diposting. Untuk kelompok fiver ada empat karya yang diposting sebagai portofolio agar dilirik oleh pelanggan yang akan memesan jasa pembuatan gambar 2D maupun modeling 3D. Berdasarkan hasil tanggapan dari masing-masing penilai menyatakan bahwa proses presentasi ini sebagai wahana untuk melatih komunikasi dan kolaborasi. Ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan yaitu penguasaan materi yang akan disampaikan, kemampuan mengolah kalimat dalam berbicara di depan umum sehingga meyakinkan orang yang mengikuti kegiatan presentasi serta kemampuan mengatasi kurang percaya diri. Semoga presentasi project riil ini menjadi pemicu awal agar pelaksanaan presentasi berikutnya semakin baik.
Penulis: Diyarko, M.Pd., SMKN 11 Semarang
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., SMKN 1 Tuntang
Komentar Pengunjung