Tiga di antara lima hari Live In di Desa Ngesrep Balong telah kita warnai dengan kegiatan yang bermanfaat. Kami melukis hari yang indah tersebut dengan pengajaran dan permainan bersama bocah imut dan lugu.
Hari pertama, ketika terangnya matahari dan rintik hujan membasahi pelataran tempat kami mengajar, kami bermain dengan siswa TK dan SD yang berada di sana. Awalnya, kami mengajak siswa TK untuk bermain tebak huruf hijaiyah sebagai perlombaannya. Dengan mengangkat tangan duluan, bocah yang berhasil menjawab dengan benar akan mendapatkan stiker bintang. Namun, melihat siswa SD yang lebih antusias ketika perlombaan dimulai, kami mengalihkan permaninan ini untuk siswa SD. Kemudian kami mengajak siswa TK untuk mewarnai dengan gambar yang dibuat sendiri oleh salah satu anak dari IT ROHIS SMAHA. Kolaborasi tak berhenti dalam satu organisasi saja, dalam pengajaran dan perlombaan TPQ, kami juga mengajak beberapa teman dari organisasi lain.
Anak TK yang sudah selesai mewarnai, kami alihkan ke perlombaan selanjutnya yaitu puzzle. Penilaian dilakukan dengan mencari siapa yang tercepat dalam menyusun kembali 4 buah puzzle acak. Setelah itu, kami melanjutkan ke permainan selanjutnya yaitu mewarnai.
Ada hal menarik yang saya temui ketika melangsungkan kegiatan di Ngesrep Balong tersebut. Keberanian seorang bocah cilik yang dengan sigap memasangkan microphone. Tak hanya itu, keberanian dalam berbicara juga membuat beberapa dari kami termasuk saya sendiri merasa kagum ketika melihat bocah itu.
Saat sore, kami kembali ke tempat pengajaran dan mengajar anak TPQ yang sudah bersiap di sana. Meski sempat “culture shock” dengan perbedaan materi dan cara mengaji di sana, kami memilih untuk mengisi dengan materi yang akan keluar besok saat perlombaan SD dan belajar singkat Bahasa Arab oleh salah satu anak ROHIS SMAHA.
Di hari kedua, aroma petrikor menyusup tempat pengajaran ini. Kami yang berniat untuk mengadakan lomba SD berakhir menundanya dan bermain dengan anak-anak di sana. Melakukan sulap, bermain kotak pos, bercerita, dan beragam hal kami lakukan untuk menghiasi waktu panjang ini.
Meski tak semuanya kegiatan berjalan sesuai dengan apa yang di awal kami impikan, setidaknya kami telah berusaha dan mengetahui bahwa kesempatan yang seperti ini tidak datang dua kali beserta pengalaman yang telah mewarnai kami.
Hari ketiga, lomba TPQ untuk anak SD kami mulai dengan membagi antara ikhwan dengan akhwat. Kedua panitia bersiap sesuai dengan pos mereka masing-masing. Pada pos pertama akhwat, akan dibagi kelompok menjadi 4 dengan jumlah menyesuaikan anak yang sudah datang di tempat. Permainan ini dimainkan dengan menyanyikan sebuah lagu sampai akhir. Lalu, panitia akan membacakan satu nomina berupa transportasi dan anak SD akan membuat kelompok sesuai dengan instruksi yang diberikan. Permainan diulangi sampai seluruh peserta mendapatkan kelompok dengan jumlah yang sama.
Semoga apa yang kita ajarkan pada kegiatan Live In ini dapat memberikan manfaat bagi siswa TK dan SD di Desa Ngesrep Balong.
Penulis : Moktika Chaitra, Siswi SMA Islam Hidayatullah.
Editor : Annisa Erwindani, S.Pd., Guru Siswi SMA Islam Hidayatullah.
Komentar Pengunjung