Penyusunan Soal Literasi, Numerasi & Diagnostik  di SMAN 16 Semarang

Peluncuran Kurikulum Merdeka merupakan salah satu dari sekian banyak upaya Kemendikbudristek untuk menyikapi terjadinya krisis pembelajaran di Indonesia yang telah terjadi dan belum membaik dari tahun ke tahun. Studi PISA menunjukkan, banyak peserta didik yang tidak mampu untuk memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Selain itu beberapa tahun lalu, dunia pendidikan telah dikenalkan pula dengan Asesmen Nasional (AN) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN). Meskipun menggantikan UN, Asesmen Nasional mempunyai fungsi yang berbeda, yang lebih menekankan pada pemetaan kualitas pendidikan dibandingkan ujian nasional yang mengukur capaian pembelajaran peserta didik secara individu. Asesmen Nasional terdiri dari AKM, survei lingkungan belajar dan survei karakter mengukur mutu pendidikan di satuan pendidikan dalam bentuk rapor pendidikan yang sedianya telah dirilis oleh pemerintah. Asesmen Nasional utamanya AKM sebagai metode penilaian atau instrumen yang komprehensif untuk mendiagnosis kelebihan dan kelemahan peserta didik pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya termasuk survei karakter. Hasil asesmen dapat digunakan oleh guru dan sekolah dalam memperbaiki layanan pendidikan yang dibutuhkan peserta didik sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.

Menurut Ibu Dr. Sri Wahyuni, M.Pd., Kepala SMAN 16 Semarang, hasil dari AN yang merupakan rapor pendidikan masing-masing satuan pendidikan akan memberikan hasil secara umum dan tidak menggambarkan skor masing-masing individu yang menjadi peserta asesmen nasional. Selain itu hasil dari AN digunakan sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran di masing-masing satuan pendidikan. Karena AN menggunakan sistem survei, maka peserta diambil secara acak sebagai sampel. Literasi menjadi fokus utama dalam pengembangan Kurikulum Merdeka tentu saja selain keterampilan numerasi. Keterampilan Literasi merujuk pada kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam membaca, menulis, menghitung dan memecahkan masalah pada keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari hari. Sedangkan Numerasi merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan sebuah konsep bilangan dan juga keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari dan juga kemampuan untuk menginterpretasikan informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita. Selain literasi dalam kurikulum merdeka muncul  istilah asesmen diagnostik. Asesmen diagnostik merupakan penilaian atau asesmen kurikulum merdeka yang dilakukan secara spesifik, dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar peserta didik. Sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik yang beragam (Kepmendikbud No.719/P/2020). Peserta didik yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan belajar secara afirmatif.

Dalam rangka persiapan Tahun Ajaran Baru 2023/2024  dan peningkatan kompetensi Guru serta pemahaman tentang Literasi, Numerasi dan Diagnostik bagi Guru SMA Negeri 16, mengadakan kegiatan Workshop Penyusunan Soal Literasi, Numerasi dan Diagnostik  bagi Guru. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, yang bertempat di aula SMA Negeri 16 Semarang dan  dibuka oleh  Kepala SMA Negeri 16 Semarang Ibu Dr. Sri Wahyuni, M.Pd. Kegiatan workshop  diikuti  oleh seluruh Guru dan Tenaga Administrasi Sekolah. Sebagai narasumber atau Pemateri Workshop adalah Bapak Arief Ediyanto, S.Pd., M.Pd., Kepala SMK Negeri 9 Semarang. Pada kesempatan tersebut narasumber memaparkan tentang seluk beluk Kurikulum Merdeka dengan begitu piawai, jelas dan gamblang. Pemaparan materi dari awal sampai pada penyususan soal literasi, numerasi dan diagnostik diwarnai dengan gelak tawa dan senda gurau. Hal yang menjadi tujuan workshop penyusunan soal literasi, numerasi dan diagnostik adalah supaya dapat memberikan dan meningkatkan kompetensi atau keterampilan serta pemahaman bagi guru tentang literasi, numerasi dan diagnostik. Selain itu dapat diterapkan pada saat kegiatan belajar mengajar.

 

Penulis : Armono, S.Pd., M.Si., Guru SMAN 16 Semarang

Editor  : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang