Pesan Pahlawan Upacara 10 November 2023 di SMAN 5 Semarang

Hari Pahlawan yang bersejarah, Bapak Ahmad Munif, S.Pd., guru sejarah dan Dra. Siti Asiyah, M.M, M.Pd., kepala SMAN 5 Semarang, menghidupkan kembali semangat yang ditanamkan oleh pahlawan-pahlawan besar bangsa. Pesan-pesan ini bukan hanya kata-kata, melainkan pedoman hidup untuk menapaki perjuangan masa kini. Bung Tomo berpesan, “Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih, merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga.” Dalam seruannya sebelum Pertempuran Surabaya, Bung Tomo menggugah semangat pantang menyerah dalam darah pejuang Indonesia. Ia mengajarkan bahwa semangat juang harus menjadi api yang tidak pernah padam dalam jiwa setiap anak bangsa. Ir. Soekarno berpesan, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” Beliau dengan kata-katanya menekankan pentingnya menghormati perjuangan para pahlawan sebagai pondasi kebesaran suatu bangsa. Beliau juga mengajarkan bahwa kekuatan sejati suatu bangsa lahir dari keyakinan akan potensi diri.

Kemudian Gubernur Suryo berpesan, “Sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali.” Pesan dari Gubernur Suryo menggarisbawahi tekad yang tak tergoyahkan dalam menolak kembali ke dalam belenggu penjajahan. Ini adalah panggilan untuk mempertahankan kemerdekaan dengan segala konsekuensinya. Sedangkan Kapitan Pattimura berpesan, “Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak pattimura-pattimura muda akan bangkit.” Dari kalimat yang disampaikan di ambang gantungannya, Pattimura menegaskan bahwa semangat perjuangan tak akan pernah mati. Ia yakin bahwa generasi penerus akan mengangkat panji-panji perjuangan yang terkulai. Di sisi lain Silas Papare berpesan, “Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku.” Silas Papare memohon agar perjuangannya tidak hanya diabadikan dalam penghargaan semata, tapi lebih dari itu, menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya untuk meneruskan perjuangan yang belum selesai.

Sebagai seorang guru sejarah, Bapak Ahmad Munif telah menjadikan ruang kelas sebagai panggung untuk menghidupkan kembali semangat pahlawan. Dengan cerdas, beliau tidak hanya mengajar fakta-fakta sejarah, tetapi juga menggali nilai-nilai luhur yang ditanamkan oleh para pahlawan bangsa. Setiap cerita sejarah menjadi sebuah pelajaran hidup yang meresap dalam pikiran setiap siswa. Dra. Siti Asiyah, M.M, M.Pd., sebagai kepala sekolah, menjadi garda terdepan dalam mengaktualisasikan semangat pahlawan di SMAN 5 Semarang. Beliau tidak hanya memimpin dengan otoritas, melainkan juga dengan inspirasi. Setiap keputusan dan tindakan yang diambilnya menggambarkan kepedulian terhadap pendidikan yang mencakup pembentukan karakter dan semangat kebangsaan. Semoga hal ini menjadi inspirasi bagi para pendidik dan pemimpin sekolah di seluruh negeri untuk terus mengukir jejak yang membawa semangat perjuangan bagi generasi muda.

 

Penulis : Humas SMAN 5 Semarang

Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang