SMKN 10 Semarang Mengikuti Seminar Online ASN Cerdas dan Bijak Finansial

Semarang-BPSDMD Provinsi Jawa Tengah menggelar seminar online dengan tema “ASN Cerdas dan Bijak Finansial” pada Rabu, 28 Februari 2024 pukul 07.30 WIB. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan bagi ASN di Jawa Tengah, khususnya dalam menghadapi era perkembangan sosial media dan fintech.

Seminar dibuka oleh Asisten Administrasi Sekda Provinsi Jawa Tengah, Bapak Mohammad Arif Sambodo, yang mewakili PJ. Gubernur Jateng. Beliau menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini dan mengajak ASN untuk bijak dalam mengelola keuangan, terutama terkait dengan pinjaman online yang marak saat ini.

Ketua panitia, Bapak Dr. Sadimin, S.Pd, M.Eng, mengatakan bahwa seminar ini diikuti oleh ASN Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Kota di Jawa Tengah. Ia berharap agar seminar ini dapat memberikan manfaat bagi ASN dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keuangan, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang maju, sejahtera, dan bijak finansial.

Dalam seminar online ASN Cerdas dan Bijak Finansial, materi pertama disampaikan oleh Ibu Dwi Irianti Hadningdyah, Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan RI. Beliau menjelaskan tentang Sukuk Negara, yaitu surat berharga syariah yang diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional dengan prinsip syariah.

Beliau mengatakan bahwa Sukuk Negara memiliki banyak keuntungan, baik bagi pemerintah maupun bagi investor. Bagi pemerintah, Sukuk Negara dapat menjadi sumber pembiayaan yang murah, stabil, dan berkelanjutan. Bagi investor, Sukuk Negara dapat menjadi pilihan investasi yang aman, menguntungkan, dan sesuai syariah.

Beliau juga menunjukkan beberapa inovasi yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam penerbitan Sukuk Negara, seperti Sukuk Ritel, Sukuk Global, Sukuk Hijau, dan Sukuk Berkelanjutan. Beliau mengatakan bahwa inovasi-inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan akses, diversifikasi, dan inklusi keuangan syariah di Indonesia.

Beliau menekankan bahwa Sukuk Negara memiliki kontribusi nyata bagi pembangunan negara, khususnya di bidang infrastruktur. Beliau menampilkan beberapa contoh proyek infrastruktur yang dibiayai oleh Sukuk Negara, seperti sekolah, rumah ibadah, laboratorium, rumah sakit, dan pusat konservasi.

Beliau mengajak ASN untuk berpartisipasi dalam investasi Sukuk Negara, sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan nasional. Beliau juga mengingatkan ASN untuk bijak dalam mengelola keuangan, terutama terkait dengan pinjaman online yang marak saat ini. Beliau menyarankan ASN untuk mengikuti edukasi dan literasi keuangan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan lembaga terkait.

Materi kedua yang disajikan adalah tentang Financial Growth Mindset. Narasumber pada acara ini adalah Kasi Pelaksanaan Transaksi Surat Berharga Kementerian Keuangan, Bapak Putut Widiandono.

Menurut narasumber, banyak orang menghadapi kesulitan saat memasuki masa pensiun karena beberapa kesalahan yang sering terjadi. Berikut adalah kesalahan-kesalahan tersebut. Pertama Tidak Punya Perencanaan. Banyak individu yang tidak memiliki perencanaan keuangan yang matang untuk masa pensiun. Akibatnya, mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidup setelah berhenti bekerja.

Kedua Terlambat Memulai. Semakin awal kita mempersiapkan dana pensiun, semakin baik. Terlambat memulai investasi atau menabung untuk pensiun dapat mengurangi keamanan finansial di masa tua. Ketiga Mengabaikan Persiapan Mental Psikologis. Pensiun bukan hanya soal uang, tetapi juga perubahan gaya hidup. Persiapan mental dan adaptasi terhadap peran baru sebagai pensiunan sangat penting. Keempat Mengabaikan Inflasi. Biaya hidup akan terus meningkat seiring waktu. Mengabaikan inflasi dalam perencanaan keuangan bisa berdampak negatif pada stabilitas finansial di masa pensiun.

Kelima Menabung Terlalu Sedikit. Menabung dengan jumlah yang minim tidak akan mencukupi untuk membiayai kehidupan di masa pensiun. Konsisten dalam menabung adalah kunci. Keenam Berinvestasi Terlalu Konservatif. Risiko investasi memang ada, tetapi terlalu konservatif dalam berinvestasi juga berarti potensi keuntungan yang rendah. Pilih investasi yang seimbang antara risiko dan hasil. Ketujuh Tidak Merencanakan Antisipasi Risiko.  Kesehatan dan kejadian tak terduga bisa mempengaruhi kondisi finansial di masa pensiun. Merencanakan asuransi dan dana darurat sangat penting.

Dalam seminar mengenai keuangan dan investasi, narasumber memberikan masukan penting bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Berikut adalah beberapa poin yang perlu diperhatikan, pertama Membangun Aset yang Produktif. Jadikan aset kita lebih produktif untuk menghasilkan passive income. Investasi yang bekerja keras akan membantu menambah kekayaan kita secara berkelanjutan.

Kedua Berinvestasi dengan Bijaksana. Instrumen Investasi yang aman adalah pilih instrumen investasi yang aman dengan return yang maksimal. Perhatikan risiko dan legalitasnya. Perhatikan 2R 2L yaitu selalu memperhatikan Return, Risk, Legal Logic dalam setiap keputusan investasi.

Pada acara seminar mengenai keuangan dan investasi, pemateri terakhir yang tampil adalah Tias Retnani, Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Tengah.

Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menandai lahirnya era baru dalam regulasi dan pengawasan jasa keuangan. Sebelumnya, fungsi pengaturan dan pengawasan Perbankan, Pasar Modal, dan IKNB dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bapepam-LK.

OJK memiliki tugas dan fungsi yang krusial dalam mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, Pasar Modal, dan IKNB (Industri Keuangan Non-Bank). Ibu Tias menjelaskan bahwa Fintech (financial technology) adalah layanan keuangan berbasis teknologi. Beberapa jenis layanan Fintech yang sudah diatur di Indonesia meliputi:

  1. Fintech Pembayaran (PBI 22/23/2020)
  2. Fintech Pendanaan Bersama(POJK 77/2016)
  3. Fintech Layanan Urun Dana (POJK 57/2020)
  4. Fintech Inovasi Keuangan Digital (POJK 13/2018)

Dengan adanya Fintech, layanan keuangan semakin mudah diakses dan inovatif. Semoga informasi ini membantu para peserta untuk memahami peran OJK dan perkembangan layanan keuangan di era digital.

Penulis : Muhammad Yunan Setyawan, S.Pd, Guru Pengelasan SMKN 10 Semarang