Belajar Menyenangkan Menggunakan Alat Peraga

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Sadiman dkk media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat meransang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sedangkan alat peraga adalah suatu benda asli dan benda tiruan yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik. Model benda nyata yang digunakan untuk mengurangi keabstrakan materi matematika dinamakan alat peraga pembelajaran matematika.

Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja, dan sumber belajar disebut media bila merupakan bagian integral dari seluruh proses atau kegiatan. Media memiliki tugas sebagai guru dan menjadi sumber belajar bagi peserta didiknya. Dengan demikian media memiliki peran utama dalam keberhasilan pendidikan sedangkan alat peraga hanya menjadi perantara dalam memudahkan penyampaian informasi dari guru kepada peserta didiknya.

Berdasarkan fungsinya media pembelajaran dapat berbentuk alat peraga dan sarana pembelajaran. Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa pengertian alat peraga pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, ketrampilan  dan kemauan siswa. Sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Melalui penggunaan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk konkrit yang dapat dilihat, dipegang, dicoba sehimgga dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

Fungsi utama alat peraga itu sendiri adalah untuk memperjelas keabstrakan konsep yang diberikan oleh guru agar siswa mampu menangkap arti dari konsep abstrak tersebut dengan lebih mudah . Sebagai contoh pada siswa SMK Teknik Pemesinan, menggunakan alat peraga hidrolis sebagai media dan alat belajar praktek. Serta untuk memahami cara kerja hidrolis yang banyak digunakan pada berbagai macam peralatan terutama untuk alat berat seperti pada escavator.

Dari segi pengadaannya, alat peraga dapat dikelompokkan sebagai alat peraga sederhana dan alat peraga buatan pabrik. Pembuatan alat peraga sederhana biasanya dimanfaatkan di lingkungan sekitar dan dapat dibuat sendiri. Penggunaan alat peraga cara kerja hidrolis bisa dimasukkan alat peraga yang sederhana dan juga yang ada buatan pabrik. Untuk yang sederhana bisa kita buat sendiri dari bahan spuit sebagai alat piston sederhana untuk menghisap dan memompa cairan meskipun cairan itu bukan oli tapi dari air. Sedangkan alat peraga buatan pabrik pada umumnya berupa peralatan yang dibuat dengan mesin yang pembuatannya memiliki katelitian ukuran serta memerlukan biaya tinggi untuk proses pembuatannya.

Terkadang suatu media dapat berfungsi ganda, pada saat tertentu berfungsi sebagai alat peraga dan pada saat yang lain dapat berfungsi sebagai sarana. Maka dari itu dalam penggunaannya alat peraga untuk pembelajaran harus disesuaikan dengan keadaan dan diperlukan teknik yang tepat, yaitu dengan mempertimbangkan waktu penggunaan dan tujuan yang akan dicapai. Apabila ditinjau dari segi wujudnya, alat peraga dapat dikelompokkan ke dalam alat peraga benda asli dan benda tiruan.  Bila bendanya yang asli digunakan sebagai alat peraga maka disebut alat peraga benda asli, contohnya seperti roll plat, berbagai macam bentuk  pahat, pneumatic,  hidrolik dan lainnya. Sementara itu alat peraga benda tiruan contohnya adalah gambar pahat, gambar macam bentuk benda kerja dan sebagainya. Pada dasarnya siswa belajar melalui benda atau objek konkret. Untuk memahami konsep abstrak siswa memerlukan benda-benda konkret sebagai perantara atau visualisasinya.

Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan, orang dewasa pun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu, sering memerlukan visualisasi.Belajar siswa akan meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan faktor-faktor yang dapat memotivasi siswa belajar, bahkan untuk pendidik,  misalnya : pengajaran supaya menarik,  sikap guru yang ramah, suasana sekolah bagi guru menyenangkan, ada imbalan bagi guru yang berprestasi, dan lain-lain, yang semuanya tadi akan berakibat mutunya penyelenggara pendidikan dan menghasilkan anak didik yang diharapkan.

Alat peraga dapat berupa benda riil dan gambar atau diagram. Keuntungan alat peraga benda riil adalah benda-benda itu dapat dipindah-pindahkan. Sedangkan kelemahannya yaitu tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, untuk bentuk tulisan harus dibuat gambarnya, tetapi tidak dapat dimanipulasikan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat alat peraga adalah tahan lama, bentuk maupun warnanya menarik, sederhana dan mudah dikelola, ukurannya sesuai dengan ukuran fisik anak, bila kita mengharapkan agar peserta didik belajar aktif alat peraga yang digunakan dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dan dicopot.

Adapun kelebihan penggunaan alat peraga antara lain dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik karena pelajaran menjadi lebih menarik. Kedua, memperjelas makna bahan pelajaran sehingga peserta didik lebih mudah memahaminya. Ketiga, metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga peserta didik tidak akan mudah bosan. Keempat, membuat peserta didik lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan sebagainya. Sedangkan kekurangan penggunaan alat peraga yakni mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru, banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan serta perlu kesediaan berkorban secara materi.

Penulis : Juli Mufti Siroj, S.T.

Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd.