Daging merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki nilai gizi berupa protein yang mengandung susunan asam amino yang lengkap. Daging mampu membantu meningkatkan massa otot. Daging yang dikonsumsi juga sebagai bahan pembangun yang digunakan tubuh untuk memperbaiki dan membuat tulang, kulit dan tulang rawan.
Dengan banyaknya manfaat dan peran penting protein bagi tubuh, maka sangat dianjurkan bagi seseorang untuk mencukupi kebutuhan protein dalam tubuh dengan cara mengkonsumsi daging. Namun, tidak semua orang dapat mengkonsumsi daging tersebut. Beberapa orang mengalami kendala gangguan kesehatan berupa alergi setelah mengkonsumsi daging. Hal tersebut terjadi karena orang tersebut mengalami alergi protein hewani atau intoleran protein hewani.
Beberapa penelitian telah dilakukan sebagai upaya agar penderita intoleran protein hewani dapat tercukupi kebutuhan proteinnya. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengganti sumber protein hewani dengan protein nabati. Ahmad priandono dalam penelitiannya pada tahun 2018 telah melakukan pengembangan produk nabati untuk menciptakan produk pangan yang memiliki sifat dan kandungan menyerupai daging. Dalam penelitian tersebut penulis menciptakan produk berupa dendeng nabati dengan memanfaatkan jamur tiram (Pleurotus Ostreatus) sebagai bahan bakunya.
Daging Analog adalah Daging Tiruan hasil Inovasi terbaru di Bidang Makanan dengan Memadukan Jamur dan Kedelai Bermutu Tinggi menjadi daging yang Tinggi Protein namun Kandungan Kolesterolnya sangat rendah. Daging analog ini sangat cocok pagi para penggemar daging tetapi mempunyai keterbatasan untuk mengkonsumsinya seperti penderita kolesterol, Hipertensi dan orang-orang yang sangat peduli terhadap kesehatannya. Daging analog ini mempunyai tekstur yang sangat halus, kenyal dan tidak berserat sehingga cocok dikonsumsi untuk semua usia terutama untuk usia lanjut.
Daging analog dibuat dari bahan dasar jamur dan tepung kedelai pilihan sehingga menjadikannya sebuah makanan berkualitas tinggi namun harganya tetap terjangkau. Daging analog ini dibuat dari bahan nabati berkualitas tinggi, diproduksi menggunakan mesin-mesin modern, diproses secara higienis tanpa bahan pengawet dan bahan pewarna berbahaya sehingga sangat aman untuk dikonsumsi. Daging analog ini mempunyai bentuk, tekstur dan rasa sangat mirip dengan daging sapi, namun di dalamnya sama sekali tak terkandung produk hewan sehingga aman untuk penderita kolesterol.
Jamur tiram (Pleurotus Ostreatus) dipilih karena bahan tersebut memiliki sifat yang menyerupai daging yang kenyal dan memiliki kandungan gizi yang baik. Jamur tiram (Pleurotus Ostreatus) memiliki kandungan serat mencapai 7,4-24,6% (Alex, 2011). Setiap 100 gram jamur tiram mengandung protein 10,5 – 30,4%. Selain itu, jamur tiram juga merupakan sumber protein nabati yang rendah kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (hipertensi) (Suwito,2006).
Dengan adanya penelitian tersebut, saat ini para penderita intoleran protein hewani dapat tercukupi kebutuhan protein bagi tubuh mereka. Selain itu, dendeng jamur tiram tersebut juga memiliki tekstur dan sifat yang menyerupai daging yang kenyal dan berserat.
Penulis : Wena Risaditya Putri, S.TP, Guru SMKN H Moenadi Ungaran
Komentar Pengunjung