Kunci Menghadapi Musibah Hidrometeorologi dengan Mengenali Pertanda Awal

Musibah hidrometeorologi seperti banjir seringkali membawa dampak yang menghancurkan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir. Dalam menghadapi ancaman tersebut, mengenali pertanda awal menjadi langkah krusial dalam meminimalisir kerugian dan memastikan keselamatan.contoh nyata adalah musibah baniir si berbagai kota seperti demak, semarang, purwodadi tanggal 13 maret kemaren. Oleh masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan musibah banjir harus mempunyai pengetahuan mengenai gejala awal musibah hidrometeorologi (banjir, tanah longsor). SMKN 10 Semarang yang letaknya memang dekat laut dan pantai sangat berpotensi besar pasti mengalami banjir. Oleh karena itu tidak salah dan tepat siswa keahlian kompetensi Nautika Kapal Niaga (NKN) mendapatkan mata pelajaran meteorology  atau ilmu cuaca.selain ini sudah seharusnya siswa,masyarakat dan pejabat public (pemerintahan) harus selalu update info berita dan peringatan cuaca dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui TV, media-media cetak  dan online.

Berikut adalah hal-hal atau pertanda-pertanda alam yang harus diperhatikan:

  1. Perubahan Pola Hujan. Perubahan pola hujan yang drastis dapat menjadi pertanda awal akan terjadinya banjir. Peningkatan curah hujan yang tidak biasa atau hujan yang terjadi di luar musimnya bisa menjadi sinyal bahaya yang harus diwaspadai oleh masyarakat.
  2. Naiknya Permukaan Air Sungai atau Drainase. Naiknya permukaan air sungai atau drainase secara tiba-tiba adalah indikasi nyata bahwa banjir sedang mengancam. Masyarakat harus memperhatikan dan memonitor perkembangan ketinggian air secara berkala untuk mengambil langkah antisipasi yang tepat.
  3. Terjadinya Longsor atau Erosi Tanah. Longsor atau erosi tanah dapat menjadi tanda awal akan terjadinya banjir, terutama jika terjadi di daerah aliran sungai atau sekitarnya. Masyarakat perlu waspada terhadap perubahan topografi dan geologi di sekitar mereka.
  4. Peringatan Dini dari Otoritas Terkait. Pentingnya mendengarkan dan mengikuti peringatan dini yang diberikan oleh otoritas terkait seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tidak dapat diabaikan. Informasi dari sumber yang terpercaya dapat membantu masyarakat untuk bersiap-siap menghadapi banjir dengan lebih efektif.
  5. Pengetahuan Lokal dan Pengalaman Turun Temurun. Pengetahuan lokal dan pengalaman turun temurun dari para penduduk asli daerah rawan banjir juga merupakan aset berharga. Masyarakat dapat belajar dari pengalaman masa lalu dan tradisi lokal dalam menghadapi ancaman banjir.

Dengan mengenali pertanda-pertanda awal tersebut, masyarakat rawan banjir dapat lebih siap menghadapi musibah hidrometeorologi dan melindungi diri serta harta benda mereka. Kesadaran akan bahaya banjir dan langkah-langkah persiapan yang tepat dapat secara signifikan mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh bencana alam tersebut.

Dengan pengetahuan akan pertanda-pertanda awal dari alam ini, sosialisasi dan latihan-latihan evakuasi di harapkan masyarakat akan menjadi masyarakat siaga bencana yang terlatih akan keadaan musibah darurat dan akan selalu cepat ,tepat dan benar dalam evakuasi diri. Sebagai pimpinan daerah yang rawan akan musibah ini juga sudah harus memikirkan jangka Panjang pencegahan, penanggulangan, dan penyediaan tempat evakuasi darurat yang aman.

SMKN 10 Semarang berkaitan musibah hidrometeorologi (Banjir) ini sudah melakukan tindakan-tindakan pencegahan dan penanggulangan dengan memperbaiki saluran pembuangan air, pembuatan tanggul di depan pintu gerbang masuk ,dan tidak kalah penting mengedukasi siswa dan warga sekolah untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan  cara dan pendekatan yang persuasif dan humanis.

Tindakan-tindakan ini antara lain pengurangan/pembatasan penggunaan plastic untuk mengurangi banyak dan menumpuknya limbah plastic yang dapat menghambat aliran pembuangan tidak lancar, kegiatan kerja bakti membersihkan saluran air dan lainnya .

Terakhir sebagai penutup kata, penulis berharap dan menghimbau kepada kita semua untuk menjaga keseimbangan alam serta lingkungan tempat tinggal masing-masing. Minimal dengan mengelola sampah dan limbah rumah tangga sebelum membuangnya terlebih ke sungai atau saluran-saluran pembuangan. Sampah apapun bentuknya khususnya plastic, botol, logam dan sebagainya adalah benda mati buatan manusia. Oleh karenanya kita semua harus bijak mengelola sampah ataupun limbah rumah tangga dan indusri. Syukur alhamdulillah jika di kelola, diolah menjadi produk yang mengasilkan pendapatan.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. Mari jaga kelestarian alam dan keberlangsungan hidup sehat manusia supaya berkelanjutan untuk generasi mendatang.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Landung Jati Ismoyo, ANT II., Guru Produktif Nautika Kapal Niaga, Mapel Meteorologi

Editor: Tim Humas