Fast fashion merupakan model bisnis industri fashion yang mengacu pada produksi koleksi busana sebanyak mungkin dengan desain yang silih berganti secara cepat untuk dibawa ke pasar dalam waktu sesingkat mungkin. Fast Fashion dianggap menjadi hal yang negatif di industri fashion karena banyak busana dibeli dalam waktu singkat dengan penggunaan yang singkat yaitu hanya saat model busana tersebut sedang trend, kurang lebih hanya 1% busana fast fashion yang didaur ulang setelah digunakan.
Bahan pembuatan busana fast fashion biasanya menggunakan bahan sintetis seperti polyester yang menghasilkan 9 kg CO2 selama proses produksi. Fast fashion juga menyebabkan pencemaran air karena bahan kimia yang digunakan selama proses produksinya. Karena proses produksi yang cepat banyak perusahaan menekan biaya operasional untuk mengejar harga yang murah dan kecepatan produksi. Seringkali pekerja di industri fast fashion harus bekerja dengan cepat atau di luar jam kerja untuk memenuhi jumlah produksi. Namun, kesejahteraan mereka tidak dipenuhi atau upah mereka tidak sebanding dengan kerja keras mereka.
Slow fashion adalah gerakan dalam industri fashion di mana busana yang diproduksi lebih memperhatikan pada pendekatan mode yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perhatian diberikan pada konsumsi atau penggunaan yang berkelanjutan di mana hanya busana yang benar- benar diperlukan yang dibeli. Slow fashion biasanya menggunakan bahan alami seperti katun atau bahan daur ulang.
Proses produksi menggunakan bahan yang ramah lingkungan dengan proses produksi yang memperhatikan lingkungan. Pada proses produksi slow fashion air yang digunakan sering didaur ulang dan disaring untuk meminimalisir polutan pada air. Pada slow fashion pakaian bekas, rusak atau yang sudah tidak dipakai didaur ulang dan dijual Kembali atau didonasikan sehingga mengurangi limbah atau dampak lingkungan yang mungkin terjadi karena penggunaan busana.
Setelah mengetahui perbedaan dari bahan, proses produksi, penggunaan serta dampak dari fast fashion dan slow fashion, diharapkan kita lebih bijak dalam pemilihan dan penggunaan busana untuk keberlangsungan kehidupan di masa depan.
Penulis : Anggita Fortuna Dewi, S.Pd.
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd
Komentar Pengunjung