Memproduksi teks negosiasi adalah menuangkan satu peristiwa kehidupan yang pernah dialami tokoh dalam bentuk tulis. Teks negosiasi merupakan teks yang berisi interaksi sosial yang berusaha mencari penyelesaian masalah bersama diantara pihak-pihak yang mempumyai perbedaan kepentingan agar kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan. Memproduksi teks negosiasi mempunyai manfaat agar Siswa bisa belajar bernegosiasi atau belajar demokrasi dan musyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah. Fakta di lapangan menunjukkan model pembelajaran yang digunakan belum mampu menggali potensi Siswa dalam menciptakan dan mengembangkan ide yang sudah ada ke dalam tulisan. Oleh karena itu, perlu diberikan solusi berupa penerapan suatu model pembelajaran yang efektif dan mampu membuat Siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan lebih mudah dalam mengungkapkan ide-ide ketika memproduksi teks negosiasi.
Model Teams Games Tournament (TGT) dan model simulasi adalah dua model pembelajaran yang dirancang agar Siswa aktif dan mampu bekerja sama dengan teman yang lainnya untuk bisa menemukan hal-hal yang sulit menjadi mudah bersama teman-temannya berkaitan dengan materi yang diajarkan, sehingga Siswa dapat memproduksi teks negosiasi dengan baik dan benar. Artikel ini bertujuan untuk menguji keefektifan model Teams Games Tournament (TGT) dan model Simulasi. Artikel tersebut menunjukan bahwa Model Teams Games Tournament (TGT) dan model Simulasi dapat meningkatkan kemampuan Siswa dalam memproduksi teks negosiasi.
Memproduksi teks negosiasi merupakan salah satu kompetensi yang harus diajarkan di kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), terdapat dalam KD 4.2 yaitu memproduksi teks negosiasi secara tulis maupun lisan (Kurikulum 2013). Dalam penelitian ini memproduksi yang dimaksud adalah memproduksi atau menghasilkaan teks secara tertulis. Dengan demikian memproduksi termasuk dalam keterampilan berbahasa yaitu menulis. Menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami (Nurudin 2010:4).
Kemampuan ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang harus dilakukan secara teratur. Menulis memerlukan pengalaman, waktu, kesempatan, keterampilan-keterampilan khusus, pengajaran langsung menjadi seorang penulis, gagasan-gagasan disusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik.
Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar efektif dan efisien, maka Guru dituntut menggunakan model yang tepat dalam kegiatan pembelajarannya. Pembelajaran memproduksi memerlukan kemampuan untuk menuangkan ide dan perasaan dalam bentuk tulisan.
Model pembelajaran yang mampu merangsang agar Siswa aktif dan mampu bekerja sama dengan temannya adalah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran simulasi. Kedua model pembelajaran diatas adalah model yang memfokuskan agar Siswa lebih aktif dan dapat bekerja sama dengan temannya, sehingga apabila salah satu Siswa kurang menguasai materi Siswa yang lain bisa membantunya.
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model yang memfokuskan Siswa agar bisa aktif dalam berinteraksi dengan Siswa yang lain saat pembelajaran di kelas. Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin (1995) untuk membantu Siswa mengingat dan menguasai materi pelajaran. Slavin menemukan bahwa TGT berhasil meningkatkan skill-skill dasar, pencapaian interaksi positif antar Siswa, harga diri, dan sikap penerimaan pada Siswa-Siswa lain yang berbeda. Dalam TGT Siswa mempelajari materi di ruang kelas. Setiap Siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok yang heterogen sehingga Siswa yang kurang paham akan dibantu oleh anggota kelompoknya yang lebih paham. Tahapan dalam model ini adalah penyajian kelas, belajar dalam kelompok, permainan, pertandingan atau lomba, dan penghargaan. Jadi dalam model pembelajaran TGT Siswa belajar dengan senang karena mereka akan berhadapan dengan teman sendiri.
Model pembelajaran yang merangsang Siswa aktif dan bekerja sama dalam situasi tiruan adalah model pembelajaran Simulasi. Model pembelajaran simulasi pada dasarnya merupakan suatu model pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata melalui peniruan-peniruan bentuk pengalaman yang sebenarnya. Simulasi dapat digunakan sebagai model mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Tahapan dalam model pembelajaran simulasi yaitu; orientasi, latihan bagi peserta, proses simulasi, dan pemantapan dan debriefing. Dalam tahapan kedua model diatas terdapat unsur bekerja sama dengan teman lainnya atau berkelompok kemudian mereka akan bertanding dengan kelompok lain.
Keunggulan Model TGT diantaranya adalah Siswa yang berkemampuan kurang akan lebih aktif didalam kelas dan ia merasa mempunyai peranan yang penting di dalam kelas, akan timbul rasa kebersamaan dan saling menghargai diantara anggota kelompok, dengan adanya penghargaan Siswa akan lebih bergairah dan bersemangat dalam proses pembelajaran sehingga saat pembelajaran Siswa merasa senang, Sedangkan keunggulan model Simulasi adalah dapat memupuk kreativitas Siswa karena Siswa memerankan peran orang lain, Siswa menjadi pemberani dan lebih percaya diri, dan mereka bersemangat dalam pembelajaran karena akan ada hal baru yang mereka lakukan. Berdasarkan keunggulan yang dijabarkan pada kedua model di atas, maka perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah kedua model tersebut efektif digunakan dalam memproduksi teks negosiasi pada Siswa SMK kelasX. Setelah diketahui keefektifan pembelajaran memproduksi teks negosiasi dengan model Teams Games Tournament (TGT) dan model simulasi, selanjutnya diteliti apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan kedua model pada pembelajaran memproduksi teks negosiasi.
Manfaat bagi Guru adalah: (1) memperoleh bekal pengetahuan dalam menyusun atau mendesain model pembelajaran memproduksi teks negosiasi secara tertulis pada Siswa kelasX SMK,; (2) mendapatkan acuan dalam menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran simulasi dalam pembelajaran memproduksi teks negosiasi secara tertulis; (3) memberikan motivasi untuk berinovasi dalam pembelajaran di kelas.
Manfaat yang diperoleh Siswa dari penelitian ini adalah memperoleh pengalaman baru dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya memproduksi teks negosiasi secara tertulis.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Dra Warni., Guru Mapel Bahasa Indonesia
Editor: Tim Humas
Komentar Pengunjung