Untuk menyalakan/memutar mesin, khususnya sepeda motor, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan kick starter dan elektrik starter. Pengoperasian kick starter sangat sederhana yaitu dengan menekan/menginjak engkol secara manual menggunakan kaki, sehingga memutar poros engkol yang menyebabkan terjadinya siklus pembakaran. Walaupun sederhana, penyalaan mesin seperti ini terasa sulit bagi pengguna sepeda yang tidak memiliki kekuatan yang cukup. Untuk mengatasi problem tersebut, dengan perkembangan teknologi sepeda motor dilengkapi stater elektrik yang bertujuab untuk memudahkan penyalaan mesin.
Starter elektrik sepeda motor merupakan serangkaian komponen sistem kelistrikan starter yang berfungsi untuk memutar sebuah motor DC yang akan menggerakan poros engkol. Sistem kelistrikan starter dapat memutar poros engkol karena arus listrik dari batere memberikan energi listrik ke motor tersebut untuk merubah menjadi energi mekanis. Meskipun memberi kemudahan, starter elektrik juga dapat mengalami kendala. Apabila dalam kondisi yang tidak ideal, energi mekanis yang dihasilkan dalam bentuk putaran poros engkol hanya kecil (putaran starter pelan) atau justru nol (tidak berputar). Dengan kondisi demikian, sepeda motor tidak dapat dinyalakan.
Kondisi yang menyebabkan putaran starter pelan dapat diakibatkan karena beberapa faktor, yaitu: (1) kemampuan batere dalam menyediakan pasokan listrik telah menurun karena umur pemakaian, sehingga batere perlu distroom ulang atau diganti; (2) adanya gangguan pada jalur kelistrikan yang dapat berupa sambungan kabel yang kurang kencang. Sambungan yang kurang kencang bisa di sebabkan oleh beberapa hal, antara lain kondisi sambungan jelek karena adanya karat dan kabel dengan luas penampang yang telah tergerus sehingga lebih kecil dari standarnya. Hal diatas menyebabkan penurunan tegangan sehingga tegangan yang diterima motor DC kurang. Penurunan tegangan membuat pembangkitan medan magnet pada motor kecil sehingga momen putar yang di bangkitkan tidak mampu untuk memutar poros engkol secara normal.
Selain penyebab tersebut di atas, starter tidak dapat berputar juga karena terdapat komponen yang menyebabkan jalur kelistrikan terbuka. Jalur kelistrikan terbuka akan menyebabkan aliran listrik terputus yang membuat operasional rangkaian tidak bekerja. Bentuk jalur kelistrikan terbuka antara lain, sekering putus, kabel putus, komponen aus seperti (kunci kontak, tombol starter, relay sater) serta unit motor DC aus. Unit motor DC yang aus dapat berupa korsleting dengan massa pada bagian angker serta komponen brush yang menghubungkan bagian komutator dengan tegangan batere telah habis karena gesekan. Konsleting merupakan kondisi dimana arus listrik dari batere tidak melawati rangkaian yang semestinya sehingga lansung menuju massa (kutub negative) menyebabkan tidak adanya pembangkitan medan magnet. Energi listrik dari batere akan terkonversi menjadi panas yang justru dapat membahayakan rangkaian.
Gangguan yang dialami oleh sistem starter elektik disebabkan oleh sejumlah komponen listrik. Sedangkan sistem starter manual (kick starter) yang tersusun secara mekanis dapat mengalami beberapa gangguan, salah satunya karena mekanisme pengembali kick starter menggunakan per. Per pengembali ini dapat mengalami patah karena pemakaian. Ketika melakukan penggantian per kick starterpun lebih rumit karena akan membongkar bagian mesin.
Demikian uraian beberapa perbedaan mekanisme kick starter dan elektrik starter, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada salah satu jenis produk sepeda motor menghilangkan sistem kick starter karena permintaan pasar tertentu.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Gesit Trimakno, S.Pd., Guru Mapel Produktif TBSM
Editor: Tim Humas
Komentar Pengunjung