Menanamkan Nilai-Nilai Sejarah Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler, Mungkinkah?

Salah satu wadah pembinaan siswa disekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasarkan pada tujuan kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang berada di luar materi wajib sekolah untuk mengembangkan minat-minat baru dan menanamkan tanggungjawab siswa sebagai warga negara.

Kegiatan ekstrakurikuler salah satunya adalah membangun kepribadian siswa dan juga membangun sikap nasionalisme. Setiap warga negara Indonesia diharapkan memiliki nasionalisme yang tinggi karena dengan nasionalisme yang tinggi dapat menunjukan eksistensi bangsa dan negara di mata dunia internasional. Nasionalisme tidak tumbuh dengan sendirinya, akan tetapi harus ada upaya dari warga negara untuk berusaha memiliki sikap rasa bangga dan cintaterhadap negara Indonesia.

Sikap rasa bangga dan cinta terhadap negara Indonesia tentunya akan tumbuh dan dapat dinternalisasikan kepada peserta didik melalui pemahaman yang benar terhadap nilai-nilai sejarah. Pemahaman nilai-nilai sejarah kebangsaan warisan para pendahulu negeri harus terus ditingkatkan untuk menjadi acuan bersikap bagi generasi penerus. Menurut Lestari Moerdija Wakil Ketua MPR (Media Indonesia, 4 Juni 2023) Nilai-nilai sejarah Indonesia yang ditorehkan para pendahulu bangsa masih sangat relevan untuk menjadi landasan bersikap dalam menjawab sejumlah tantangan berbangsa dan bernegara di masa kini dan mendatang.

Secara Yuridis pedoman kegiatan ekstrakurikuler diatur Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 62 dan 63 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler dan Pramuka sebagai Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan dasar landasan tersebut maka Penanaman nilai–nilai sejarah ini tidak saja dibebankan melalui kegiatan kokurikuler dan intrakurikuler saja tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler .

Sebagai contoh didalam kegiatan Pramuka terdapat SKU (Syarat Kecakapan Umum) yang harus diujikan kepada siswa anggota Bantara dan Laksana untuk memperoleh predikat kenaikan jenjang status keanggotan pramuka. Dalam Uji SKU tersebut pemahaman tentang nilai kesejarahan disampaikan dalam nomor soal 12, 14 dan 15 dalam Ujian SKU dan Trisatya dan Dasa Darma sebagai pedoman yang harus dipahami dihayati dan dilaksanakansetiap anggota pramuka.  Sayang…, dengan keluarnya Peraturan Mendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 Pramuka tidak lagi menjadi ekstrakurikuler (ekskul) wajib bagi siswa, sehingga kegiatan baik seperti diatas tidak lagi ada bagi seluruh siswa kelas X (sepuluh) . 

Demikian juga jika dalam kegiatan Ekstrakurikuler PMR (Palang Merah Remaja) terdapat Buku Saku Palang Merah Remaja yang akan dipakai sebagai panduan ujian kenaikan status keanggotaan PMR. Dalam buku panduan tersebut terdapat materi tentang sejarah Palang Merah Remaja Dunia ataupun di Indonesia. Nilai-nilai sejarah kepalangmerahan itu memberikan pemahaman pentingnya rasa kemanusian. Demikian juga karenamanusia sebagai makluk sosial yang berarti bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia memerlukan bantuan orang dalam menjalankan kehidupanya, maka sikap menolong sesama dalam kondisi darurat dan kebencanaan sangat diperlukan sekali.

Dalam bidang kegiatan Paskibra menjadi wadah bagi generasi muda meningkatkan pengetahuan tentang nilai-nilai kejuangan dan kebangsaan, sehingga generasi muda dapat menjadi kader penerus perjuangan bangsa yang berkarakter nasinalis, patriotik dan berbudaya Indonesia. Munculnya aktivitas Pasukan Pengibar Bendera di sekolah tidak bisa dilepaskan dari peristiwa bersejarah pengibaran bendera oleh Latif Hendraningrat dkk saat pernyataan Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh Soekarno dan Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Nilai-nilai tersebut diatas merupakan sesuatu hal yang bersifat positif dan bermanfaat bagi kehidupan manusia dan harus dimiliki setiap manusia untuk dapat dipandang di dalam kehidupan bermasyarakat.

Bila kita kaji lebih dalam lagi, masih banyak bidang ekstrakurikuler yang kegiatannya syarat akan nilai kesejarahan yang membangun karakter mereka seperti Drum Corps (/Marching Band, Pecinta Alam, KIR (Karya Ilmiah Remaja) dan sebagainya. Namun yang menjadi pertanyaan sekarang sejauhmana kegiatan-kegiatan tersebut diminati siswa dan dikelola oleh sekolah dengan baik?

Berikut ini minimal 5 (lima) nilai-nilai yang terkandung dalam suatu peristiwa sejarah secara tersurat dan tersirat menjiwai pada beberapa kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

  1. Nilai moral. Nilai moral ini merupakan suatu nilai yang dapat memotivasi manusia supaya bertindak atau berbuat serta menjadi sumber Nilai moral ini mengatur serta membatasi perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Nilai moral ini berupa etika dan moralitas yang menjiwai setiap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
  2. Nilai budaya. Nilai budaya juga merupakan suatu nilai yang berhubungan dengan konsep kehidupan manusia, Contohnya seperti adat istiadat, kemudian kesenian, dan kepercayaan, serta upacara adat. Nilai budaya biasanya tergambarkan bidangekstrakurikuler kesenian (Tari, Drama, Beladiri tradisional)
  3. Nilai sosial. Nilai sosial merupakan suatu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan individu dalam masyarakat. Nilai sosial dalam peristiwa atau cerita sejarah dapat diketahui dengan melihat perjalanan hidup para tokoh dalam peristiwa sejarah, Selain itu nilai sosial dapat kita lihat atau pahami dari manusia purba pada masa meramu atau mengumpulkan makanan yang dimana mereka hidup berkelompok atau bermasyarakat didapati sikap dan prilaku gotong royongpada nenek moyang kita pada masa lalu . Bentuk nilai sosial tampak sekali pada kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dan Palang Merah Remaja(PMR)
  4. Nilai perjuangan. Nilai ini membawaKita sebagai rakyat Indonesia harus cinta terhadap tanah air, Jangan sia-siakan pengorbanan para pahlawan yang telah gugur berjuang mati-matian demi untuk kemerdekaan negara Indonesia. Nilai-nilai perjuangan tersebut tidak hanya penting di masa perjuangan menentang penjajahan saja, tetapi juga dalam kegiatan pembangunan seperti sekarang ini. Sehingga pembangunan untuk kemasyarakatan umum akan dapat tercapai. Pemahaman dan keinginan mengamalkan nilai-nilai perjuangan tersebut dimasa kemerdekaan menunjukkan bahwa mempunyai adanya kesadaran sejarah yang tinggi. Wujud implementasi nilai perjuangan dalam kegiatan ekstrakurikulerini tampak pada setiap anggota ekstra untuk berjuang mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya.
  5. Nilai rela berkorban. Nilai rela berkorban menonjol atau terlihat pada masa perang kemerdekaan. Para pahlawan mempertaruhkan jiwa dan raganya serta mengorbankan waktu dan harta benda, demi untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Telah banyak pejuang yang gugur di medan juang serta menumpahkan darahnya atau cacat dan menderita, serta korban harta benda saat berjuang melawan penjajah demi untuk tegaknya kemerdekaan Indonesia. Contoh dari nilai rela berkorban ketika setiap anggota ekstrakurikuler mendapatkan tugas sebagai wakil sekolah rela untuk menyediakan waktu dan tenaganya melakukan latihan dan persiapan sampai dengan keikutsertaanya dalam berbagai lomba atau event-event yang membawa nama baik sekolah.

Dengan menghayati nilai-nilai sejarah ini dalam kegiatan ekstrakurikuler, sekolah dapat memberikan pengalaman yang lebih utuh (holistik), lebih jauh dari itu tujuan pendidikan menjadikan manusia (generasi) seutuhnya akan menjadi lebih nyata. Mari kita dukung dan kembangkan kegiatan ekstrakurikuler untuk membina karakter generasi muda kita. Semoga usaha kita di ridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Slamet Adi Purwanto, S.Pd, M.Si

Editor: Tim Humas