Atmosfer sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan selalu menuntut pembelajaran untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi seiring dengan perkembangan zaman, tepatnya pada Revolusi Industri 4.0. Dapat diketahui bersama, bahwasanya kemajuan teknologi modern pada Revolusi Industri 4.0 sangatlah masif dan pesat. Setiap tahun hampir seluruh industri manufaktur melahirkan terobosan teknologi terbaru untuk memudahkan kehidupan manusia pada kegiatan sehari-harinya. Bahkan industri manufaktur juga memberikan terobosan terbaru yaitu produk kendaraan dengan tenaga listrik yang sangat ramah lingkungan (zero emission) dan hemat energi (energy saving), dibandingkan kendaraan dengan tenaga fosil atau biasa kita sebut dengan motor bakar (bensin & diesel).
Teknologi-teknologi tersebut tentu tidak lepas dari peran dunia pendidikan yang juga mempunyai peran yaitu sebagai pijakan awal dan dasar keilmuan bagi seseorang untuk dapat mengembangkan pengetahuan serta kemampuannya, sehingga dapat menelurkan terobosan-terobosan terbaru yang mungkin sebelumnya belum ada, dan tentu akan memudahkan kehidupan manusia. Dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan dapat mendukung akan kemajuan teknologi bangsa, karena dalam kegiatan pembelajarannya Siswa tidak hanya belajar sebatas teori saja, namun Siswa juga diwajibkan untuk mempraktikkan dari teori apa saja yang sudah dipelajari sebelumnya. Sehingga dapat terwujud Siswa yang memiliki kompetensi yang baik, sesuai dengan program keahlian yang diambil.
Pembelajaran teori dan praktik di sekolah harus memiliki suatu metode pembelajaran yang tepat. Sehingga dapat mendukung proses pembelajaran, serta memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Tidak lepas dari cara mengajar dan tahapan pembelajaran, metode pembelajaran juga berperan penting dan sangat baik apabila dikolaborasikan dengan cara mengajar seorang Guru dengan tahapan-tahapan pembelajaran di dalamnya. Untuk meningkatkan pemahaman Siswa, maka pertama-tama seorang Guru diharapkan mampu menumbuhkan minat belajar Siswa. Penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi salah satu terobosan dan solusi untuk menumbuhkan minat belajar Siswa.
Metode pembelajaran berbasis masalah akan memberikan stimulasi ke Siswa, dengan cara melemparkan suatu permasalahan ke Siswa dan meminta Siswa untuk menyelesaikannya dengan membentuk kelompok kerja. Selanjutnya hasil diskusi dari masing-masing kelompok akan dipresentasikan ke depan kelas, untuk didiskusikan bersama dengan kelompok lain dengan dipandu oleh Guru kelas. Dengan demikian akan menghasilkan kekompakkan kelompok untuk mempertahankan argumentasinya masing-masing. Lalu tugas Guru kelas yaitu untuk memandu dan menengahi kegiatan diskusi kelas, yang nantinya akan dihasilkan jawaban-jawaban paling tepat dari diskusi tersebut. Sehingga Siswa mengetahui jawaban paling tepat dari permasalahan yang dilemparkan oleh Guru kelas, yang nantinya dapat diaplikasikan Siswa pada pembelajaran teori, dan panduan untuk melakukan praktik.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Muhammad Ferdi Firdaus, S.Pd., Guru Mapel Produktif TBSM
Editor: Tim Humas
Komentar Pengunjung