Pembelajaran Diferensiasi  Bergerak Memenuhi Kebutuhan Siswa

Pernahkah kita sebagai guru melihat siswa tidak bersemangat, sering membuat ulah di kelas, pikiran kosong atau prestasi terus menerus mengalami penurunan? Bisa jadi ini adalah kebutuhan belajar siswa tidak terpenuhi. Selain itu pernahkan kita juga merasakan kesulitan dalam mengajar siswa berbagai tingkatan kognitif berbeda? Terdapat siswa yang cepat menangkap materi dan siswa yang lambat menangkap materi. Perbedaan bakat minat siswa menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Kalau siswa mulai terlihat gejal ini, tidak tertarik dengan pelajaran, guru merasa kesulitan mengakomodir kognitif siswa inilah saatnya untuk melakukan strategi pembelajaran yang memenuhi kebutuhan siswa. Salah satu strateginya melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan siswa, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu. Oleh karena itu, begitu indahnya ketika guru mampu mengakomodir keberagaman dan berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan keberagaman setiap individu itu. Keberagaman dari setiap individu siswa harus selalu diperhatikan, karena setiap siswa tumbuh di lingkungan dan budaya yang berbeda sesuai dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Pembelajaran Diferensiasi merupakan siklus mencari tahu tentang siswa dan merespons belajarnya berdasarkan perbedaan.. Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru yaitu melakukan pemetaan kebutuhan belajar, merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan, dan mengevaluasi danerefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Dalam melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar. Maka sebagai guru harus mampu memetakan kebutuhan siswa meliputi kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar siswa. Kesiapan belajar merujuk pada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki siswa saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Minat belajar merupakan faktor yang memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setiap siswa akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Dengan menghubungkan pelajaran dengan minat siswa, maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja siswa dalam hal ini salah satu contohnya setiap siswa memiliki gaya belajar, kecerdasan majemuk yang berbeda-beda. Profil belajar merupakan pemetaan profil belajar siswa yang akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara natural dan efisien dengan demikian guru harus merancang metode dan pendekatan mengajar yang bervariasi.
Sedangkan strategi pembelajaran berdiferensiasi ada 3 yaitu:
1. Diferensiasi konten: Berhubungan dengan apa yang diajarkan pada siswa dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar siswa baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat siswa dan aspek profil belajar siswa atau kombinasi dari ketiganya
Sebagai contoh pembelajaran diferensiasi konten
a. Menggunakan bahan bacaan pada berbagai tingkat keterbacaan.
b. Menyediakan bahan ajar pada kaset.
c. Menggunakan daftar kosakata untuk mengetahui tingkat kesiapan siswa.
d. Mempresentasikan ide melalui sarana pendengaran dan penglihatan.
e. Memberikan pertanyaan merangsang berpikir konten
f. Memberikan informasi yang mendasar yang umum terkait dengan fakta, prinsip

2. Diferensiasi proses : Siswa berinteraksi dengan materi dan bagaimanainteraksi tersebut menjadi bagian yang menentukan pilihan belajar siswa. Karena banyaknya perbedaan gaya dan pilihan belajar yang ditunjukkan siswa, maka kelas harus dimodifikasi sedemikian rupa agar kebutuhan belajar yang berbeda-beda dapat diakomodir dengan baik
Sebagai contoh pembelajaran diferensiasi proses
a. Melibatkan kegiatan pembelajaran yang sebenarnya, seperti pemodelan, latihan, demonstrasi, atau game pendidikan.
b. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan pemetaan kebutuhan
c. Guru memaparkan soal-soal yang menantang
d. Siswa diarahkan mengidentifikasi setiap masalah
e. Menyediakan pusat minat yang mendorong siswa untuk mengeksplorasi diri.
f. Mengembangkan agenda pribadi (daftar tugas yang ditulis oleh guru) yang harus diselesaikan selama waktu yang ditentukan.
g. Menawarkan dukungan langsung lainnya bagi siswa yang membutuhkan.
h. Memvariasikan waktu yang disediakan bagi siswa

3. Diferensiasi produk: Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar siswa terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Penugasan produk harus membantu siswa secara individual atau kelompok, menentukan kembali atau memperluas apa yang mereka pelajari selama periode waktu tertentu (satu semester atau satu tahun). Produk sangat penting karena mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh siswa.
Sebagai contoh pembelajaran diferensiasi produk
a. Memberi siswa pilihan cara mengekspresikan kebutuhan pembelajaran
b. Menggunakan rubrik yang cocok dan memperluas keberagaman tingkat keterampilan siswa.
c. Membolehkan siswa bekerja sendiri atau berkelompok kecil untuk menuntaskan tugas.
d. Mendorong siswa untuk membuat tugas mereka sendiri

Perlu kita ketahui pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Guru harus dapat menuntun siswa berkembang sesuai dengan kodratnya, memerdekaan pikiran siswa dan menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Selain itu pembelajaran diferensiasi mampu merespon kebutuhan belajar siswa, mengembangkan keterampilan pembelajaran, memperluas rutinitas dan keterampilan pembelajaran, membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri sehingga akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa. Mari Guru bergerak, Indonesia Maju.

Penulis:
Dhidik Joko Purnomo, S.Pd., Gr
Calon Guru Penggerak
Guru Matematika
SMA Negeri 1 Semarang