Peran Komunitas Kesiswaan Dalam Membangun Citra Sekolah

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Biasanya sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena mempunyai ketertarikan dan minat yang sama.

Di sekolah komunitas kegiatan siswa di wadahi melalui kegiatan ekstrakurikuler. Tujuan komunitas di sekolah ini tentu bervariasi, namun secara umum adalah untuk melatih siswa agar mengembangkan ilmu , minat dan bakat di bidangnya masing-masing.

Komunitas IT dan Citra Sekolah

Secara garis besar Komunitas kesiswaan di SMKN 10 Semarang yang dibina dalam kegiatan Ekstrakurikuler dikelompokkan dalam 2 (dua) bidang yaitu IT dan keagamaan. Diluar komunitas tersebut komunitas siswa yang berupa minat olah raga, seni dan krida juga dinaungi di kegiatan ekstrakurikuler.

Berikut ini empat contoh komunitas di SMKN 10 yang tergabung dalam komunitas bidang IT dan keagamaan yaitu Komunitas Desaian Grafis dan Multimedia (DG & M),  Komunitas Rohani Islam (Rohis), Komunitas Rohani Kristen (RohKris) dan Komunitas Podcast dan Medsos (P&M).

Perkembangan Teknologi Informasi dewasa ini memberikan manfaat untuk mempermudah, mempercepat, dan mempermudah manusia untuk mendapatkan informasi. Salah satu perkembangan teknologi informasi bisa dilihat melalui berkembangnya media sosial. Penggunaan media sosial yang salah dikalangan siswa akan memberi dampak yang tidak baik, tidak saja bagi siswa dan keluarganya tapi juga sekolah dimana yang bersangkutan tercatat sebagai siswa di sekolah itu. Sementara penggunakan media sosial yang benar tentunya akan membangun persepsi yang baik bagi kemajuan sekolah.

Bagi SMKN 10 Semarang kemajuan dan perkembangan Tehnologi Informasi ini sudah seharusnya dimafaatkan semaksimal untuk kebaikan sekolah dan warga sekolah. Oleh karenanya warga sekolah (peserta didik) oleh bidang kesiswaan SMKN 10 Semarang didorong membentuk komunitas-komunitas pecinta IT seperti Komunitas Desain Grafis dan Multimedia (DG&M) serta Komunitas Podcast dan Medsos (P&M).

Tujuan dari pembentukkan ini bukan semata-mata mengikuti trend perkembangan jaman atau sekedar ikut-ikutan sekolah lain yang punya komunitas semacam ini, tapi lebih dari itu juga sebagai bentuk aktualisasi diri dan kontribusi anggota komunitas untuk sekolah tercinta.

Menangkap hal tersebut diatas, Manajemen Sekolah sendiri sudah semestinya juga mendorong tumbuhnya minat siswa terhadap bidang ini sehingga muncul kegiatan yang positif , efektif dan produktif bagi sekolah melalui penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Kegiatan positif inilah yang diharapkan mampu membantu sekolah mencapai peran dan tujuannya. Lalu yang menjadi pertanyaan tujuan apa yang hendak dicapai sekolah melalui pengembangan kegiatan di bidang ini ? Tidak lain yaitu meningkatkanya persepsi masyarakat terhadap citra sekolah (Brand Image).

Secara singkat citra adalah gambaran yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) mengenai pribadi, atau organisasi (Kamus Bahasa Indonesia, 2008). Dengan demikian, citra sekolah adalah gambaran yang memberikan kesan yang kuat pada seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) tentang suatu sekolah. Dalam hal ini, citra sekolah dapat bersifat positif, dan dapat bersifat negatif.

Disinilah peran komunitas IT sekolah seperti Komunitas Desain Grafis dan Multimedia (DG&M) serta Komunitas Podcast dan Medsos (P&M) di SMKN 10 Semarang untuk membantu sekolah membangun pencitraan positif bagi lembaga ini.

Pencitraan sekolah mempunyai peranan penting dalam memberikan pengaruh terhadap keputusan masyarakat untuk melakukan tindakan yang sesuai tujuan sebuah institusi pendidikan. Institusi atau lembaga yang mempunyai citra positif di masyarakat tentunya mempunyai keuntungan tersendiri dikarenakan nama baik di mata masyarakat terjaga, sehingga mendapat kepercayaan di hati masyarakat.

“Stempel atau stigma negatif” yang sering muncul dari luar yang dilekatkan terhadap SMKN 10 Semarang dikarenakan beberapa kasus tawuran pelajar dan munculnya kenakalan remaja lainnya, dalam banyak bentuk diharapkan dapat ditangkal melalui peran maksimal komunitas IT diatas.

Adapun peran yang bisa dilakukan oleh Komunitas Desain Grafis – Multimedia (DG&M) serta Komunitas Podcast – Medsos (P&M) dalam melakukan pencitraan publik, yaitu: yang pertama publikasi kegiatan positif sekolah berupa capaian prestasi yang diraih melalui kanal Video sekolah, kanal video OSIS ataupun kanal video pribadi yang ada di Yotube.

Yang kedua melakukan jurnalisme warga sekolah (school citizen journalist) dengan menghadirkan kegiatan Podcast atau Video podcast bagi warga sekolah dengan tema-tema aktual yang membangun bagi generasi milineal.

Yang ketiga berkontribusi dalam mengisi informasi Website Sekolah tentang prestasi dan kegiatan warga sekolah (donor darah, bakti sosial, class meeting, study wisata, dsb). Yang keempat gelar prestasi sekolah bidang IT misalnya pameran foto, festival film pendek, video tiktok. Dan terakhir testimoni elit (alumni, Iduka, tokoh masyarat, dll) tentang prestasi sekolah menangkal gejala-gejala kenakalan siswa dalam bentuk memberikan informasi-informasi yang diperlukan pihak sekolah sebagai bentuk tindakan preventif sebelum peristiwa terjadi.

Komunitas Rohani Dan Penguatan Karakter.

Selain melalui komunitas IT, Citra Sekolah dapat dibentuk melalui peran komunitas rohani. Oleh karenanya komunitas ini juga perlu didorong untuk memberikan kontribusinya pada peningkatan Citra Sekolah. Dalam pandangan kesiswaan komunitas rohani di sekolah, adalah upaya penguatan karakter siswa yang sudah ditanamkan sejak siswa ada di keluarga dan di jenjang pendidikan sebelumnya. Tujuan akhir dari upaya ini agar siswa bertingkah laku atau mempunyai kepribadian yang lebih baik.

Oleh karena itu pendidikan karakter tidak terpisahkan dari pembentukan kerohanian yang baik, yang secara formal dilaksanakan melalui materi-materi dalam pembelajaran agama. Sementara mengacu dalam Kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter, salah satu tujuan Penguatan karakter siswa yaitu untuk membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan. Oleh karenanya pembentukan karakter mengacu pada nilai-nilai dasar Pancasila.

Terdapat enam karakteristik pelajar Pancasila yang perlu ditanamkan sebagai penguatan karakter siswa SMKN 10 Semarang yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, bernalar kritis, Mandiri, bergotong-royong dan kebhinekaan global. Komunitas Rohani seperti Rohani Islam (Rohis) dan Rohani Kristen (RohKris) punya peran tersebut dan perlu di dorong untuk kreatif dan inovatif menjalankan perannya sebagai agent yang membantu sekolah membangun karakter siswanya. Meskipun pandemi Covid -19 belum selesai, banyak cara yang dilakukan, misalnya melalui kegiatan Online (webbinar) atau juga melalui siaran podcast dan video podcast mereka tampil untuk memberi siraman Rohani atau pun persekutuan doa online yang memberikan penguatan-penguatan.

Kegiatan–kegiatan secara online bisa dilakukan berkolaborasi dengan komunitas IT yang sudah ada, dengan didampingi oleh guru agama masing-masing secara berkala. Bagi siswa yang aktif dalam kegiatan tersebut merupakan bagian aktualisai diri dan bentuk komunikasi sosial spiritual mereka dengan Tuhan dan penciptaNya.

Pada akhirnya Penguatan karakter melalui kegiatan-kegiatan kreatif di komunitas IT (Komunitas Desain Grafis – Multimedia dan Komunitas Podcast – Medsos ) serta Komunitas Rohani SMKN 10 Semarang menurut hemat saya akan memberikan akibat positif meningkatnya citra sekolah. Keduanya bila didorong dan di fasilatsi sarana prasarana bisa berkolaborasi dan bersinergi dalam memberi peran dan manfaat bagi terbentuknya persepsi masyarakat terhadap citra sekolah positif. Dengan demikian tujuan mempublikasikan SMKN 10 Semarang secara positif bukanlah semata-mata tanggung jawab Humas, melainkan juga warga sekolah melalui komunitas-komunitas yang dikelola oleh kesiswaan. Semoga kita mampu….seperti jargon yang kita punyai….

BISA SEMUA-SEKAPAL-HEBAT BERSAMA.

Penulis ; SA Purwanto, Guru SMKN 10 Semarang