Relasi Disiplinan Dengan Kesuksesan

GOOD LUCK…SEMOGA SUKSES……..itulah ungkapan seseorang sebagai motivasi kepada teman saudara maupun orang lain yang mereka kenal. Kesuksesan adalah keinginan semua orang yang sehat dan normal, baik itu orang tua, dewasa, maupun anak-anak, akan tetapi, yang menjadi pertanyaan apakah semua orang mengetahui apa makna sukses itu sebenarnya? Sukses bukan berarti orang yang hartanya melimpah, memiliki mobil banyak, rumah mewah, atau yang lainnya.

Kesuksesan bukan merupakan warisan yang berasal dari orangtua, juga bukan sebagai hadiah ulang tahun. Kesuksesan tidak akan datang begitu saja. Sukses diraih melalui proses yang panjang dan membutuhkan waktu, strategi, usaha, keinginan yang kuat, pengorbanan yang tidak mudah, dan yang terpenting kita harus fokus. Sebenarnya kesuksesan merupakan upaya yang dilakukan untuk membangun sebuah kebiasaan.

Untuk meraih kesuksesan harus diusahakan secara sungguh-sungguh dan disiplin. Disiplin merupakan kunci kesuksesan/kemenangan. Kebenaran yang tidak disiplin bisa terkalahkan oleh kebatilan yang disiplin. Disiplin adalah perilaku untuk selalu mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan. Perilaku disiplin adalah perwujudan mental seseorang.

Disiplin merupakan suatu sikap/perilaku yang pasti diharapkan oleh setiap pendidik agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jika kita berbicara tentang disiplin maka pastilah kita memandang pada suatu peraturan, organisasi, kerja sama, mematuhi prosedur dan lain-lain.Namun apakah kita tahu tentang apa disiplin itu sendiri? Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Inggris Desciple, discipline, yang artinya penganut atau pengikut. Ditinjau dari segi tirminologi disiplin menurut para ahli pendidikan mendefinisikan berbagai pengertian disiplin Menurut Suharsimi Arikunto (1980: 114), Disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak luar.

Sebuah aktivitas yang selalu dilakukan pastilah mempunyai suatu tujuan. Sama halnya dengan sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang Orang melakukan sikap disiplin karena ia mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai setelah ia melakukan sikap tersebut. bertujuan agar siswa belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

Kedisiplinan siswa di sekolah adalah perilaku siswa untuk mengikuti segala ketetapan sekolah. Kedisiplinan siswa di sekolah meliputi banyak hal, diantaranya disiplin pada kedatangan di sekolah, disiplin dalam jam masuk pelajaran sekolah, disiplin dalam berpakaian sesuai seragam yang telah ditetapkan sekolah, disiplin mengerjakan tugas-tugas sekolah, disiplin tidak merokok, disiplin tidak menyalahgunakan handphone, disiplin pulang pada waktunya dan lain sebagainya.

Terdapat beberapa hal yang bisa mempengaruhi perilaku disiplin, diantaranya adalah sikap mental seseorang itu sendiri yaitu semangat yang mendorong seseorang untuk bersikap disiplin. Biasanya berupa motivasi terhadap hal yang ingin dicapai. Bagi seorang siswa hal yang ingin dicapai itu adalah sukses di dalam belajar. Sehingga motivasi untuk sukses belajar inilah yang akan mendorong siswa untuk berperilaku disiplin di sekolah. Motivasi dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan  yang menjadi pendorong kegiatan individu dalam melakukan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu bisa tercapai ( Sardiman 2014:75 )

Menurut Ali Imron berdasarkan cara membangun sebuah kedisiplinan maka kedisiplinan dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu : yang pertama disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa seorang anak dikatakan mempunyai tingkat disiplin yang tinggi manakala seorang anak tersebut mau menurut saja terhadap perintah dan anjuran seorang guru tanpa harus menyumbangkan pikiranpikirannya atau ideidenya. Seorang anak diharuskan mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki seorang guru dan tidak boleh membantah. Dengan demikian maka seorang guru dalam membangun sikap disiplin seorang anak bebas memberikan tekanan kepada seorang anak. Dengan demikian anak takut dan terpaksa mengikuti apa yang diinginkan oleh seorang guru di sekolah agar kedisiplinan itu dapat terwujud.

Yang kedua disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Pandangan dalam konsep yang kedua ini merupakan pertentangan atau antitesa dari konsep ototarian,akan tetapi kedua konsep ini sama-sama berada pada sisi yang ekstrim. Menurut konsep ini seorang anak haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas dan sekolah. Dengan demikian maka aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat pada anak. Dengan kata lain seorang anak dibiarkan berbuat apa saja sepanjang itu menurutnya baik.

Yang ketiga disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Konsep yang ketiga ini merupakan konvergensi dari konsep otoritarian dan konsep permissive. Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa seorang siswa memang diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk berbuat apa saja. Akan tetapi seorang anak yang bersangkutan tidak boleh menyalahgunakan kebebasan yang diberikan, karena di dunia ini tidak ada kebebasan yang mutlak. Sebab dalam melaksanakan kebebasan tersebut ada batas-batas yang harus diikuti. Kebebasan yang terkendali ini sering juga dikenal dengan kebebasan yang terbimbing. Hal ini dikarenakan semua yang dilakukan maka konsekuensinya haruslah ia tanggung. Terbimbing dalam arti ini adalah diaksentualisasikan terutama dalam hal yang konstruktif. Sehingga apabila arah perilaku tersebut berbelok ke hal-hal yang desdruktif, maka dibimbing kembali ke arah tang konstruktif.

Penulis : Mardiyanto, Waka Kesiswaan SMKN 10 Semarang