Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, dan mempunyai tujuan untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai skill dan kompetensi dengan predikat baik sesuai dengan jurusannya masing-masing. Kegiatan pembelajaran di SMK sangat berbeda dibanding dengan SMA. Dimana kegiatan pembelajaran pada SMK siswa tidak hanya belajar di kelas, namun siswa juga belajar di bengkel atau laboratorium sesuai dengan jurusannya masing-masing.
Ketika berada di bengkel atau laboratorium, siswa akan mengikuti pembelajaran praktik. Dimana siswa ditugaskan untuk mengimplementasikan pembelajaran teori pada saat belajar di kelas. Implementasi pembelajaran teori pada kegiatan praktik di bengkel atau laboratorium dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Sehingga diharapkan kegiatan praktik dapat berjalan dengan lancar, dan menambah skill serta kompetensi siswa.
Kegiatan praktik yang sistematis dan terstruktur harus didukung dengan perangkat serta administrasi pembelajaran yang baik. Contohnya yaitu seperti jobsheet, manual book, instrumen penilaian, portofolio serta peralatan praktik lainnya sesuai dengan kebutuhan jurusan masing-masing. Faktor lainnya yang juga mendukung kegiatan praktik adalah bengkel dan laboratorium yang representatif, sehingga dapat menggambarkan kondisi dunia usaha/industri yang sesungguhnya.
Kegiatan praktik di bengkel atau laboratorium akan lebih baik bila dikerjakan secara kelompok. Banyak sekali nilai positif dan keunggulan ketika dilakukan dengan cara “praktik kerja kelompok”, dibandingkan dengan siswa melakukan praktik secara individual atau mandiri. Salah satu keunggulannya yaitu dapat menumbuhkan sikap kerja sama antar siswa pada kelompok tersebut.
Bahwasanya pada saat kegiatan praktik, setiap kelompok akan menemui masalahnya masing-masing, dimana tingkat kesulitannya juga akan berbeda dibandingkan dengan kelompok lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari faktor internal seperti tingkat kemampuan, intelegensi, emosi, ego dari masing-masing siswa. Setiap kelompok diharapkan mampu memecahkan masalah dari faktor internal tersebut dahulu, sebelum mereka melaksanakan praktik. Biasanya akan dilakukan terlebih dahulu briefing dan pembagian tugas anggota kelompok. Sehingga masing-masing anggota kelompok mengetahui jobdesk masing-masing untuk menyelesaikan jobsheet kelompoknya.
Kegiatan tersebut tentu akan membutuhkan kekompakkan dari masing-masing anggota kelompok. Sehingga diharapkan akan timbul sikap kerja sama untuk bersama-sama mengerjakan tugas praktik dan menyelesaikan dengan baik. Kerja sama tersebut terjalin dengan baik secara verbal yaitu dengan komunikasi antar anggota kelompok, pada saat melaksanakan briefing atau pembagian tugas. Dan kerja sama juga terjalin dengan baik secara formal, yaitu ketika siswa melaksanakan tugas masing-masing pada kelompok tersebut.
Sikap kerja sama ini juga akan bermanfaat bagi siswa SMK setelah lulus dari sekolah. Karena kegiatan kerja pada dunia usaha/industri umumnya juga dilaksanakan secara kelompok. Karena dunia usaha/industri memiliki target pekerjaan, yang harus dicapai oleh masing-masing pekerjanya. Sehingga dengan kata lain sikap kerja sama akan menunjang keberhasilan dan ketuntasan pekerjaan pada saat nantinya siswa sudah bekerja.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Muhammad Ferdi Firdaus, S.Pd., Guru Mapel TKRO
Komentar Pengunjung