Cukup Besi yang Berkarat, Bukan Hatimu

SMA N 2 Ungaran patut berbangga, salah satu guru Kimia yang bernama lengkap Musyarofah mampu menunjukkan prestasinya dalam membuat buku yang berjudul “Cukup Besi yang Berkarat, Bukan Hatimu” dan “Amazing Larutan” diterbitkan tahun 2020 oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus–Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bagaimana sosok dan kiprahnya? Berikut kisahnya.

Musyarofah, lahir di Semarang pada tanggal 15 November 1991. Pendidikan dasar ia tempuh di SD Negeri 1 Wonoyoso. Kemudian pada tahun 2004 ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Pringapus. Pendidikan Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMA Negeri 2 Ungaran dan lulus tahun 2010. Melalui jalur SNMPTN tahun 2010 ia diterima di Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang Program studi Pendidikan Kimia dan lulus tahun 2014.

Pada tahun 2014 ia aktif mengajar sebagai guru kimia di SMA Negeri 2 Ungaran sampai sekarang. Tahun 2017 ia melanjutkan pendidikan S2 program studi Pendikan Kimia di Universitas Negeri Semarang dan lulus tahun 2019. Ketertarikannya terhadap pelajaran kimia muncul sejak ia kelas sepuluh.  Baginya kimia adalah pelajaran yang sangat menyenangkan. Pengalaman pertamanya ketika menjadi guru adalah pernah menjadi Finalis guru unggul inovatif tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Kegemarannya dalam menulis dan melakukan penelitian tentang pembelajaran di sekolah mengantarkan ia untuk menjadi pemakalah seminar nasional IPA IX dengan tema “Evaluasi, Riset dan publikasi Pembelajaran IPA” Tahun 2018. Selain itu juga menjadi pemakalah seminar nasional kimia dan pendidikan kimia 2018 dengan tema “ Sinergi Riset Kimia dan Pembelajarannya dalam Pengembangan keterampilan  Abad 21.

Penelitian di bidang kimia murni juga ia lakukan. Ia menjadi pemakalah pada seminar internasional “UNNES International Conference on Research Innovation and Commercialization (UICRIC) for Better Life” pada tahun 2018.

Ia berkeinginan besar memajukan profesinya sebagai seorang guru.” Keinginan saya, meningkatkan kompetensi profesi saya sebagai guru,” Ujarnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan penelitian tentang pembelajaran di sekolah. Hasil penelitian yang telah ia lakukan telah dibuat dalam beberapa jurnal nasional dan jurnal internasional. Artikel ilmiah yang pernah terbit berjudul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Scientific Approach dengan Mind Mapping untuk Meningkatkan Ketercapaian “diterbitkan oleh Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia tahun 2017. Jurnal berjudul  “ Students’ Opinions about Blended Learning in Redox Material and Compounds Nomenclature” diterbitkan oleh Jurnal Penelitian Pendidikan tahun 2020.  Jurnal berjudul “Analysis of Students’ Concept Understanding in Redox Materials and Compound Nomenclature After Application of the Blended-Problem Based Learning Method” diterbitkan oleh Journal of Innovative Science Education pada tahun 2020.

Selama belajar S-2 di UNNES, Musyarofah senang dan bersyukur karena yang dipelajari di kampus dan dosen yang mengajar sangat kompeten.

“Bimbingan dan arahan dari para dosen sangat berkesan sehingga ilmunya bisa saya bawa dan saya terapkan di sekolah sampai sekarang ini.” Ungkap guru Kimia di SMA N 2 Ungaran.

Sebagai seorang guru, Bu Musya panggilan akrabnya berusaha meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti berbagai lomba. Baginya prestasi itu sangat membanggakan dan memiliki sejarah tersendiri. Tidak hanya mengikuti lomba saja, ia juga mendorong siswa untuk aktif mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah. Pada tahun 2018 ia berhasil mengantarkan siswa SMA 2 Ungaran menjadi 10 besar Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional yang diselenggaran di Jakarta. Dalam membuat buku buku yang berjudul “Cukup Besi yang Berkarat, Bukan Hatimu” dan “Amazing Larutan”,ia memerlukan proses yang panjang. Ia harus mengikuti berbagai workshop, pelatihan dan FGD (Forum Grup Discussion). Pada saat menulis buku ia masih berstatus menjadi mahasiswa S2 sekaligus mengajar, tentunya membutuhkan energi banyak dan harus mampu membagi waktu. Ia mengatakan bahwa seorang guru haruslah memiliki inovasi dan kreativitas. Guru harus memiliki kemampuan membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan mudah dipahami sehingga siswa merasa enjoy di dalam kelas.

Sebagai seorang guru, Bu Musya panggilan akrabnya berusaha meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti berbagai lomba. Baginya prestasi itu sangat membanggakan dan memiliki sejarah tersendiri. Tidak hanya mengikuti lomba saja, ia juga mendorong siswa untuk aktif mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah. Pada tahun 2018 ia berhasil mengantarkan siswa SMA 2 Ungaran menjadi 10 besar Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional yang diselenggaran di Jakarta. Dalam membuat buku buku yang berjudul “Cukup Besi yang Berkarat, Bukan Hatimu” dan “Amazing Larutan”,ia memerlukan proses yang panjang. Ia harus mengikuti berbagai workshop, pelatihan dan FGD (Forum Grup Discussion). Pada saat menulis buku ia masih berstatus menjadi mahasiswa S2 sekaligus mengajar, tentunya membutuhkan energi banyak dan harus mampu membagi waktu. Ia mengatakan bahwa seorang guru haruslah memiliki inovasi dan kreativitas. Guru harus memiliki kemampuan membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan mudah dipahami sehingga siswa merasa enjoy di dalam kelas.