Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan Praktik Urban Farming di Smazam

 Pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sangat penting untuk membentuk warga negara yang memiliki kepribadian dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Melalui pembelajaran ini, pelajar dapat memahami dan mengimplementasikan nila-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi individu yang memiliki integritas dan loyalitas terhadap negara. Selain itu, pembelajaran P5 juga dapat membentuk kesadaran dan kesetiaan terhadap negara dan bangsa. Pelajar akan menyadari bahwa setiap tindakan dan keputusan yang diambil harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan tidak merugikan negara dan bangsa. Dengan demikian, pembelajaran P5 sangat penting bagi perkembangan dan masa depan bangsa Indonesia. Genersi muda yang memiliki pemahaman dan implementasi Pancasila yang kuat akan menjadi warga negara yang berkualitas dan memiliki kemampuan untuk memajukan negara dan bangsa. 

Pembangunan di perkotaan sangatlah masif sehingga menyebabkan ruang-ruang terbuka hijau menjadi tergusur. Solusi yang paling tepat adalah dengan menerapkan konsep urban farming untuk menciptakan lahan terbuka hijau di tengah padatnya bangunan perkotaan. Menurut Bareja 2010, Urban Farming atau Urban Agriculture adalah kegiatan budidaya tanaman atau memilahara hewan ternak di dalam dan di sekitar wilayah kota besar (metropolitan) atau kota kecil untuk memperoleh bahan pangan atau kebutuhan lain dan tambahan finansial. Termasuk didalamnya pemrosesan hasil panen, pemasaran, dan distribusi produk hasil kegiatan tersebut. Pertanian urban ini berkembang sebagai respon dari banyaknya masalah yang berkaitan dengan kehidupan di perkotaan. Yakni, semakin berkurangnya lahan pertanian karena pembangunan. Hal ini memicu orang-orang dengan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang pertanian memanfaatkan peluang dengan mengoptimalkan potensi sumber daya sekitar. Tujuannya adalah membudidayakan tanaman sayuran pada lahan terbatas dan terlantar secara maksimal. 

SMA Multazam IBS Semarang mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penguatan profil pelajar Pancasila. Tema yang diambil dalam kegiatan urban farming adalah “Gaya Hidup Berkelanjutan”. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua pekan, mulai hari Senin 15 Mei sampai dengan Sabtu 27 Mei 2023. Pada tahap awal, peserta didik mengikuti sosialisasi mengenai urban farming. Setelah itu, dilanjutkan dengan observasi dan wawancara pada kelompok tani “Gemah Ripah” di desa Clapar, Bandungan, Kabupaten Semarang. Tujuannya untuk menggali informasi lebih dalam tentang urban farming. Peserta didik kelas X SMA Multazam IBS Semarang juga mendapatkan edukasi mengenai pertanian berbagai macam sayur. Sebagai petani sayur, Pak Sugianto memberikan gambaran dan praktek mengenai perawatan berbagai macam sayur di daerah dataran tinggi. 

Menurut pengalaman Pak Sugianto,  pada tahun 2007 komunitas Petani Gemah Ripah adalah hasil regenerasi kelompok tani dari Karya Manunggal menuju kelompok Tani Gemah Ripah. “Kami menerapkan beberapa sekmen, seperti: sekmen kebutuhan hidup, gaya hidup, dan peduli hidup. Kemudian di tahun 2010, kami memberdayakan bunga krisan dengan sekmen gaya hidup (back to macul). Sekmen ini berlangsung selama setahun, yaitu dari tahun 2016 sampai 2017.”, ujarnya kepada peserta didik kelas X. Pak Sugianto mengajak rekan-rekan kerjanya untuk membuka eduwisata sambil belajar “Back to Macul”, eduwisata ini pun sempat viral disosial media kala itu. Peserta didik SMA Multazam IBS Semarang mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru mengenai pertanian. Misalnya, bagaimana perbandingan tanah, sekam, dan pupuk yang baik untuk bercocok tanam. Tata cara merawat berbagai macam sayuran. Contohnya, pada sayur kangkung dari penanaman hingga cara memetiknya. Selain itu, peserta didik juga mendapatkan pengetahuan tentang strategi marketing penjualan hasil panen. 

Setelah melakukan kunjungan, peserta didik mulai mempraktekan urban farming pada hari Sabtu, 20 Mei 2023 dilahan kosong milik sekolah. Kegiatan diawali dengan menjemur biji kangkung dibawah sinar matahari selama kurang lebih 1 jam, memasukkan tanah kedalam polybag, menanam biji kangkung, merawat, mengamati pertumbuhan kangkung, dan memanen. Pada proses pengamatan pertumbuhan kangkung, peserta didik membuat sebuah karya berupa Pop Up. Pop Up ini adalah bentuk dokumentasi dari wawancara yang mereka lakukan di Desa Clapar, Bandungan. Karya inilah yang dpresentasikan oleh peserta didik di hari terakhir kegiatan. Kegiatan urban farming ini dapat menjadi sarana penguatan profil pelajar Pancasila. “Projek ini diharapkan dapat memunculkan kesadaran peserta didik untuk menjaga dan memanfaatkan lingkungan dengan cara menanam sayur di lingkungan tempat tinggal mereka. Sekaligus sebagai sarana untuk menguatkan profil pelajar Pancasila pada dimensi beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, khususnya akhlak kepada alam. Tidak hanya itu, dimensi bernalar kritis dan bergotong royong juga terasah melalui rangkaian kegiatan projek ini.”, ujar Devy Eka Nurmalasari, S. Pd., selaku koordinator tim fasilitator projek.

Penulis : Najma Firdaus Nuzula, Nabila Yasmine Nur Aisyah, Nabila Aisya Ramadhani (Tim TIK OSIS SMA Multazam IBS Semarang).

Editor      : Annisa Erwindani, S.Pd., Guru SMA Islam Hidayatullah.