NEW normal, istilah yang sering kita dengar sejalan dengan munculnya pola hidup dan tatanan baru akibat dampak pandemi Covid-19. New normal dalam pendidikan, sebaiknya tidak hanya mengejar pencapaian target kurikulum (materi), melainkan juga harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan peserta didik. Hal ini mengubah pola pembelajaran dari proses belajar tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kondisi ini dimaknai sebagai adaptasi kenormalan baru dalam pendidikan (new normal education).
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam kondisi ini adalah hubungan antarmanusia, pengalaman belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik, dan proses pembelajaran yang bermakna dan mendalam. Hubungan antarmanusia dalam new normal education ini dimaksudkan sebagai hubungan antarpersonal yang terlibat dalam proses pembelajaran.Proses itu dilakukan baik bersama pengajar atau antarpeserta didik.
Adapun online learning identik dengan belajar mandiri, sebuah aktivitas yang dilakukan ketika peserta didik belajar sendiri berbantuan media atau sarana berbasis teknologi. Dalam aktivitas tersebut, peserta didik tetap membutuhkan komunikasi dengan seseorang. Pada saat inilah, pengajar dan orang terdekat para siswa harus hadir untuk mendampingi mereka. Fakta ini menunjukkan bagaimana pentingnya koneksi antarmanusia dalam pendidikan pada era new normal. Peserta didik adalah manusia dengan karakter dan kepribadian yang berbeda-beda. Memiliki keunikan dan sikap yang tidak sama antara satu dengan yang lain. Dalam pendidikan hal ini menjadi perhatian lebih sehingga dalam proses belajar menggunakan pendekatan yang berbeda untuk setiap peserta didik.
Penerapan teknologi dalam sebuah sistem pendidikan khusus dirancang sesuai kebutuhan murid. Pada kondisi ini, pengajar dapat memilih aplikasi, platform maupun software apa yang akan digunakan serta bentuk penyajian materi dan sarana komunikasi yang efektif yang memudahkan peserta didik dalam menerima, mempelajari dan memahami materi-materi yang diberikan.
Proses pembelajaran yang berlangsung hendaknya bermakna dan mendalam bagi peserta didik. Teknologi pengenal gerakan dan suara dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, sehingga proses belajar yang sedang berjalan menjadi lebih interaktif. Virtual meeting dengan menggunakan 3D dan hologram serta teknologi virtual reality dapat menjadi salah satu alternatif dan pilihan yang tepat.
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dapat membantu penyerapan materi bagi peserta didik. Di sisi lain, teknologi yang terus berkembang pesat menuntut peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Selain itu meningkatkan kemampuan sesuai yang dibutuhkan dunia pada masa depan. Keadaan ini hendaknya memberikan pemahaman bagi pengajar dan sekolah untuk memilih dan menentukan kebijakan bagaimana proses new normal education yang tepat bagi peserta didiknya.
Puji Ningrum, Guru SMAN 10 Semarang
Komentar Pengunjung