PP No. 57 tahun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional Menyebutkan bahwa, Pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.
Dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional, salah satunya adalah menerapkan platform Gerakan sekolah Menyenangkan, Menurut Sri Purnomo(2020:128) Gerakan sekolah Menyenangkan (yang di dirikan oleh Muhammad Nur Rizal, dan Novi Poespita Candra), merupakan gerakan akar rumput yang mempromosikan dan membangun kesadaran guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun ekosistem sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup agar anak-anak menjadi pembelajar yang adaptif, mandiri, tangkas, dan cepat menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat dan tak menentu.
Mata pelajaran kimia sering tidak disukai oleh peserta didik terutama peserta didik SMK Negeri H. Moenadi Ungaran, dikarenakan menurut mereka materi kimia sulit untuk difahami, membosankan dan tidak menyenangkan, hal ini sering menjadikan peserta didik tidak berminat mengikuti pembelajaran di kelas kimia, sehingga kedisiplinan belajar di kelas kimia rendah.
Menurut E. Mulyasa(2013:108) kedisiplinan belajar ialah suatu keadaan tertib, dimana orang-orang (siswa) tergabung dalam suatu proses pembelajaran tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan kesadaran diri sendiri tanpa ada paksaan, baik peraturan secara tertulis maupun tidak tertulis dalam perubahan tingkah laku, berdasarkan data mengenai kedisiplinan belajar tahun 2018 dalam kelas X.APHP pada mata pelajaran kimia hanya 53%, dikarenakan kedisiplinannya yang masih rendah, berimbas dengan ketuntusan pelajaran kimia, sesuai dengan hasil penelitian Fani Julia fiana,dkk (2013:26-33) yang menyatakan Prestasi belajar dapat diperoleh dengan meningkatkan kedispinan siswa,. Siswa yang mampu disiplin akan mentaati seluruh peraturan yang telah dirancang oleh sekolah. Sehingga tercipta kondisi pembelajaran yang baik.
Rendahnya disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran kimia, menjadikan penulis berusaha meningkatkan disiplin belajar peserta didik dengan tidak ada keterpaksaan, dengan perasaan Bahagia, untuk meningkatkan kedisiplinan tersebut, penulis mengunakan platform Gerakan sekolah Menyenangkan, Hal yang pertama dalam pengaplikasian platform Gerakan Sekolah Menyenangkan adalah penciptaan ekosistem positif terutama di kelas dengan menerapkan zona kelas berprinsip KoMEK (Konsisten, Menyenangkan, Evaluasi dan Komitmen).
Penerapan Zona kelas berprinsip KoMEK ternyata sangat efektif dalam meningkatkan kedisiplinan kelas peserta didik, Terjadi kenaikan kedisiplinan dari 53,3 % menjadi 86,53 %, hal ini dilihat dari indikator kedisiplinan menurut Arikunto Suharsimi(1990) yaitu peningkatan Absensi (kehadiran di sekolah / kelas) , peserta didik Memperhatikan guru pada saat menjelaskan pelajaran, (mencatat, memperhatikan, membaca buku pelajaran), Mengerjakan tugas yang diberikan guru, Membawa peralatan belajar (buku tulis, alat tulis, buku paket).
Dampak dari Penerapan Zona Kelas berprinsip KoMEK (Komitmen, Menyenangkan, Evaluasi dan Konsisten) adalah terciptanya lingkungan belajar yang menyenangkan dan memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran kimia, dan terwujudnya visi dari Gerakan sekolah Menyenangkan yaitu menjadikan sekolah yang memiliki lingkungan belajar yang positif, menyenangkan, aman, dan membangkitkan semangat belajar siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan karakter baik.
Penulis : Indah Linawati, M.Pd, Guru SMKN H Moenadi Ungaran
Komentar Pengunjung