Pendidikan merupakan kunci untuk meningkatkan daya saing bangsa secara nasional dan internasional. Keberhasilan pendidikan suatu negara dapat dicapai melalui upaya peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah tidak lepas dari peran Siswa sebagai Siswa dan Guru sebagai pendidik. Peran Guru sebagai pendidik harus kreatif dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pencapaian pendidikan yang berkualitas di sekolah tidak terlepas dari proses belajar mengajar (PBM). Selama PBM, seorang Guru harus mengatasi banyak tantangan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran di bidang kejuruan disebabkan oleh beberapa hal, minimnya sarana dan prasarana, pengelolaan kurikulum yang lemah, penyusunan kurikulum yang tidak disesuaikan dengan kondisi aktual, kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan dan sebagainya. Proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah menengah kejuruan biasanya dicapai dengan menerapkan pembelajaran dalam bentuk teori dan praktik, yang merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, pelatihan di pendidikan kejuruan harus menekankan pada penguasaan keterampilan dan teori yang harus dimiliki Siswa untuk menjadi lulusan yang kompeten dan siap memasuki dunia industri.
SMK Negeri 10 Semarang adalah sekolah menengah kejuruan tentang keteknikan, salah satu program keahlian disana adalah teknik pengelasan. Jurusan teknik pengelasan dalam kegiatan belajar mengajar ini tentunya membutuhkan metode pembelajaran yang tepat sehingga Siswa lebih mudah memahami materi serta dalam kegiatan pratik juga tidak kesulitan. Menurut Djamarah (2000), metode pembelajaran konvensional bersifat tradisional atau disebut juga sebagai metode ceramah. Dapat dikatakan bahwa metode konvensional semua kegiatan di kelas ataupun di bengkel dikendalikan oleh Guru, Siswa cenderung dianggap sebagai obyek yang hanya menerima materi pembelajaran lalu disuruh melakukan tanpa mengajari atau memperlihatkan secara langsung apa yang disuruh. Maka dari itu untuk mengatasi masalah tersebut, apakah dengan mengganti metode pembelajaran atau penambah media dalam pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi Siswa.
Mata pelajaran Teknik Pengelasan Busur Manual (TPBM) ini merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan keterampilan yang tinggi untuk dapat mengelas logam dengan presisi yang baik. Untuk mencapai keterampilan pengelasan dengan presisi yang tinggi dibutuhkan latihan yang intensif dan peran seoarang Guru dalam melakukan praktik agar pada saat Siswa melakukan proses pengelasan busur manual dapat menghasilkan lasan yang tidak memiliki cacat dan penetrasi pengelasan yang merata.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan, (Muhibbin Syah, 2003). Metode demonstrasi sangat tepat dilakukan dalam pelajaran yang bersifat praktik kerena dengan metode demonstrasi diajarkan cara atau urutan dalam melakukankan praktik atau menyelesaikan sebuah job yang benar kepada Siswa dan Siswa dapat melakukan sendiri sesuai instruksi dari Guru.
Dalam metode pembelajaran ini Siswa dilatih untuk memahami pelajaran dengan mengamati berbagai demonstrasi yang diberikan oleh Guru menggunakan teknik, alat beserta bahan yang dibutuhkan dalam pengelasan busur manual sebagai aplikasi dari konsep yang dijelaskan. Penyajian menarik partisipasi Siswa dan menarik perhatian Siswa, sehingga Siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, untuk meningkatkan aktivitas Siswa, Guru menyediakan lembar observasi kinerja yang dibagikan kepada Siswa, dan Siswa diberi kesempatan untuk membacakan hasilnya di depan kelas.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Joko Miranto, S.Pd., M.Si., MM., Guru Teknik Pengelasan
Editor: Tim Humas
Komentar Pengunjung