Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik

Hadirnya pandemi Covid-19 hampir di seluruh penjuru dunia mengakibatkan adanya ketidakseimbangan kehidupan, diantaranya yaitu ekonomi, sosial, bahkan pendidikan. Adanya Covid-19 ini menyebabkan sekolah-sekolah maupun perGuruan tinggi untuk meniadakan pembelajaran tatap muka dan digantikan dengan pembelajaran jarak jauh. Namun, seperti yang telah dipaparkan oleh  Dewi & Sadjiarto (2021) dalam penelitiannya bahwa pembelajaran jarak jauh ternyata masih memiliki banyak kekurangan diantaranya yaitu terbatasnya akses internet, kurangnya interaksi antara Guru dengan Peserta Didik, terjadinya perbedaan pemahaman materi dan kurangnya pengawasan dalam proses pembelajaran. Kekurangan-kekurangan tersebut terus berlangsung dan menjadi kebiasaan bagi sebagian Peserta Didik meskipun kegiatan belajar mengajar sudah kembali secara tatap muka.

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penggunaan model pembelajaran yang baik ialah model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar Peserta Didik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Peserta Didik pula. Oleh karena itu Guru dituntut untuk dapat mengeksplor dirinya untuk dapat menerapkan pembelajaran yang lebih bervariatif dan menyenangkan bagi Peserta Didik, contohnya ialah pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD) merupakan pembelajaran yang dimana siswa berperan aktif dalam kelompoknya untuk dapat saling mengeluarkan pendapat serta terjadinya sikap tolong menolong antar Peserta Didik. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD: (1) membentuk sebuah kelompok dengana beranggotakan 4-5 Peserta Didik secara heterogen (berbeda jenis kelamin, suku budaya dan prestasi); (2) Guru memaparkan pembelajaran; (3) Guru memberi tugas pada setiap kelompok, dan apabila terdapat anggota kelompok yang kurang paham dapat bertanya kepada temannya yang sudah memahami, sehingga terjadi interaksi yang positif antar anggota kelompok; (4) Guru memberikan kuis untuk dijawab oleh seluruh Peserta Didik secara individu; (5) Guru dan Peserta Didik melakukan evaluasi bersama; dan (6) Kesimpulan (Wulandari, 2022).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Khasanah (2016), bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki keterlibatan dalam keaktifan Peserta Didik pada saat presentasi hasil diskusi, Peserta Didik menjadi berani dalam mengemukakan pendapatnya dan berani untuk bertanya kepada Peserta Didik lain ataupun Guru pada saat mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Penelitian serupa yang telah dilakukan oleh Sudana dan Wesnawa (2017) membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berpikir bersama, meningkatkan hasil belajar pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta meningkatnya respon terhadap proses pembelajaran sehingga dapat terbentuknya interaksi dua arah antara Guru  dan Peserta Didik.

Dari hasil review jurnal artikel yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memberikan output yang baik bagi Guru dan bagi Peserta Didik, seperti meningkatnya keaktifan Peserta Didik di dalam pembelajaran,meningkatkan hasil belajar Peserta Didik berdasarkan beberapa ranah penilaian, dan Peserta Didik lebih berani mengemukakan pendapat serta tidak malu untuk bertanya ketika mengalami kesulitan pada saat proses pembelajaran.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis:  Diana Nur Maisya, Mahasiswa UNNES Lantip Angkatan 2 di SMKN 10 Semarang

Editor: Tim Humas