Serunya Pembelajaran dengan Model Talking Stick

Untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, tentu sebagai seorang guru kita harus kreatif dan inovatif. Menguasai berbagai model, teknik, serta metode pembelajaran merupakan kompetensi pedagogis yang harus dikuasi oleh seorang guru yang baik. 

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang berbasis teks. Tentunya, tak jarang siswa merasa jenuh karena harus sering bertemu dengan teks materi maupun soal yang panjang. Untuk itu, penerapan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sangat diperlukan diterapkan saat pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu model pembelajaran Talking Stick.

Talking Stick atau bisa disebut sebagai tongkat berbicara merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan bantuan tongkat dan lagu. Model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif.  Tujuan model pembelajaran ini yaitu untuk memunculkan motivasi pada diri siswa sehingga mereka belajar lebih giat lagi.

Baru-baru ini saya menerapkan model pembelajaran talking stick pada pembelajaran materi berita kelas XI SMA Islam Hidayatullah. Di awal, saya membuka pembelajaran dengan apresepsi. Tak lupa, untuk menambah semangat siswa, saya memutarkan sepenggal video berisi motivasi. Setelah itu, siswa mengamati contoh video berita dan kami melakukan tanya jawab terkait unsur berita yang ada. Dengan cara tersebut, siswa akan mencoba berpikir kritis. Setelah tahapan tersebut, saya menerangkan materi Unsur Berita yang sudah saya sajikan dalam bentuk presentasi Canva. 

Pada kegiatan cek pemahaman, saya menggunakan model Talking Stick. Sebelum memulai permainan, saya jelaskan teknik permainan kepada siswa. Saya akan menggulirkan tongkat dari siswa ke siswa lainnya dengan diiringi musik yang ceria. Kemudian, siswa yang mendapatkan tongkat tersebut saat lagu saya jeda, maka ia wajib untuk menjawab pertanyaan seputar materi yang telah dipelajari. Tak lupa, di awal saya juga mengajak siswa untuk membuat kesepakatan berupa konsekuensi logis bagi siswa yang tidak mampu menjawab. Tentunya, konsekuensi logis yang kami sepakati tidak bersifat menyakiti atau mempermalukan siswa. Untuk siswa yang berhasil menajwab pertanyaann, saya berikan nilai tambahan sekaligus hadiah sebagai bentuk apresiasi.

Siswa terlihat sangat senang mengikuti pembelajaran dengan model Talking Stick ini. Mereka terlihat sangat antusias dan semangat dalam pembelajaran. Bahkan, saat lagu diputar, mereka sangat kompak menyanyikan lagu bersama.

“Seru banget kuis menggunakan Talking Stick. Selain membuat deg-degan, model pembelajaran ini enak, karena yang bisa menjawab soal mendapatkan hadiah dari Bu Annisa. Sering-sering ya, Bu”, tutur Rifqu, salah satu siswa kelas XI 2. 

Penulis : Annisa Erwindani, S.Pd. Guru SMA Islam Hidayatullah.