Siapkah Anda Memasuki Era Metaverse

Metaverse secara etimologi berasal dari kata “meta” yang memiliki arti melampaui dan “verse” berarti alam semesta. Sehingga metaverse bisa diartikan melampaui alam semesta. Metaverse merupakan era baru di mana manusia memanfaatkan dunia virtual untuk kegiatan sehari-hari. Di dunia metaverse manusia akan melakukan aktivitas di dunia maya sehingga akan sangat menghemat waktu dan biaya untuk memenuhi kebutuhannya. Aktivitas seperti bekerja, bermain, belajar, belanja, menonton konser, wisata bahkan untuk menjelajah ke seluruh penjuru dunia dalam bentuk yang hampir seperti kenyataan.

Di dalam metaverse kita akan diwakilkan avatar pada setiap individu yang terlibat di dalamnya dan memiliki jangkauan yang sangat jauh hampir tiada batas. Metaverse mampu menghubungkan berbagai belahan dunia hanya dalam waktu yang sangat singkat. Oleh sebab itu kita harus bersiap-siap menyongsong era baru tersebut dengan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia tentang teknologi informasi.

Kecanggihan metaverse tidak hanya menjadi tantangan bagi penggunanya, akan tetapi akan lebih menjadi tantangan bagi para pengembang-pengembang aplikasi, karena keberhasilan metaverse di masa depan akan ditentukan oleh banyaknya layanan yang teserdia di dalamnya dan itu semua akan berbentuk aplikasi. Pengembang aplikasi akan menjadin sebuah profesi yang sangat menjanjikan di masa depan dan sekolah dengan jurusan komputer akan menjadi salah satu penyuplai Sumber Daya Manusia dalam pengembangan aplikasi-aplikasi di dalam metaverse.

Terdapat beberapa faktor yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan metaverse diantaranya Jaringan internet yang stabil dan cepat, membandingkan kecepatan Internet Indonesia dengan negara maju seperti Singapura atau Korea Selatan sangatlah banyak perberdaan baik itu dari kecepatan dan stabilitasnya. Kemudian Virtual Reality (VR), saat ini perusahaan banyak yang sedang mengembangkan VR dengan harga yang bersaing, kenyamanan pemakaian dalam waktu yang lebih lama, serta firut-fitur yang ditanamkan untuk mendukung aktivitas manusia saat menggunakan metaverse secara sempurna.

Augmented reality, Teknologi augmented reality (AR) adalah teknologi interaktif yang mampu memproyeksikan objek di dalam dunia maya ke dalam objek nyata secara real-time, di dalam perkembangannya teknologi AR dibutuhkan untuk membantu manusia mempermudah aktivitasnya di dunia virtual dan saat ini sudah digunakan dalam fitur filter di Instagram atau media sosial lainnya.

Artificial intelligence untuk mencapai kesempurnaannya, metaverse sangat membutuhkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), cara kerja, teknologi ini digunakan untuk meniru fungsi kognitif manusia sehingga mampu berpikir dengan cerdas, metaverse dibangun dengan sistem AI yang dapat menentukan kualitas suara, gambar, hingga tindakan. Kemudian sosial ekonomi juga sangat dibutuhkan dalam perkembangan metaverse, hal ini dikarenakan untuk membangun kehidupan sosial dalam metaverse membutuhkan orang lain yang memiliki kepentingan dan kebutuhan yang sama. Yang tidak kalah penting adalah dunia ilmu pengetahuan yang kontekstual kareana akan sangat berpengaruh sebagai pendorong terciptanya Sumnber Daya Manusia yang dapat menciptakan dunia virtual.

Di dunia pendidikan metaverse sangat diperluhkan, selain penggunaan dalam proses belajar mengajar juga berguna untuk membekali siswa dalam menghadapi era metaverse dimana siswa dibekali npengetahuan teknologi informasi yang dapat digunakan sebagai pengguna ataupun pengembang metaverse. Dengan adanya pendemi COVID-19 pendidikan tidaklah lagi seperti dulu dimana siswa dan guru harus bertemu di dalam satu kelas, namun sudah lebih maju dengan memanfaatkan ruang virtual melalui aplikasi aplikasi yang telah tersedia seperti, zoom, google classroom dan lain sebagainya.

Perbedaan penggunaan metaverse dengan aplikasi yang ada saat ini, di dalam metaverse siswa diwakili oleh avatar atau tokoh virtual yang dapat berinteraksi dengan sesama avatar lain atau bahkan dapat hadir seperti di dunia nyata pada kelas virtual atau kegiatan diadakan lembaga pendidikan, berbeda dengan aplikasi zoom di mana siswa menjadi diri sendiri, sangat terbatas ruang serta interaksi yang dilakukan di dalamnya. Sebagai contoh pada pelajaran sejarah siswa diajak untuk mengunjungi situs-situs peninggalan atau tempat-tempat bersejarah sehingga mereka secara langsung dapat melihat tempat dan keadaan sesuai aslinya.

Dari kebaikan-kebaikan yang dimiliki oleh metaverse pasti akan ada sisi-sisi kejelekannya yang timbul semua itu sudah menjadi sebuah kewajaran, kita berharap semoga lahirnya metaverse akan merubah pola manusia yang pastinya jauh lebih baik, lebih efisien dan lebih positif.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Ari Wijayanto, S. Kom., Guru Produktif RPL

Editor: Tim Humas