Strategi Jigsaw, Tingkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa

Pendidikan secara umum diperlukan sebagai upaya meningkatkan kualitas manusia.  Terutama, jika peserta didik terjun ke masyarakat, dapat menjadi manusia yang berkemampuan, kreatif, inovatif, dan mandiri.  Upaya ini bisa tercapai melalui pembelajaran di sekolah sebagai sarana mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas peserta didik sesuai bakat dan minat.

Untuk menjadikan peserta didik yang mandiri, kreatif dan berilmu, maka tugas seorang guru yang berinteraksi langsung dalam mendidik peserta didik, harus bisa mengembangkan potensinya seoptimal mungkin.  Sayangnya, selama ini peseta didik hanya bertugas menerima apa yang disampaikan oleh guru.  Proses belajar mengajar hanya didominasi oleh guru.

Hal ini juga terjadi pada mata pelajaran Matematika yang menurut sebagian orang membutuhkan pemahaman dan latihan.  Metode yang monoton menjadi salah satu penyebab, peserta didik menjadi bosan dan akhirnya menurunkan minat untuk belajar Matematika.  Jika peserta didik merasa bosan, hasil belajar yang dicapai pasti tidak maksimal.

Padahal Matematika merupakan pelajaran yang dapat menarik perhatian, jika melibatkan peserta didik secara fisik, mental maupun emosional.  Bahkan bisa dilibatkan untuk menemukan hal baru atau membuktikan fakta-fakta yang telah dipelajari.

Dari hasil studi awal dan evaluasi bersama dengan guru mata pelajaran Matematika tentang proses belajar mengajar di SMK Negeri H.Moenadi Ungaran, diperoleh data peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran Matematika.  Hal ini lantaran banyak peserta didik yang kurang berperan aktif selama proses pembelajaran.  Interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan guru sangat kurang.  Akibatnya, hasil belajar yang diharapkan tidak tercapai.

Salah satu data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil nilai rata-rata ulangan harian peserta didik kelas X pada tahun ajaran 2017/2018 masih dibawa standar yaitu 6,8 dengan 40 persen yang tuntas belajar.

Dari hasil pengamatan, juga diperoleh fakta bahwa suasana pembelajaran di kelas masih terlihat pasif walaupun sudah tidak teacher centered.  Meskipun guru telah berusaha melibatkan peserta didik secara aktif, namun proses pembelajaran hanya didominasi oleh peserta didik yang berani bertanya dan pandai saja.  Itu pun dengan persentase yang sangat kecil.  Sedangkan peserta didik  yang lain masih kurang aktif.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan tentang adanya permasalahan dalam pembelajaran Matematika di SMK Negeri H.Moenadi Ungaran.  Antara lain hasil belajar peserta didik rendah, peserta didik kurang aktif dalam proses belajar mengajar, dan guru  kurang tepat dalam memilih strategi pembelajaran.

Permasalahan tersebut harus dapat dipecahkan agar peserta didik menjadi lebih termotivasi untuk mempelajari Matematika.  Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah memanfaatkan strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif.  Interaksi positif peseta didik dengan guru selama proses belajar mengajar dapat menghasilkan hasil belajar yang memuaskan sesuai harapan.

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan proses belajar mengajar di SMK Negeri H.Moenadi Ungaran  adalah model pembelajaran kooperatif yang melibatkan semua peserta didik baik individu yang berkemampuan rendah berkemampuan tinggi.  Masing-masing diberi tanggung jawab yang sama besar sehingga semua peserta didik saling bergantung satu sama lain dalam artian yang positif.

Berdasarkan hasil kajian Anisah (2003) dalam skripsinya dengan judul pembelajaran konsep transportasi dengan strategi Jigsaw pada peserta didik kelas XI MAN I Salatiga, hasil belajar peserta didik dapat meningkat.  Dengan strategi ini, semua peserta didik baik yang berkemampuan rendah akan aktif selama pembelajaran.  Hasil kajian yang sama juga didaptkan Kustanti (2005) dalam skripsinya yang berjudul penerapan strategi jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas XI MTsN Parakan Temanggung pada mata pelajaran Ekonomi.  Hasil belajar dan kaktifan peserta didik dapat meningkat begitu juga dengan kinerja guru.

Sedangkan manfaat bagi guru di antaranya, menambah wawasan dan sebagai alternatif strategi pembelajaran Matematika yang menarik; membantu guru dalam upaya mengaktifkan peserta didik demi mengasah kemampuan peserta didik; membantu guru untuk melaksanakan Kurikulum 2013 yang sedang dikembangkan.

Penulis : Wendy Puspitasari, S.Si., Guru Matematika SMK Negeri H. Moenadi Ungaran