Variasi Model Pembelajaran guna Meningkatkan Nilai Gotong Royong  bagi Peserta Didik

Gotong royong merupakan salah satu keterampilan dalam profil pelajar Pancasila yang harus ditanamkan kepada Peserta Didik di Indonesia. Menurut kemendikbud, Pelajar Indonesia harus memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Gotong royong sendiri memiliki tiga elemen yaitu kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. Guru dapat melakukan berbagai cara untuk menanamkan kemampuan bergotong royong pada Peserta Didik seperti memberikan contoh langsung perilaku gotong royong, mengadakan kegiatan yang melibatkan seluruh Peserta Didik, serta dengan menerapkannya langsung ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Guru dapat menanamkan keterampilan bergotong royong dalam pembelajaran di kelas dengan memilih model pembelajaran yang mendukung. Berikut ini beberapa model pembelajaran yang dapat menjadi pilihan.

  1. Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan model pembelajaran yang berbasis pada permasalahan. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk bekerjasama memecahkan suatu topik permasalahan yang terkait dengan topik pembelajaran. Kegiatan pembelajaran semacam ini dapat mengasah kemampuan memecahkan masalah secara berkelompok. Peserta Didik dilatih untuk berpikir kritis sekaligus berkolaborasi. Dengan demikian, guru dapat menggunakan model pembelajaran PBL untuk menanamkan keterampilan bergotong royong kepada peserta didik.
  2. Project Based Learning (PjBL). Model pembelajaran PjBL merupakan model pembelajaran yang menekankan pengerjaan suatu proyek secara berkelompok. Proses pengerjaan suatu proyek membutuhkan bebrapa tahap mulai dari menemukan ide, merencanakan, melaksanakan, hingga meleporkan hasil proyek. Peserta Didik memiliki kesempatan untuk mendiskusikan ide dan menyelesaikan masalah bersama. Peserta Didik dituntut untuk berbagi peran dan saling membantu dalam menyelesaikan proyeknya. Oleh sebab itu, PjBL dapat diterapkan ke dalam pembelajaran di kelas untuk menanamkan keterampilan bergotong royong.
  3. Cooperative Learning. Model pembelajaran kooperatif juga dapat menjadi pilihan bagi guru dalam menanamkan keterampilan bergotong royong pada peserta didik. Model pembelajaran ini menuntut keterlibatan peserta didik dalam diskusi kelompok membahas topik yang diberikan guru. Kegiatan diskusi kelompok dapat mengasah kemampuan komuikasi dan kolaborasi peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi pengetahuannya tentang topik yang sedang didiskusikan. Secara tidak langsung peserta didik akan belajar cara menyampaikan informasi kepada orang lain sekaligus belajar mendengarkan pendapat orang lain.

Ketiga model pembelajaran di atas dapat menjadi pilihan bagi guru dalam menanamkan keterampilan bergotong royong kepada Peserta Didik. Selain itu, Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang mendukung dengan menyesuaikan topik pembahasan dan karakteristik peserta didiknya.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Iska Andriyanto, S.Si., Guru PPG Prajabatan Mapel Fisika

Editor: Tim Humas