Setelah boomingnya istilah generasi milenial, kini munculah istilah yang kembali menjadi perbincangan khalayak ramai yaitu generasi Z. Generasi Z atau sering diseingkat Gen-Z merupakan generasi yang lahir diantara tahun 1996 hingga tahun 2010, yang kini merupakan generasi dari kalangan remaja dan dewasa.
Anak-anak generasi Z telah dibesarkan di tengah kemajuan teknologi, yang mana generasi ini selalu berusaha mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Robert Katz, seorang peneliti sosial di Universitas Stanford, telah menemukan bahwa Gen Z terlalu dimanjakan dan dicap “lembut”, tetapi banyak dari penilaian negatif ini berasal dari mereka. Faktanya, Gen Z mengatakan bahwa mereka lebih suka komunikasi tatap muka. Dimana milenial dianggap sebagai “pionir digital” yang telah melihat fajar teknologi dan media sosial. Generasi Z lahir di dunia yang berteknologi maju di mana informasi mudah diakses dan media sosial semakin tersebar di mana-mana.
Pada kegiatan pembelajaran, anak-anak Gen-Z lebih menyukai metode praktik dibandingkan metode ceramah. Dan perlu diperhatikan bahwa, kebanyakan anak-anak Gen-Z memiliki kemampuan multitasking yang tinggi. Hal tersebut menjadikan anak-anak Gen-Z cenderung akan mudah bosan jika disuguhkan sesuatu yang monoton atau konvensional, sehingga proses pembelajaran di sekolah perlu lebih divariasikan dengan metode atau media yang inovatif. Proses pembelajaran Gen Z lebih ditekankan dalam penggunaan teknologi khususnya teknologi digital dalam untuk eksplorasi pengetahuan, berdiskusi, membentuk kelompok, serta melakukan eksperimen.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Yayang Fatma Imania, S. Pd,. Guru PPL PPG Mapel Fisika
Editor: Tim Humas
Komentar Pengunjung